Kontribusi BUMN ke Negara Tahun Ini Diprediksi Stagnan
Selasa, 28 September 2021 - 13:34 WIB
JAKARTA - Kontribusi BUMN pada 2021 terhadap penerimaan negara diperkirakan stagnan. Kontribusi tersebut berupa dividen, pajak, dan Penerima Negara Bukan Pajak ( PNBP ).
Estimasi awal Kementerian BUMN, dividen BUMN tahun ini berkisar antara Rp30 triliun hingga Rp35 triliun. Proyeksi tersebut lebih rendah dari target semula yakni Rp40 triliun. Hal itu antara lain terjadi karena 90% perusahaan juga terdampak Covid-19.
"Jadi paling tidak pada 2021 paling stagnan dulu. Tapi ke depan (akan) ada peningkatan," ujar Menteri BUMN Erick Thohir, dalam webinar di Jakarta, Selasa (28/9/2021).
Erick menegaskan, pemegang saham meyakini perbaikan nilai sumbangsih BUMN terhadap negara akan terjadi pada periode 2022-2024. Pada tahun depan, kata dia, dividen BUMN ditargetkan berada di angka Rp35,6 triliun.
Dia mengakui bahwa target itu masih rendah bila dibandingkan dengan kondisi sebelum Covid-19. Tercatat, sejak 2010-2019 total dividen yang dikontribusikan BUMN mencapai Rp377,8 triliun dan penerimaan pajak sebesar Rp1.518,7 triliun.
Sementara, sepanjang 2020 kontribusi BUMN ke negara mencapai Rp375 triliun. Angka ini terdiri atas dividen, pajak, dan PNBP.
Namun, kondisi berbalik arah karena proses restrukturisasi akibat dampak langsung pandemik ataupun warisan masalah lain BUMN, sehingga dividen yang dipatok pemerintah tak setinggi tahun-tahun sebelumnya.
Di lain sisi, Erick mengingatkan pemerintah memerlukan dana alternatif untuk program penanganan Covid-19 hingga investasi pascapandemi. Karena itu, upaya kontribusi BUMN pun diupayakan bisa ditingkatkan pada 2022 mendatang.
"Tapi kita tahu bahwa banyak sekali program pemerintah memerlukan dana ya untuk membantu rakyat yang kesulitan atau investasi daripada pasca-Covid itu sendiri," katanya.
Estimasi awal Kementerian BUMN, dividen BUMN tahun ini berkisar antara Rp30 triliun hingga Rp35 triliun. Proyeksi tersebut lebih rendah dari target semula yakni Rp40 triliun. Hal itu antara lain terjadi karena 90% perusahaan juga terdampak Covid-19.
"Jadi paling tidak pada 2021 paling stagnan dulu. Tapi ke depan (akan) ada peningkatan," ujar Menteri BUMN Erick Thohir, dalam webinar di Jakarta, Selasa (28/9/2021).
Erick menegaskan, pemegang saham meyakini perbaikan nilai sumbangsih BUMN terhadap negara akan terjadi pada periode 2022-2024. Pada tahun depan, kata dia, dividen BUMN ditargetkan berada di angka Rp35,6 triliun.
Dia mengakui bahwa target itu masih rendah bila dibandingkan dengan kondisi sebelum Covid-19. Tercatat, sejak 2010-2019 total dividen yang dikontribusikan BUMN mencapai Rp377,8 triliun dan penerimaan pajak sebesar Rp1.518,7 triliun.
Sementara, sepanjang 2020 kontribusi BUMN ke negara mencapai Rp375 triliun. Angka ini terdiri atas dividen, pajak, dan PNBP.
Namun, kondisi berbalik arah karena proses restrukturisasi akibat dampak langsung pandemik ataupun warisan masalah lain BUMN, sehingga dividen yang dipatok pemerintah tak setinggi tahun-tahun sebelumnya.
Di lain sisi, Erick mengingatkan pemerintah memerlukan dana alternatif untuk program penanganan Covid-19 hingga investasi pascapandemi. Karena itu, upaya kontribusi BUMN pun diupayakan bisa ditingkatkan pada 2022 mendatang.
"Tapi kita tahu bahwa banyak sekali program pemerintah memerlukan dana ya untuk membantu rakyat yang kesulitan atau investasi daripada pasca-Covid itu sendiri," katanya.
(fai)
tulis komentar anda