Lepas 25,54 Miliar Saham, Mitratel Incar Dana IPO Rp24,90 Triliun
Selasa, 26 Oktober 2021 - 12:35 WIB
JAKARTA - Mitratel akan melaksanakan Initial Public Offering (IPO) dengan menawarkan 25.540.000.000 saham atau 29,85% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan setelah penawaran umum dengan nilai nominal Rp228 per saham.
Dikutip dari prospektus perseroan, saham yang akan ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran berkisar antara Rp775 sampai dengan Rp975 per saham. Dengan demikian, jumlah seluruh nilai IPO sebanyak-banyaknya sebesar Rp24,90 triliun.
Selain itu, sesuai dengan keputusan sirkuler seluruh pemegang saham, Perseroan mengadakan Program ESA dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 0,10 persen saham dari saham yang ditawarkan dalam IPO atau sebanyak-banyaknya sebesar 25 juta saham.
Perseroan juga telah menyetujui pelaksanaan Program MESOP dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 0,13 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham atau sebanyak-banyaknya sebesar 112 juta saham.
Adapun sekitar 90 persen dana hasil IPO setelah dikurangi dengan biaya emisi akan digunakan untuk belanja modal Perseroan yang terdiri dari sekitar 44 persen akan digunakan untuk belanja modal organik diantaranya mengembangkan dan memperluas hubungan dengan pelanggan melalui penambahan penyewa kolokasi, yang mencakup berbagai pengeluaran terkait
dengan penguatan (strengthening) dan penambahan menara yang dimiliki Perseroan saat ini. Lalu, pembangunan menara baru dan penambahan site baru (termasuk biaya sewa lahan baru) untuk dibangun untuk pesanan build-to-suit untuk berbagai operator telekomunikasi besar di Indonesia, dan ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara Perseroan (seperti layanan digital dan fiber).
Kemudian, sekitar 56 persen akan digunakan untuk belanja modal anorganik, diantaranya akuisisi strategis portofolio menara berkualitas di Indonesia, terutama menara yang dimiliki oleh operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia, dan akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara Perseroan di Indonesia.
Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan Perseroan lainnya seperti peningkatan sistem teknologi informasi Perseroan dan penerapan program pengembangan yang berkualitas untuk menara telekomunikasi Perseroan. Adapun yang akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dari IPO ini diantaranya PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.
Dikutip dari prospektus perseroan, saham yang akan ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran berkisar antara Rp775 sampai dengan Rp975 per saham. Dengan demikian, jumlah seluruh nilai IPO sebanyak-banyaknya sebesar Rp24,90 triliun.
Selain itu, sesuai dengan keputusan sirkuler seluruh pemegang saham, Perseroan mengadakan Program ESA dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 0,10 persen saham dari saham yang ditawarkan dalam IPO atau sebanyak-banyaknya sebesar 25 juta saham.
Perseroan juga telah menyetujui pelaksanaan Program MESOP dengan jumlah sebanyak-banyaknya sebesar 0,13 persen dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum perdana saham atau sebanyak-banyaknya sebesar 112 juta saham.
Adapun sekitar 90 persen dana hasil IPO setelah dikurangi dengan biaya emisi akan digunakan untuk belanja modal Perseroan yang terdiri dari sekitar 44 persen akan digunakan untuk belanja modal organik diantaranya mengembangkan dan memperluas hubungan dengan pelanggan melalui penambahan penyewa kolokasi, yang mencakup berbagai pengeluaran terkait
dengan penguatan (strengthening) dan penambahan menara yang dimiliki Perseroan saat ini. Lalu, pembangunan menara baru dan penambahan site baru (termasuk biaya sewa lahan baru) untuk dibangun untuk pesanan build-to-suit untuk berbagai operator telekomunikasi besar di Indonesia, dan ekspansi ke teknologi dan layanan yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara Perseroan (seperti layanan digital dan fiber).
Kemudian, sekitar 56 persen akan digunakan untuk belanja modal anorganik, diantaranya akuisisi strategis portofolio menara berkualitas di Indonesia, terutama menara yang dimiliki oleh operator telekomunikasi terkemuka di Indonesia, dan akuisisi strategis produk, teknologi, dan layanan baru yang dapat bersinergi dengan bisnis penyewaan menara Perseroan di Indonesia.
Sementara itu, sisanya akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan kebutuhan Perseroan lainnya seperti peningkatan sistem teknologi informasi Perseroan dan penerapan program pengembangan yang berkualitas untuk menara telekomunikasi Perseroan. Adapun yang akan bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dari IPO ini diantaranya PT BRI Danareksa Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas.
tulis komentar anda