Proyek Kereta Cepat Banyak Kendala Teknis, Luhut Minta Tak Rugikan Warga
Minggu, 03 Oktober 2021 - 23:22 WIB
BANDUNG - Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan meminta kendala teknis yang dihadapi dalam pembangunan Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) tak merugikan warga. Kendala tersebut mestinya ditanggapi dengan serius dan mencari solusi terbaik.
"Beberapa kendala teknis yang perlu diperhatikan, jangan sampai merugikan rakyat, terutama yang tinggal di sekitar lokasi proyek," kata Luhut dalam siaran pers yang diterima MPI, Minggu (3/10/2021).
Hal itu disampaikan Luhut menanggapi pemaparan kendala proyek KCJB yang disampaikan Iskandar Purba selaku Project Manager Wika HSR di wilayah DK43 kawasan THK di Karawang. Menurutnya, tantangan pada titik pekerjaan ini adalah perlunya sinkronisasi antara pekerjaan.
Luhut menjelaskan proyek KCJB merupakan sebuah bukti bahwa bangsa Indonesia memiliki kompetensi untuk menyelesaikan proyek strategis nasional dengan baik dan masimal. “Setelah rampung, proyek KCJB akan jadi bukti bahwa bangsa kita mampu menyelesaikan proyek ini dengan maksimal,” tandasnya.
Saat menyambangi lokasi Casting Yard 2, Luhut mendapatkan pemaparan langsung dari Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengenai progress pembangunan KCJB. Disebutkan jika per 24 September 2021, pembangunan KCJB sudah mencapai 78,98%.
Sementara itu, hingga saat ini, PT KCIC terus melakukan upaya percepatan pembangunan KCJB guna mengejar target operasi yang ditetapkan pada akhir 2022. GM Corporate Secretary PT KCIC, Mirza Soraya menyebutkan percepatan pembangunan adalah salah satu konsen PT KCIC jelang target operasi di akhir 2022.
Tak hanya itu, beberapa aspek lain yang diperlukan untuk percepatan pembangunan pun sudah terpenuhi, seperti 11.805 batang rel untuk seluruh trase KCJB yang telah datang langsung dari China. Mirza menyebutkan, saat ini seluruh batang rel tersebut sudah dikirm ke Depo Tegalluar, Cileunyi, Jawa Barat, untuk dilakukan proses welding atau pengelasan agar menjadi rel sepanjang 500 meter.
Selain itu direncanakan di tahun ini hingga awal tahun, pembangunan struktur tunnel dan stasiun sudah rampung. Saat ini, rangkaian kereta cepat atau Electric Multiple Unit (EMU) dan kereta inspeksi, Comprehensive Inspection Train (CIT) sedang dalam tahap produksi di China. Jika tidak ada kendala, EMU dan CIT direncakan tiba di Indonesia pada pertengahan tahun mendatang.
Mirza menyebut ada beberapa kendala di lapangan yang sebagian telah diatasi. Kendala-kendala tersebut antara lain antara lain adalah relokasi fasos-fasum seperti jalan akses, SUTT, hingga jaringan pipa PDAM. PT KCIC bersama dengan konsorsium kontraktor dan stakeholder terkait terus melakukan diskusi dan pembahasan agar persoalan relokasi fasos-fasum ini bisa segera selesai.
"Kami selalu melakukan koordinasi dan diskusi secara intensif ketika ada persoalan yang ditemui dalam pembangunan. Dengan begitu, setiap kendala bisa dengan cepat teratasi," jelasnya.
"Beberapa kendala teknis yang perlu diperhatikan, jangan sampai merugikan rakyat, terutama yang tinggal di sekitar lokasi proyek," kata Luhut dalam siaran pers yang diterima MPI, Minggu (3/10/2021).
Baca Juga
Hal itu disampaikan Luhut menanggapi pemaparan kendala proyek KCJB yang disampaikan Iskandar Purba selaku Project Manager Wika HSR di wilayah DK43 kawasan THK di Karawang. Menurutnya, tantangan pada titik pekerjaan ini adalah perlunya sinkronisasi antara pekerjaan.
Luhut menjelaskan proyek KCJB merupakan sebuah bukti bahwa bangsa Indonesia memiliki kompetensi untuk menyelesaikan proyek strategis nasional dengan baik dan masimal. “Setelah rampung, proyek KCJB akan jadi bukti bahwa bangsa kita mampu menyelesaikan proyek ini dengan maksimal,” tandasnya.
Saat menyambangi lokasi Casting Yard 2, Luhut mendapatkan pemaparan langsung dari Presiden Direktur PT KCIC Dwiyana Slamet Riyadi mengenai progress pembangunan KCJB. Disebutkan jika per 24 September 2021, pembangunan KCJB sudah mencapai 78,98%.
Sementara itu, hingga saat ini, PT KCIC terus melakukan upaya percepatan pembangunan KCJB guna mengejar target operasi yang ditetapkan pada akhir 2022. GM Corporate Secretary PT KCIC, Mirza Soraya menyebutkan percepatan pembangunan adalah salah satu konsen PT KCIC jelang target operasi di akhir 2022.
Tak hanya itu, beberapa aspek lain yang diperlukan untuk percepatan pembangunan pun sudah terpenuhi, seperti 11.805 batang rel untuk seluruh trase KCJB yang telah datang langsung dari China. Mirza menyebutkan, saat ini seluruh batang rel tersebut sudah dikirm ke Depo Tegalluar, Cileunyi, Jawa Barat, untuk dilakukan proses welding atau pengelasan agar menjadi rel sepanjang 500 meter.
Selain itu direncanakan di tahun ini hingga awal tahun, pembangunan struktur tunnel dan stasiun sudah rampung. Saat ini, rangkaian kereta cepat atau Electric Multiple Unit (EMU) dan kereta inspeksi, Comprehensive Inspection Train (CIT) sedang dalam tahap produksi di China. Jika tidak ada kendala, EMU dan CIT direncakan tiba di Indonesia pada pertengahan tahun mendatang.
Baca Juga
Mirza menyebut ada beberapa kendala di lapangan yang sebagian telah diatasi. Kendala-kendala tersebut antara lain antara lain adalah relokasi fasos-fasum seperti jalan akses, SUTT, hingga jaringan pipa PDAM. PT KCIC bersama dengan konsorsium kontraktor dan stakeholder terkait terus melakukan diskusi dan pembahasan agar persoalan relokasi fasos-fasum ini bisa segera selesai.
"Kami selalu melakukan koordinasi dan diskusi secara intensif ketika ada persoalan yang ditemui dalam pembangunan. Dengan begitu, setiap kendala bisa dengan cepat teratasi," jelasnya.
(uka)
tulis komentar anda