Ini Kesepakatan Indonesia dengan Sejumlah Negara di KTT G20

Minggu, 31 Oktober 2021 - 14:00 WIB
Jokowi bersama sejumlah pemimpin G20 saat akan foto bersama. Foto/InstagramSriMulyani
JAKARTA - Pertemuan bilateral antara Indonesia dan sejumlah negara saat Konferensi Tingkat Tinggi G20 ( KTT G20 ) di Roma, Italia, berhasil membuat beberapa kesepakatan. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap sejumlah kesepakatan tersebut.



Pertama, dalam pertemuan dengan Perdana Menteri (PM) Australia Scott Morrison dilakukan pembahasan tentang energi dan perubahan iklim. Menurut Airlangga, Australia mendukung kebijakan di sektor energi dan transisi energi yang sudah dijalankan Indonesia karena transisi energi itu harus diikuti juga oleh pembiayaan dan investasi terkait iklim.



Pembahasan kedua, tentang teknologi yang tersedia dan terjangkau. Ini juga diharapkan bisa mempercepat terbentuknya sistem energi hijau di Indonesia. Kemudian, terkait Vaccinated Travel Line (VTL), Australia akan merevitalisasi turis dan membolehkan warga negaranya untuk bepergian ke luar negeri, termasuk ke Indonesia, terutama untuk WN yang sudah divaksin dua kali (dosis lengkap).

Indonesia dan Australia juga sepakat perihal persoalan ekonomi digital yang harus dibahas di Presidensi G20 Indonesia tahun depan. Tujuannya agar kebijakan dan regulasi di sektor itu tidak berbeda dengan sektor konvensional, utama dari segi platform digital.

“Diharapkan bullying di media sosial akan diatur oleh para platform secara bertanggung jawab dan seimbang,” kata Airlangga dalam keterangan persnya, Minggu (31/10/2021).

Dia juga mengungkapkan tentang rencana pembangunan industri green hydrogen (hidrogen hijau) di Kalimantan Utara yang nantinya di bangun di kawasan seluas 13.000 hektare. Saat ini sedang dibahas investasinya dengan Fortescue Metals Group (FMG) yang dipimpin oleh Andrew Forest yaitu 3.000hektare. Hal ini akan mengintegrasikan energi berbasis hydro.

"Lalu investasi di bidang pembangkitan hydrogen economy, dan juga terkait petrokimia kompleks. Diharapkan proyek tersebut akan melakukan penyerapan energi dan pembangkitan listrik yang besar,” ungkap dia.

Kesepakatan kedua, dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron, dibahas tentang kerja sama di bidang alat utama sistem senjata (alutsista) yang produksi bersama kedua negara, termasuk mengenai keterlibatan, ketersediaan, maupun konten lokal. Prancis tentunya juga mendukung Indonesia dalam Presidensi G20 tahun 2022.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More