Budi Waseso Bongkar Soal Kerugian dan Utang Pemerintah ke Bulog Capai Rp4 Triliun
Selasa, 31 Agustus 2021 - 11:45 WIB
JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso membeberkan, utang pemerintah senilai Rp 4 triliun yang belum dibayarkan. Utang tersebut berasal dari penugasan negara kepada Bulog perihal pengadaan impor beras dan disposal 20.000 ton.
Impor beras yang dimaksud berupa pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) pada tahun-tahun sebelumnya. Sementara disposal 20.000 ton dengan nilai Rp 173 miliar.
"Sampai saat ini utang negara kepada Bulog itu hampir Rp4 triliun belum terbayar. Saya sampaikan disposal 20.000 ton lalu sampai saat ini belum ada pembayarannya. Negara punya utang ke kami Rp 173 miliar dari situ (disposal)," ujar Buwas -sapaan akrab Budi Waseso-, Selasa (31/8/2021).
Pengadaan atau pembelian beras impor yang dilakukan Bulog justru menggunakan pinjaman bank. Buwas menyebut, hingga saat ini bunga pinjaman terus berjalan.
Di sisi lain, stok beras impor sejak 2018 lalu masih tersedia. Untuk menjaga mutunya tetap terjaga manajemen pun mengeluarkan biaya perawatan. Namun lantara sudah bertahun-tahun, mutu beras pun terus turun.
Buwas menegaskan, selama tiga tahun belakangan CBP hasil impor sudah turun mutu. Tentu, kualitas beras yang rendah akan membuat harganya anjlok saat di jual di pasaran.
"Nah ini termasuk juga beras yang kita beli itu sudah menahun, perawatannya mahal, karena itu kita rawat dengan biaya yang tinggi sedangkan kualitasnya pasti turun. Kita jual nggak mungkin harga mahal, karena kemarin kita cek ke lab dan kita taksir berapa nilainya kalau itu dijual murah," kata dia.
Kondisi tersebut, lanjut dia, membuat perusahaan pelat merah itu membukukan kerugian. Meski demikian, Buwas tidak merinci beberapa kerugian yang dialami Bulog
"Sementara kalau kita itung-itung ini kita rugi terus Pak, jadi soal kerugian Bulog ini rugi," ungkapnya.
Impor beras yang dimaksud berupa pemenuhan stok cadangan beras pemerintah (CBP) pada tahun-tahun sebelumnya. Sementara disposal 20.000 ton dengan nilai Rp 173 miliar.
"Sampai saat ini utang negara kepada Bulog itu hampir Rp4 triliun belum terbayar. Saya sampaikan disposal 20.000 ton lalu sampai saat ini belum ada pembayarannya. Negara punya utang ke kami Rp 173 miliar dari situ (disposal)," ujar Buwas -sapaan akrab Budi Waseso-, Selasa (31/8/2021).
Pengadaan atau pembelian beras impor yang dilakukan Bulog justru menggunakan pinjaman bank. Buwas menyebut, hingga saat ini bunga pinjaman terus berjalan.
Di sisi lain, stok beras impor sejak 2018 lalu masih tersedia. Untuk menjaga mutunya tetap terjaga manajemen pun mengeluarkan biaya perawatan. Namun lantara sudah bertahun-tahun, mutu beras pun terus turun.
Buwas menegaskan, selama tiga tahun belakangan CBP hasil impor sudah turun mutu. Tentu, kualitas beras yang rendah akan membuat harganya anjlok saat di jual di pasaran.
"Nah ini termasuk juga beras yang kita beli itu sudah menahun, perawatannya mahal, karena itu kita rawat dengan biaya yang tinggi sedangkan kualitasnya pasti turun. Kita jual nggak mungkin harga mahal, karena kemarin kita cek ke lab dan kita taksir berapa nilainya kalau itu dijual murah," kata dia.
Baca Juga
Kondisi tersebut, lanjut dia, membuat perusahaan pelat merah itu membukukan kerugian. Meski demikian, Buwas tidak merinci beberapa kerugian yang dialami Bulog
"Sementara kalau kita itung-itung ini kita rugi terus Pak, jadi soal kerugian Bulog ini rugi," ungkapnya.
(akr)
tulis komentar anda