Pandemi Percepat Transformasi Digital di Industri Transportasi
Kamis, 09 September 2021 - 20:44 WIB
JAKARTA - Pandemi Covid-19 dapat menjadi pendorong untuk mempercepat transformasi digital di industri transportasi dan logistik, sebagai salah satu sektor terpenting selama pandemi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan transformasi digital merupakan kebutuhan bagi transportasi modern, termasuk perusahaan yang bergerak di bidang transportasi. Hal tersebut membutuhkan penggabungan solusi teknologi digital yang inovatif untuk diperkenalkan di sektor transportasi.
“Hal ini diikuti dengan pengembangan dan pengoperasian sistem transportasi yang cerdas,” kata Budi Karya saat menghadiri NEC Industry 4.0 Web Summit bertema “Digital Experience in Transportation Solutions” di Jakarta, Kamis (9/9/2021).
Banyak kota besar di seluruh dunia saat ini menghadapi masalah kemacetan lalu lintas karena kurangnya sistem angkutan massal yang efisien. Selain itu, kota-kota besar seperti Jakarta menghadapi tantangan dari urbanisasi yang cepat dan peningkatan populasi.
Akibatnya, infrastruktur transportasi umum yang ada menjadi lebih tidak dapat diandalkan dan penuh sesak, menyebabkan masyarakat memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil yang menambah kepadatan jalan di Jakarta.
Menyadari kebutuhan akan sistem transportasi pintar yang aman, terjamin, dan lancar, NEC Indonesia telah mengembangkan portofolio solusi yang dapat membantu pemerintah mengelola kemacetan lalu lintas menggunakan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things( IoT).
Mulai dari fleet management system bagi perusahaan penyedia layanan transportasi bus, ticket clearing system yang memungkinkan penumpang hanya cukup satu kali tap in dan tap out dalam satu rute perjalanan walaupun berganti moda transportasi, teknologi pengenalan wajah (face recognition) sebagai pengganti tiket fisik yang dapat terintegrasi dengan sistem Account Based Ticketing (ABT), hingga teknologi AI yang dapat menganalisa perilaku supir dalam mengemudi.
Presiden Direktur, NEC Indonesia, Joji Yamamoto mengatakan sistem transportasi pintar NEC dapat digunakan di berbagai sektor, termasuk penerbangan, kereta api, dan jalan raya. “Solusi transportasi kami telah diterapkan oleh otoritas lokal di seluruh dunia yang meningkatkan infrastruktur mereka dengan tujuan meningkatkan pengalaman transportasi umum secara keseluruhan dan mendorong masyarakat untuk meninggalkan kendaraan mereka di rumah serta beralih kepada transportasi umum,” jelasnya.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan transformasi digital merupakan kebutuhan bagi transportasi modern, termasuk perusahaan yang bergerak di bidang transportasi. Hal tersebut membutuhkan penggabungan solusi teknologi digital yang inovatif untuk diperkenalkan di sektor transportasi.
“Hal ini diikuti dengan pengembangan dan pengoperasian sistem transportasi yang cerdas,” kata Budi Karya saat menghadiri NEC Industry 4.0 Web Summit bertema “Digital Experience in Transportation Solutions” di Jakarta, Kamis (9/9/2021).
Banyak kota besar di seluruh dunia saat ini menghadapi masalah kemacetan lalu lintas karena kurangnya sistem angkutan massal yang efisien. Selain itu, kota-kota besar seperti Jakarta menghadapi tantangan dari urbanisasi yang cepat dan peningkatan populasi.
Akibatnya, infrastruktur transportasi umum yang ada menjadi lebih tidak dapat diandalkan dan penuh sesak, menyebabkan masyarakat memilih untuk menggunakan kendaraan pribadi seperti sepeda motor atau mobil yang menambah kepadatan jalan di Jakarta.
Menyadari kebutuhan akan sistem transportasi pintar yang aman, terjamin, dan lancar, NEC Indonesia telah mengembangkan portofolio solusi yang dapat membantu pemerintah mengelola kemacetan lalu lintas menggunakan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI) dan Internet of Things( IoT).
Mulai dari fleet management system bagi perusahaan penyedia layanan transportasi bus, ticket clearing system yang memungkinkan penumpang hanya cukup satu kali tap in dan tap out dalam satu rute perjalanan walaupun berganti moda transportasi, teknologi pengenalan wajah (face recognition) sebagai pengganti tiket fisik yang dapat terintegrasi dengan sistem Account Based Ticketing (ABT), hingga teknologi AI yang dapat menganalisa perilaku supir dalam mengemudi.
Presiden Direktur, NEC Indonesia, Joji Yamamoto mengatakan sistem transportasi pintar NEC dapat digunakan di berbagai sektor, termasuk penerbangan, kereta api, dan jalan raya. “Solusi transportasi kami telah diterapkan oleh otoritas lokal di seluruh dunia yang meningkatkan infrastruktur mereka dengan tujuan meningkatkan pengalaman transportasi umum secara keseluruhan dan mendorong masyarakat untuk meninggalkan kendaraan mereka di rumah serta beralih kepada transportasi umum,” jelasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda