Dahlan Iskan Sebut Nyawa Garuda Indonesia di Tangan Pertamina

Selasa, 26 Oktober 2021 - 16:37 WIB
Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai keberlanjutan bisnis PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, bukan tergantung pada keberhasilan negosiasi dan restrukturisasi utang emiten, justru ada di tangan Pertamina. Foto/Dok
JAKARTA - Keberlanjutan bisnis PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, menurut Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan bukan tergantung pada keberhasilan negosiasi dan restrukturisasi utang emiten sebesar Rp70 triliun.

Justru, bisnis Garuda Indonesia bergantung pada bahan bakar yang di supply BUMN di sektor energi, di PT Pertamina (Persero). Menurutnya, Garuda akan baik-baik saja sepanjang perseroan terus memberi bahan bakar.

"Maka nyawa Garuda Indonesia sebenarnya ada di tangan Pertamina, bukan di perusahaan penyewa pesawat di Amerika atau Eropa," ujar Dahlan melalui laman website disway.id, dikutip Selasa (26/10/2021).





Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas memang tengah melakukan negosiasi dan restrukturisasi utang dengan sejumlah kreditur dan perusahaan penyewa pesawat (lessor). Pemerintah pun masih di dihadapkan pada Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) kedua atas utang Garuda tersebut.

Restrukturisasi hingga PKPU sendiri diyakini akan menentukan mati atau hidup bisnis Garuda Indonesia. Pasalnya, bila skema tersebut tak berjalan mulus, maka Kementerian BUMN akan mengambil opsi pailit.

Meski begitu, Dahlan melihat perkara lain bila Garuda Indonesia dipailitkan. Pasalnya, selama ini Pertamina terus-menerus mengirim bahan bakar kepada Garuda. Transaksi ini membuat perusahaan negara di sektor energi itu mencatat kerugian.

"Betapa ruginya Pertamina di transaksinya dengan Garuda, atau Pertamina menjual bahan bakar ke Garuda dengan harga lebih mahal, memasukkan risiko ke dalam harga? Tentu hanya Pertamina dan Garuda yang tahu," katanya.



Pertamina, kata dia, seyogyanya memiliki bukti perintah dari pemegang saham secara tertulis sebagai dokumen keuangan. Bukti tersebut dapat digunakan Pertamina untuk menagih utang ke pemerintah apabila Garuda Indonesia ditutup.

Di lain sisi, dia pun mengaitkan bahan bakar yang didistribusikan Pertamina kepada Garuda dengan opsi Pelita Air Service (PAS) sebagai opsi penggantinya.

"Soal bahan bakar itulah, menurut pendapat saya, salah satu pertimbangan mengapa nama Pelita muncul sebagai calon pengganti Garuda," ungkap Dahlan.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More