Masyarakat Makin Peduli Kesehatan, Cigna Hadirkan CMP Cashless
Kamis, 14 Oktober 2021 - 14:51 WIB
JAKARTA - Sejak pandemi Covid-19 dua tahun terakhir, proteksi terhadap kesehatan keluarga menjadi salah satu kebutuhan masyarakat yang cukup menonjol. Data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) menunjukkan pada kuartal I 2021, premi asuransi kesehatan tumbuh 5,7% (yoy) menjadi Rp2,77 triliun atau naik dibanding periode yang sama tahun lalu yakni Rp2,62 triliun.
Di sisi lain, data Kementerian Kesehatan menunjukkan, total pengeluaran biaya berobat atau kunjungan medis warga negara Indonesia ke luar negeri mencapai Rp161 triliun per tahun di mana 80% di antaranya dengan tujuan negara Malaysia.
Data-data itu menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat terhadap aspek kesehatan selama masa pandemi Covid-19 makin meningkat. Menyikapi perkembangan itu, Cigna Indonesia menghadirkan Cigna Medical Pro (CMP) dengan cara pembayaran nontunai (cashless). Produk itu diyakini menawarkan solusi proteksi kesehatan keluarga yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat saat ini.
President Director & CEO Cigna Indonesia Phil Reynolds mengatakan, hal itu sejalan dengan upaya perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis dan penguasaan pangsa pasar asuransi. Cigna, kata dia, terus berinovasi menghadirkan produk yang beragam dan sesuai kebutuhan konsumen.
"Salah satu diantaranya produk asuransi kesehatan CMP dengan pembayaran cashless ini," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/10/2021).
Pembayaran secara cashless sejalan dengan data Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa transaksi uang elektronik (nontunai) terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2019 transaksi nontunai tercatat sebesar Rp145,16 triliun, dan pada 2020 naik menjadi Rp204,9 triliun. Sedangkan pada Januari-Agustus 2021, transaksi uang elektronik tercatat sudah mencapai Rp182,16 triliun.
"Melihat tren tersebut, Cigna menawarkan produk kesehatan dimana konsumen dapat memilih manfaat penggantian biaya perawatan menurut kebutuhannya, dengan pembayaran cashless sesuai tagihan dari rumah sakit," kata Direktur Distribusi Cigna Indonesia Dini Maharani.
Selain penggantian biaya rawat inap, nasabah juga bisa memilih asuransi tambahan seperti rawat jalan, rawat gigi, persalinan yang berlaku untuk usia 18-45 tahun, dan penyakit kritis sesuai kebutuhannya.
Di sisi lain, data Kementerian Kesehatan menunjukkan, total pengeluaran biaya berobat atau kunjungan medis warga negara Indonesia ke luar negeri mencapai Rp161 triliun per tahun di mana 80% di antaranya dengan tujuan negara Malaysia.
Data-data itu menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat terhadap aspek kesehatan selama masa pandemi Covid-19 makin meningkat. Menyikapi perkembangan itu, Cigna Indonesia menghadirkan Cigna Medical Pro (CMP) dengan cara pembayaran nontunai (cashless). Produk itu diyakini menawarkan solusi proteksi kesehatan keluarga yang dapat menjawab kebutuhan masyarakat saat ini.
President Director & CEO Cigna Indonesia Phil Reynolds mengatakan, hal itu sejalan dengan upaya perusahaan dalam meningkatkan pertumbuhan bisnis dan penguasaan pangsa pasar asuransi. Cigna, kata dia, terus berinovasi menghadirkan produk yang beragam dan sesuai kebutuhan konsumen.
"Salah satu diantaranya produk asuransi kesehatan CMP dengan pembayaran cashless ini," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/10/2021).
Pembayaran secara cashless sejalan dengan data Bank Indonesia yang menunjukkan bahwa transaksi uang elektronik (nontunai) terus meningkat tiap tahunnya. Pada 2019 transaksi nontunai tercatat sebesar Rp145,16 triliun, dan pada 2020 naik menjadi Rp204,9 triliun. Sedangkan pada Januari-Agustus 2021, transaksi uang elektronik tercatat sudah mencapai Rp182,16 triliun.
"Melihat tren tersebut, Cigna menawarkan produk kesehatan dimana konsumen dapat memilih manfaat penggantian biaya perawatan menurut kebutuhannya, dengan pembayaran cashless sesuai tagihan dari rumah sakit," kata Direktur Distribusi Cigna Indonesia Dini Maharani.
Selain penggantian biaya rawat inap, nasabah juga bisa memilih asuransi tambahan seperti rawat jalan, rawat gigi, persalinan yang berlaku untuk usia 18-45 tahun, dan penyakit kritis sesuai kebutuhannya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda