Keren! Laba Bersih PTPN III Meroket 227,8% Menjadi Rp1,45 Triliun
Kamis, 26 Agustus 2021 - 16:15 WIB
JAKARTA - Holding Perkebunan Nusantara atau PTPN III (Persero) membukukan pertumbuhan laba bersih mencapai 227,81% menjadi Rp1,45 trilliun pada semester I/2021. Jumlah itu naik dua kali lipat dari posisi tahun lalu dengan kerugian sebesar Rp1,1 trilliun (yoy).
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani menyebutkan, kinerja keuangan perusahaan didukung sejumlah aspek antara lain restrukturisasi, peningkatan produksi dan produktivitas, serta peningkatan nilai tambah produk melalui hilirisasi.
Dia mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, perusahaan memperlihatkan tren kinerja positif melalui pelaksanaan operational excellence, back to basic, serta penekanan pada culture planters. Capaian itu antara lain didukung oleh meningkatnya produksi CPO 19 persen di atas tahun lalu dan penurunan beban biaya produksi sebesar 14% dari tahun lalu. “Revenue kami per Juni 2021, sudah mencapai 120,34% dari RKAP tahun 2021," ungkap Ghani, Kamis (26/8/2021).
Kenaikan pendapatan juga berpengaruh pada kenaikan margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar 245,34% dibandingkan tahun 2020 atau senilai Rp5,46 triliun.
Ghani mencatat, pencapaian tersebut merupakan implementasi dari program EBITDA Transformation, dimana, pada tahun pertama pihaknya membangun fondasi transformasi melalui revenue enhancement, operations control tower, orocurement excellence, logistics optimization, zero based vudgeting (ZBB), hingga organizational excellence.
"Sejak akhir 2019 manajemen terus melakukan transformasi bisnis beserta Anak Perusahaan melalui strategi perusahaan yang tersusun dalam roadmap transformasi perusahaan," jelasnya.
Dia mengatakan, perseroan memiliki lima strategi untuk melakukan transformasi hingga membawa kinerja PTPN Group ke level yang lebih baik lagi. Kelima strategi tersebut terdiri dari tiga strategi utama yakni optimalisasi portfolio dan operational excellence, commercial excellence & ekspansi hilir dan optimalisasi aset dan kemitraan strategis. Selanjutnya, dua strategi pendukung yaitu pengembangan kapabilitas dan budaya peningkatan sistem teknologi.
"Program-program tersebut diterapkan untuk mengoptimalkan kinerja dan efektivitas perusahaan menghadapi tantangan di berbagai aspek termasuk pengelolaan portofolio, operasional, komersial, investasi dan pendanaan, model operasi, merit system, budaya dan kapabilitas," paparnya.
Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani menyebutkan, kinerja keuangan perusahaan didukung sejumlah aspek antara lain restrukturisasi, peningkatan produksi dan produktivitas, serta peningkatan nilai tambah produk melalui hilirisasi.
Dia mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, perusahaan memperlihatkan tren kinerja positif melalui pelaksanaan operational excellence, back to basic, serta penekanan pada culture planters. Capaian itu antara lain didukung oleh meningkatnya produksi CPO 19 persen di atas tahun lalu dan penurunan beban biaya produksi sebesar 14% dari tahun lalu. “Revenue kami per Juni 2021, sudah mencapai 120,34% dari RKAP tahun 2021," ungkap Ghani, Kamis (26/8/2021).
Kenaikan pendapatan juga berpengaruh pada kenaikan margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar 245,34% dibandingkan tahun 2020 atau senilai Rp5,46 triliun.
Ghani mencatat, pencapaian tersebut merupakan implementasi dari program EBITDA Transformation, dimana, pada tahun pertama pihaknya membangun fondasi transformasi melalui revenue enhancement, operations control tower, orocurement excellence, logistics optimization, zero based vudgeting (ZBB), hingga organizational excellence.
"Sejak akhir 2019 manajemen terus melakukan transformasi bisnis beserta Anak Perusahaan melalui strategi perusahaan yang tersusun dalam roadmap transformasi perusahaan," jelasnya.
Dia mengatakan, perseroan memiliki lima strategi untuk melakukan transformasi hingga membawa kinerja PTPN Group ke level yang lebih baik lagi. Kelima strategi tersebut terdiri dari tiga strategi utama yakni optimalisasi portfolio dan operational excellence, commercial excellence & ekspansi hilir dan optimalisasi aset dan kemitraan strategis. Selanjutnya, dua strategi pendukung yaitu pengembangan kapabilitas dan budaya peningkatan sistem teknologi.
"Program-program tersebut diterapkan untuk mengoptimalkan kinerja dan efektivitas perusahaan menghadapi tantangan di berbagai aspek termasuk pengelolaan portofolio, operasional, komersial, investasi dan pendanaan, model operasi, merit system, budaya dan kapabilitas," paparnya.
(fai)
tulis komentar anda