5 Jurus PTPN III Membalikkan Kinerja, dari Rugi Menjadi Untung Rp1,45 Triliun
Kamis, 26 Agustus 2021 - 16:46 WIB
JAKARTA - Kinerja keuangan perusahaan PTPN Group kian membaik, seiring langkah transformasi dalam pengelolaan manajemen Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) . Hal ini terlihat dengan kenaikan laba, penyelesaian restruktursisasi utang senilai Rp41 trilliun, dan berhasil diluncurkannya brand ritel premium NUSAKITA.
Dari sisi perbaikan kinerja ditandai dengan kenaikan laba bersih sebesar 227,81% senilai Rp1,45 trilliun atau naik dua kali lipat lebih dari tahun lalu yang sebelumnya rugi sebesar Rp1,1 trilliun (yoy), bahkan setelah dua tahun berturut-turut mengalami kerugian. Selain laba, revenue PTPN tumbuh 36,37% mencapai Rp21,26 triliun atau tumbuh sebesar 36,37% (yoy) di atas pencapaian tahun lalu.
Kinerja keuangan didukung oleh beberapa aspek antara lain restrukturisasi, peningkatan produksi dan produktivitas, serta peningkatan nilai tambah produk melalui hilirisasi. Di tengah pandemi Covid-19, perusahaan memperlihatkan tren kinerja positif melalui pelaksanaan operational excellence, back to basic, serta penekanan pada culture planters. Capaian itu antara lain didukung oleh meningkatnya produksi CPO sebesar 19% di atas tahun lalu dan penurunan beban biaya produksi sebesar 14% dari tahun lalu.
"Revenue kami per Juni 2021, sudah mencapai 120,34% dari RKAP tahun 2021. Kenaikan revenue itu juga berpengaruh pada kenaikan margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar 245,34% dibandingkan tahun 2020 atau senilai Rp5,46 triliun. Pencapaian tersebut merupakan implementasi dari program EBITDA Transformation, dan pada tahun pertama PTPN Group membangun fondasi transformasi melalui Revenue Enhancement, Operations Control Tower, Procurement Excellence, Logistics Optimization, Zero Based Budgeting (ZBB) dan Organizational Excellence,” papar Mohammad Abdul Ghani, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Kamis (26/8/2021).
Ghani menambahkan, perbaikan kinerja yang mengesankan ini, tidak lepas dari upaya transformasi bisnis yang dijalankan perusahaan. “Sejak akhir 2019 manajemen terus melakukan transformasi bisnis beserta anak perusahaan melalui strategi perusahaan yang tersusun dalam roadmap transformasi perusahaan,” jelasnya.
Ada lima strategi yang ditempuh manajemen Holding PTPN dalam melakukan transformasi hingga membawa kinerja PTPN Group mencapai level menggembirakan. Kelima strategi tersebut meliputi tiga strategi utama; Optimalisasi Portfolio & Operational Excellence, Commercial Excellence & Ekspansi Hilir dan Optimalisasi Aset & Kemitraan Strategis dan dua strategi pendukung, yaitu Pengembangan Kapabilitas dan Budaya & Peningkatan System dan Teknologi. Hal tersebut tecermin dalam sejumlah bidang pencapaian: revenue, kinerja, produk unggulan, dan pengembangan sumber daya manusia.
Program-program tersebut diterapkan untuk mengoptimalkan kinerja dan efektivitas perusahaan menghadapi tantangan di berbagai aspek termasuk pengelolaan portofolio, operasional, komersial, investasi dan pendanaan, model operasi, merit system, budaya dan kapabilitas. Selain itu, peningkatan kinerja PTPN Group juga didukung oleh penerapan Integrated Procurement System (IPS), merupakan proses pengadaan barang dan jasa secara terintegrasi dengan bantuan aplikasi dan teknologi berbasis internet. IPS memberikan manfaat antara lain mengurangi biaya perusahaan sehingga diperoleh nilai efisiensi sebesar Rp 599,18 milyar atau 9,32% dari RKAP sampai dengan Semester I 2021.
Dari sisi perbaikan kinerja ditandai dengan kenaikan laba bersih sebesar 227,81% senilai Rp1,45 trilliun atau naik dua kali lipat lebih dari tahun lalu yang sebelumnya rugi sebesar Rp1,1 trilliun (yoy), bahkan setelah dua tahun berturut-turut mengalami kerugian. Selain laba, revenue PTPN tumbuh 36,37% mencapai Rp21,26 triliun atau tumbuh sebesar 36,37% (yoy) di atas pencapaian tahun lalu.
Kinerja keuangan didukung oleh beberapa aspek antara lain restrukturisasi, peningkatan produksi dan produktivitas, serta peningkatan nilai tambah produk melalui hilirisasi. Di tengah pandemi Covid-19, perusahaan memperlihatkan tren kinerja positif melalui pelaksanaan operational excellence, back to basic, serta penekanan pada culture planters. Capaian itu antara lain didukung oleh meningkatnya produksi CPO sebesar 19% di atas tahun lalu dan penurunan beban biaya produksi sebesar 14% dari tahun lalu.
"Revenue kami per Juni 2021, sudah mencapai 120,34% dari RKAP tahun 2021. Kenaikan revenue itu juga berpengaruh pada kenaikan margin pendapatan sebelum pajak, bunga, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) sebesar 245,34% dibandingkan tahun 2020 atau senilai Rp5,46 triliun. Pencapaian tersebut merupakan implementasi dari program EBITDA Transformation, dan pada tahun pertama PTPN Group membangun fondasi transformasi melalui Revenue Enhancement, Operations Control Tower, Procurement Excellence, Logistics Optimization, Zero Based Budgeting (ZBB) dan Organizational Excellence,” papar Mohammad Abdul Ghani, Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero), Kamis (26/8/2021).
Ghani menambahkan, perbaikan kinerja yang mengesankan ini, tidak lepas dari upaya transformasi bisnis yang dijalankan perusahaan. “Sejak akhir 2019 manajemen terus melakukan transformasi bisnis beserta anak perusahaan melalui strategi perusahaan yang tersusun dalam roadmap transformasi perusahaan,” jelasnya.
Ada lima strategi yang ditempuh manajemen Holding PTPN dalam melakukan transformasi hingga membawa kinerja PTPN Group mencapai level menggembirakan. Kelima strategi tersebut meliputi tiga strategi utama; Optimalisasi Portfolio & Operational Excellence, Commercial Excellence & Ekspansi Hilir dan Optimalisasi Aset & Kemitraan Strategis dan dua strategi pendukung, yaitu Pengembangan Kapabilitas dan Budaya & Peningkatan System dan Teknologi. Hal tersebut tecermin dalam sejumlah bidang pencapaian: revenue, kinerja, produk unggulan, dan pengembangan sumber daya manusia.
Program-program tersebut diterapkan untuk mengoptimalkan kinerja dan efektivitas perusahaan menghadapi tantangan di berbagai aspek termasuk pengelolaan portofolio, operasional, komersial, investasi dan pendanaan, model operasi, merit system, budaya dan kapabilitas. Selain itu, peningkatan kinerja PTPN Group juga didukung oleh penerapan Integrated Procurement System (IPS), merupakan proses pengadaan barang dan jasa secara terintegrasi dengan bantuan aplikasi dan teknologi berbasis internet. IPS memberikan manfaat antara lain mengurangi biaya perusahaan sehingga diperoleh nilai efisiensi sebesar Rp 599,18 milyar atau 9,32% dari RKAP sampai dengan Semester I 2021.
tulis komentar anda