Kurangi Limbah Masker, Pengusaha Muda Gagas Program Kresek Kesadaran
Jum'at, 24 September 2021 - 19:16 WIB
JAKARTA - Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) Jaya Sona Maesana mengungkapkan keresahannya atas limbah masker yang kian menumpuk seiring pandemi Covid-19 yang masih berlangsung.
Sena menyontohkan, saat dirinya menggunakan masker medis sekali pakai, setelah pemakaian beberapa jam dia akan merobek dan kemudian membuangnya. Namun, tidak sedikit orang yang memakai masker dan kemudian membuangnya sembarangan. Hal ini kemudian menjadi isu atau permasalahan, terkait bagaimana cara yang tepat dalam menangani limbah masker.
"Lalu, apakah pengolahannya sama dengan sampah yang lain? Ternyata isu ini menjadi masalah baru dalam sektor lingkungan hidup yang berbahaya," ujar Sona dalam sambutannya di acara Waste to Art Kesan "Kresek Kesadaran"- Solusi Bertanggung Jawab Untuk Masker Bekas Sekali Pakai di Jakarta, Jumat (24/9/2021).
Dia menjelaskan, masker tergolong sampah medis yang memakan waktu lama untuk didaur ulang dan berpotensi masih membawa virus yang menempel. Maka itu, Hipmi Jaya bersama MVB Indonesia, Parongpong, dan Evo&co memprakarsai program Kesan (Kresek Kesadaran) sebagai solusi bertanggung jawab atas pembuangan masker bekas.
Program ini ditujukan untuk melindungi lingkungan dengan menciptakan layanan pembuangan masker sekali pakai yang akan diolah menggunakan pengolahan limbah hidrotermal.
"Jumlah sampah medis juga hitungannya sangat besar. Saya sendiri memakai masker medis ini sehari 2-3 kali, bayangkan bagaimana jika misal 100 juta penduduk Indonesia saja, memakai masker ini. Menjadi pertanyaan kira-kira berapa totalnya yang harus diolah atau dikelola kembali," ungkap Sona.
Dia menyampaikan bahwa Hipmi Jaya juga ingin berpartisipasi, berperan aktif, dan membantu pemerintah dalam menangani masalah limbah masker ini. Bahkan, pemerintah Indonesia sendiri menargetkan pengurangan 30% sampah medis atau masker dan juga 70% penanganannya di tahun 2025.
"Tapi kalau kita semua hanya mengandalkan pemerintah, tentunya mustahil target itu tercapai. Kami dari Hipmi Jaya, organisasi pengusaha muda terbesar di DKI Jakarta dengan ribuan member yang bisnis anggotanya bervariasi, salah satunya bisnis yang berfokus pada penanganan masalah lingkungan," bebernya.
Dia berharap, program Kesan ini bisa membantu mencarikan, minimal solusi untuk penanganan sampah masker yang ada di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta. "Hipmi Jaya akan selalu mensupport, mendorong, memberikan kontribusi terhadap gerakan atau kegiatan seperti ini," tandasnya.
Sena menyontohkan, saat dirinya menggunakan masker medis sekali pakai, setelah pemakaian beberapa jam dia akan merobek dan kemudian membuangnya. Namun, tidak sedikit orang yang memakai masker dan kemudian membuangnya sembarangan. Hal ini kemudian menjadi isu atau permasalahan, terkait bagaimana cara yang tepat dalam menangani limbah masker.
"Lalu, apakah pengolahannya sama dengan sampah yang lain? Ternyata isu ini menjadi masalah baru dalam sektor lingkungan hidup yang berbahaya," ujar Sona dalam sambutannya di acara Waste to Art Kesan "Kresek Kesadaran"- Solusi Bertanggung Jawab Untuk Masker Bekas Sekali Pakai di Jakarta, Jumat (24/9/2021).
Dia menjelaskan, masker tergolong sampah medis yang memakan waktu lama untuk didaur ulang dan berpotensi masih membawa virus yang menempel. Maka itu, Hipmi Jaya bersama MVB Indonesia, Parongpong, dan Evo&co memprakarsai program Kesan (Kresek Kesadaran) sebagai solusi bertanggung jawab atas pembuangan masker bekas.
Program ini ditujukan untuk melindungi lingkungan dengan menciptakan layanan pembuangan masker sekali pakai yang akan diolah menggunakan pengolahan limbah hidrotermal.
"Jumlah sampah medis juga hitungannya sangat besar. Saya sendiri memakai masker medis ini sehari 2-3 kali, bayangkan bagaimana jika misal 100 juta penduduk Indonesia saja, memakai masker ini. Menjadi pertanyaan kira-kira berapa totalnya yang harus diolah atau dikelola kembali," ungkap Sona.
Dia menyampaikan bahwa Hipmi Jaya juga ingin berpartisipasi, berperan aktif, dan membantu pemerintah dalam menangani masalah limbah masker ini. Bahkan, pemerintah Indonesia sendiri menargetkan pengurangan 30% sampah medis atau masker dan juga 70% penanganannya di tahun 2025.
"Tapi kalau kita semua hanya mengandalkan pemerintah, tentunya mustahil target itu tercapai. Kami dari Hipmi Jaya, organisasi pengusaha muda terbesar di DKI Jakarta dengan ribuan member yang bisnis anggotanya bervariasi, salah satunya bisnis yang berfokus pada penanganan masalah lingkungan," bebernya.
Dia berharap, program Kesan ini bisa membantu mencarikan, minimal solusi untuk penanganan sampah masker yang ada di Indonesia, khususnya di DKI Jakarta. "Hipmi Jaya akan selalu mensupport, mendorong, memberikan kontribusi terhadap gerakan atau kegiatan seperti ini," tandasnya.
(ind)
tulis komentar anda