Gandeng Investor Abu Dhabi, Smartfren Bangun Data Center 1000 MW di Indonesia
Kamis, 04 November 2021 - 17:45 WIB
JAKARTA - Smartfren menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan perusahaan yang bergerak di bidang Artificial Intelligence (AI) dan Cloud Computing asal Abu Dhabi, Group 42 (G42) serta mitra lokal asal Indonesia, Amara Padma Sehati (APS) salah satu rekanan lokal untuk membangun pusat data berkapasitas 1000 megawatt (MW) di Indonesia.
Chairman & CEO Sinar Mas Telecommunications & Technology Franky Oesman Widjaja
mengatakan Smartfren memahami pentingnya pusat data sebagai tulang punggung perkembangan industri digital di Indonesia.
"Kami optimis, kerja sama ini akan mewujudkan pembangunan pusat data di tanah air dan menjaga kedaulatan data nasional yang sedang dilakukan Pemerintah Indonesia. Selain itu, berkembangnya pusat data ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, juga akan memacu inovasi sektor industri 4.0 di tanah air," kata dia, melalui pernyataan resmi seperti dikutip SINDOnews, Kamis (4/11/2021).
Sementara itu, CEO G42 Peng Xiao mengatakan G42 dan Etisalat baru-baru ini melakukan penggabungan bisnis untuk membangun data center terbesar di UEA dengan kapasitas 300 MW.
"Dengan kemampuan kami dalam hal Cloud Computing, kami di G42 senang dan siap bekerja sama dengan Smartfren serta mitranya untuk mendukung pengembangan strategis infrastruktur digital Indonesia sesuai dengan standar internasional tertinggi untuk desain fasilitas, operasi, serta privasi dan keamanan data," kata dia.
Dia mengatakan bahwa Smartfren dan perusahaan afiliasi Moratel yang bergerak di penyedia konektivitas berbasis fiber optic, akan berkolaborasi membangun APS, dan G42 berperan sebagai mitra strategis. "Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, kolaborasi ini diharapkan akan meningkatkan ketahanan, keamanan dan kedaulatan data nasional," kata dia.
Sebagai informasi, saat ini kebutuhan pusat data di Indonesia berkembang sangat pesat. Pembangunan infrastruktur pusat data di dalam negeri yang memadai menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan. Dengan menggunakan pusat data yang berada di dalam negeri akan memberikan kemampuan untuk akses data yang lebih mudah, cepat dan aman serta memperkuat ekosistem digital untuk mendukung pengembangan ekonomi digital yang perkembangannya sangat pesat serta menciptakan lapangan kerja yang besar dibidang digitalisasi dan industri 4.0.
"Hal ini, merupakan kunci perwujudan ketahanan, keamanan dan kedaulatan data nasional menuju ekonomi digital Indonesia," tutup Franky.
Chairman & CEO Sinar Mas Telecommunications & Technology Franky Oesman Widjaja
mengatakan Smartfren memahami pentingnya pusat data sebagai tulang punggung perkembangan industri digital di Indonesia.
"Kami optimis, kerja sama ini akan mewujudkan pembangunan pusat data di tanah air dan menjaga kedaulatan data nasional yang sedang dilakukan Pemerintah Indonesia. Selain itu, berkembangnya pusat data ini akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, juga akan memacu inovasi sektor industri 4.0 di tanah air," kata dia, melalui pernyataan resmi seperti dikutip SINDOnews, Kamis (4/11/2021).
Sementara itu, CEO G42 Peng Xiao mengatakan G42 dan Etisalat baru-baru ini melakukan penggabungan bisnis untuk membangun data center terbesar di UEA dengan kapasitas 300 MW.
"Dengan kemampuan kami dalam hal Cloud Computing, kami di G42 senang dan siap bekerja sama dengan Smartfren serta mitranya untuk mendukung pengembangan strategis infrastruktur digital Indonesia sesuai dengan standar internasional tertinggi untuk desain fasilitas, operasi, serta privasi dan keamanan data," kata dia.
Dia mengatakan bahwa Smartfren dan perusahaan afiliasi Moratel yang bergerak di penyedia konektivitas berbasis fiber optic, akan berkolaborasi membangun APS, dan G42 berperan sebagai mitra strategis. "Dengan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki, kolaborasi ini diharapkan akan meningkatkan ketahanan, keamanan dan kedaulatan data nasional," kata dia.
Sebagai informasi, saat ini kebutuhan pusat data di Indonesia berkembang sangat pesat. Pembangunan infrastruktur pusat data di dalam negeri yang memadai menjadi hal yang mendesak untuk dilakukan. Dengan menggunakan pusat data yang berada di dalam negeri akan memberikan kemampuan untuk akses data yang lebih mudah, cepat dan aman serta memperkuat ekosistem digital untuk mendukung pengembangan ekonomi digital yang perkembangannya sangat pesat serta menciptakan lapangan kerja yang besar dibidang digitalisasi dan industri 4.0.
"Hal ini, merupakan kunci perwujudan ketahanan, keamanan dan kedaulatan data nasional menuju ekonomi digital Indonesia," tutup Franky.
(nng)
tulis komentar anda