APPBI: Pusat Perbelanjaan Berpotensi Kehilangan Rp5 Triliun per Bulan
Senin, 06 September 2021 - 12:42 WIB
JAKARTA - Pusat perbelanjaan berpotensi kehilangan pendapatan hingga Rp5 triliun per bulan selama pembatasan mobilitas di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat ( PPKM ).
"Selama ditutup sementara, maka pusat perbelanjaan (anggota APPBI di seluruh Indonesia) berpotensi kehilangan pendapatan sekitar Rp5 triliun setiap bulan. Dan nilai tersebut adalah nilai pendapatan bukan nilai penjualan," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin (6/9/2021).
Alphonzus mengakui, saat ini sudah terjadi peningkatan pengunjung ke pusat perbelanjaan setelah diizinkan beroperasi kembali pada pertengahan Agustus 2021. Hal itu tentunya berpengaruh terhadap pendapatan pusat perbelanjaan.
"Tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan meningkat sejak ada banyak kelonggaran meski secara bertahap sejak diberlakukan pelonggaran, namun memang peningkatannya masih cenderung lambat," ujarnya.
Dia berharap tren peningkatan kunjungan ke pusat perbelanjaan akan terus meningkat seiring dengan berbagai pelonggaran yang diberlakukan oleh pemerintah.
"Jika kondisi yang cukup baik ini bisa terus bisa dipertahankan maka paling tidak kami berharap bisa mulai mengembalikan kondisi usaha dari keterpurukan yang terjadi pada bulan Juli dan sebagian bukan Agustus akibat penutupan operasional," pungkasnya.
Dia juga berharap Aplikasi PeduliLindungi bisa menjadi penggerak roda bisnis di pusat perbelanjaan di tengah pandemi Covid-19 seiring pelonggaran PPKM dan penerapan protokol kesehatan oleh pengelola pusat perbelanjaan.
"Selama ditutup sementara, maka pusat perbelanjaan (anggota APPBI di seluruh Indonesia) berpotensi kehilangan pendapatan sekitar Rp5 triliun setiap bulan. Dan nilai tersebut adalah nilai pendapatan bukan nilai penjualan," ujar Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Senin (6/9/2021).
Alphonzus mengakui, saat ini sudah terjadi peningkatan pengunjung ke pusat perbelanjaan setelah diizinkan beroperasi kembali pada pertengahan Agustus 2021. Hal itu tentunya berpengaruh terhadap pendapatan pusat perbelanjaan.
"Tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan meningkat sejak ada banyak kelonggaran meski secara bertahap sejak diberlakukan pelonggaran, namun memang peningkatannya masih cenderung lambat," ujarnya.
Dia berharap tren peningkatan kunjungan ke pusat perbelanjaan akan terus meningkat seiring dengan berbagai pelonggaran yang diberlakukan oleh pemerintah.
"Jika kondisi yang cukup baik ini bisa terus bisa dipertahankan maka paling tidak kami berharap bisa mulai mengembalikan kondisi usaha dari keterpurukan yang terjadi pada bulan Juli dan sebagian bukan Agustus akibat penutupan operasional," pungkasnya.
Dia juga berharap Aplikasi PeduliLindungi bisa menjadi penggerak roda bisnis di pusat perbelanjaan di tengah pandemi Covid-19 seiring pelonggaran PPKM dan penerapan protokol kesehatan oleh pengelola pusat perbelanjaan.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda