Demi Berdayakan Ekonomi Rakyat, Menko Airlangga Dorong Kepala Daerah Salurkan KUR
Kamis, 09 September 2021 - 12:37 WIB
JAKARTA - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto meminta para kepala daerah mempercepat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat. Caranya, dengan mendorong Dinas UMKM masing-masing guna menyalurkan KUR yang berbunga rendah.
“Sayang kalau KUR ini tidak dimanfaatkan seluas-luasnya,” ujar Airlangga Hartarto, Kamis (9/9/2021) pagi di Medan, Sumatera Utara.
Menko Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu secara khusus meminta Gubernur Sumut Edy Rahmayadi untuk menginstruksikan Dinas UMKM mendorong KUR. “Kita sudah mempersiapkan KUR cluster. Bunganya cuma 3%. Jadi sayang kalua pemerintah daerah tidak meminta Dinas UMKM tidak mendorong KUR,” jelasnya.
Airlangga menjelaskan, anggaran yang diturunkan pemerintah untuk KUR mencapai Rp285 triliun. Untuk KUR cluster ini, imbuh Airlangga Hartarto, pemerintah juga tidak secara spesifik menentukan alokasinya. Misalnya, berapa persen untuk pertanian, industri, atau lainnya. “Kita buka sebebas-bebasnya,” tegas Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini.
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan, penerima KUR pertama ini akan diberikan grace-period selama enam bulan. “Enam bulan tidak perlu bayar bunganya, setelah itu baru bayar 3%,” paparnya.
Untuk pemberdayaan ekonomi, imbuh Airlangga, banyak sekali yang sudah digelontorkan oleh pemerintah. Salah satunya, KUR bisa untuk peremajaan sawit dan bisa juga KUR Kelompok. “Satu orang bisa menerima Rp500 juta. Atau kelompok 10 orang. Maka untuk satu program di wilayah tersebut bisa diberikan Rp5 miliar, 500 juta kali,” tuturnya.
Menko Perekonomian menambahkan, mengacu pada demografi Sumut, pencapaian KUR cluster di provinsi ini bisa lebih besar lagi. “Tentu ini bisa didorong karena Sumut ini berbasis pertanian, atau yang lainnya. Silakan membuat kelompok, nanti kami bisa bantu,” tegasnya.
Untuk diketahui, KUR cluster adalah pembiayaan KUR kepada kelompok usaha dengan plafon hingga Rp500 juta. Penyaluran KUR pada 2021 ini telah mendekati pola normal sebelum pandemi Covid-19 dengan rata-rata penyaluran sebesar Rp21,84 triliun per bulan.
Peningkatan KUR tersebut karena perekonomian mulai pulih dan tingkat suku bunga yang rendah, yakni 3%. KUR dengan model cluster diperkirakan dapat menjadi pendongkrak pertumbuhan kredit wong cilik yang lebih berkualitas ke depan.
Sedikitnya ada sekitar 721 pelaku usaha skema cluster ini yang berpotensi untuk mendapat pembiayaan lebih lanjut setelah terpuruk oleh pandemi Covid-19.
“Sayang kalau KUR ini tidak dimanfaatkan seluas-luasnya,” ujar Airlangga Hartarto, Kamis (9/9/2021) pagi di Medan, Sumatera Utara.
Baca Juga
Menko Perekonomian yang juga Ketua Umum Partai Golkar itu secara khusus meminta Gubernur Sumut Edy Rahmayadi untuk menginstruksikan Dinas UMKM mendorong KUR. “Kita sudah mempersiapkan KUR cluster. Bunganya cuma 3%. Jadi sayang kalua pemerintah daerah tidak meminta Dinas UMKM tidak mendorong KUR,” jelasnya.
Airlangga menjelaskan, anggaran yang diturunkan pemerintah untuk KUR mencapai Rp285 triliun. Untuk KUR cluster ini, imbuh Airlangga Hartarto, pemerintah juga tidak secara spesifik menentukan alokasinya. Misalnya, berapa persen untuk pertanian, industri, atau lainnya. “Kita buka sebebas-bebasnya,” tegas Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini.
Lebih lanjut, Airlangga menjelaskan, penerima KUR pertama ini akan diberikan grace-period selama enam bulan. “Enam bulan tidak perlu bayar bunganya, setelah itu baru bayar 3%,” paparnya.
Untuk pemberdayaan ekonomi, imbuh Airlangga, banyak sekali yang sudah digelontorkan oleh pemerintah. Salah satunya, KUR bisa untuk peremajaan sawit dan bisa juga KUR Kelompok. “Satu orang bisa menerima Rp500 juta. Atau kelompok 10 orang. Maka untuk satu program di wilayah tersebut bisa diberikan Rp5 miliar, 500 juta kali,” tuturnya.
Menko Perekonomian menambahkan, mengacu pada demografi Sumut, pencapaian KUR cluster di provinsi ini bisa lebih besar lagi. “Tentu ini bisa didorong karena Sumut ini berbasis pertanian, atau yang lainnya. Silakan membuat kelompok, nanti kami bisa bantu,” tegasnya.
Untuk diketahui, KUR cluster adalah pembiayaan KUR kepada kelompok usaha dengan plafon hingga Rp500 juta. Penyaluran KUR pada 2021 ini telah mendekati pola normal sebelum pandemi Covid-19 dengan rata-rata penyaluran sebesar Rp21,84 triliun per bulan.
Peningkatan KUR tersebut karena perekonomian mulai pulih dan tingkat suku bunga yang rendah, yakni 3%. KUR dengan model cluster diperkirakan dapat menjadi pendongkrak pertumbuhan kredit wong cilik yang lebih berkualitas ke depan.
Sedikitnya ada sekitar 721 pelaku usaha skema cluster ini yang berpotensi untuk mendapat pembiayaan lebih lanjut setelah terpuruk oleh pandemi Covid-19.
(fai)
tulis komentar anda