Uji Terbang Bioavtur J2.4 Sukses, RI Makin Pede Membangun Kemandirian Energi
Kamis, 07 Oktober 2021 - 10:02 WIB
JAKARTA - Keberhasilan uji terbang dengan bahan bakar campuran bahan bakar Bioavtur 2,4% (J2.4) telah memberikan kepercayaan tinggi terhadap kemampuan Indonesia dalam memanfaatkan sumber daya domestik. Khususnya minyak sawit untuk dimanfaatkan sebagai upaya membangun kemandirian energi nasional.
Melalui terobosan ini diharapkan dapat berdampak pada pengurangan ketergantungan energi dari impor, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Memperhatikan potensi pasar Bioavtur J2.4 yang dapat mencapai sekitar Rp1,1 triliun per tahun, inovasi ini perlu didukung dengan kebijakan fiskal baik melalui kebijakan perpajakan maupun dana riset dalam rangka peningkatan keekonomian Bioavtur J2.4 guna merealisasikan potensi ekonomi tersebut bagi pembangunan bangsa.
Ke depannya diharapkan agar Bioavtur J2.4 juga dapat diujiterbangkan pada pesawat-pesawat komersial sehingga potensi pasar bahan bakar hasil inovasi anak bangsa ini dapat terus dikembangkan.
Upaya Pemerintah dalam pengembangan J2.4, keberhasilan katalis merah putih, dan keberhasilan uji terbang J2.4 merupakan momentum yang perlu dikomunikasikan dan mendapat perhatian dari semua stakeholders terkait serta masyarakat luas.
“Kita patut berbangga bahwa pagi ini kita dapat menyaksikan keberhasilan anak bangsa yang dapat mewujudkan pembuatan bioavtur atau J2.4 yang juga telah diuji terbangkan dengan menggunakan pesawat CN235-220 milik PT Dirgantara Indonesia,” tegas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Seremonial Keberhasilan Uji Terbang Dengan Bahan Bakar Campuran Bahan Bakar Bioavtur 2,4% (J2.4) yang dilakukan secara virtual, Rabu (6/10).
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi peningkatan kontribusi biofuel bagi sektor transportasi udara, penguatan ketahanan energi nasional, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Saya mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat antara lain kepada Kementerian ESDM dan seluruh pihak yang terlibat aktif dalam penyelenggaraan acara ini dan juga tim peneliti yang beranggotakan para tenaga ahli dari ITB, PT Pertamina, PT DI, PT GMF, Kementerian Perhubungan serta didukung oleh BPDPKS. Kolaborasi antara Perguruan Tinggi, Industri dan Pemerintah yang telah diimplementasikan dengan baik sehingga menjadi momentum bagi pengembangan riset dan inovasi di dalam negeri,” pungkasnya.
Melalui terobosan ini diharapkan dapat berdampak pada pengurangan ketergantungan energi dari impor, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
Memperhatikan potensi pasar Bioavtur J2.4 yang dapat mencapai sekitar Rp1,1 triliun per tahun, inovasi ini perlu didukung dengan kebijakan fiskal baik melalui kebijakan perpajakan maupun dana riset dalam rangka peningkatan keekonomian Bioavtur J2.4 guna merealisasikan potensi ekonomi tersebut bagi pembangunan bangsa.
Ke depannya diharapkan agar Bioavtur J2.4 juga dapat diujiterbangkan pada pesawat-pesawat komersial sehingga potensi pasar bahan bakar hasil inovasi anak bangsa ini dapat terus dikembangkan.
Upaya Pemerintah dalam pengembangan J2.4, keberhasilan katalis merah putih, dan keberhasilan uji terbang J2.4 merupakan momentum yang perlu dikomunikasikan dan mendapat perhatian dari semua stakeholders terkait serta masyarakat luas.
“Kita patut berbangga bahwa pagi ini kita dapat menyaksikan keberhasilan anak bangsa yang dapat mewujudkan pembuatan bioavtur atau J2.4 yang juga telah diuji terbangkan dengan menggunakan pesawat CN235-220 milik PT Dirgantara Indonesia,” tegas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto pada acara Seremonial Keberhasilan Uji Terbang Dengan Bahan Bakar Campuran Bahan Bakar Bioavtur 2,4% (J2.4) yang dilakukan secara virtual, Rabu (6/10).
Keberhasilan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal bagi peningkatan kontribusi biofuel bagi sektor transportasi udara, penguatan ketahanan energi nasional, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Saya mengapresiasi seluruh pihak yang terlibat antara lain kepada Kementerian ESDM dan seluruh pihak yang terlibat aktif dalam penyelenggaraan acara ini dan juga tim peneliti yang beranggotakan para tenaga ahli dari ITB, PT Pertamina, PT DI, PT GMF, Kementerian Perhubungan serta didukung oleh BPDPKS. Kolaborasi antara Perguruan Tinggi, Industri dan Pemerintah yang telah diimplementasikan dengan baik sehingga menjadi momentum bagi pengembangan riset dan inovasi di dalam negeri,” pungkasnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda