Keren, Emak-emak Pedagang Pasar di Minahasa Sudah Gape Pakai QRIS
Jum'at, 05 November 2021 - 22:14 WIB
JAKARTA - Transaksi nontunai menjadi sebuah keharusan di era digital sekarang ini, terlebih di era pandemi yang mengharuskan untuk meminimalkan kontak fisik. Dalam upaya mendorong transaksi nontunai, pemerintah dan bank Indonesia terus menyosialisasikan QR code Indonesian Standard atau QRIS .
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, ke depan penggunaan QRIS harus bisa menjangkau pedagang pasar di seluruh pelosok Nusantara.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya pemerintah dan bank sentral untuk menggenjot masyarakat Indonesia agar melek teknologi. Pasalnya, Indonesia sudah masuk era digital, di mana segala sesuatu sudah mengandalkan teknologi digital.
"Di sini sudah 169 lapak yang terdaftar, semuanya pakai QRIS. Ke depan akan berlanjut ke wilayah-wilayah lain, sampai ke pelosok juga. Sekarang mengawalinya di pasar Minahasa. Pedagang-pedagang bersiap, kita semua harus melek teknologi," ujar Wamendag saat mensosialisasikan QRIS di Pasar Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat (5/11/2021).
Jerry menerangkan bahwasanya QRIS ini adalah QR Code luar biasa yang dapat membantu masyarakat untuk tidak pakai uang fisik lagi. Cukup menyimpan uang di ponsel, buka aplikasi QRIS, maka proses transaksi bisa langsung diproses. Dengan demikian, masyarakat terutama ibu-ibu di pasar sudah tidak perlu lagi bawa uang tunai untuk membeli kebutuhan dapur.
"Kita akan aplikasikan di beberapa titik termasuk di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan. Disiplin protokol kesehatan itu bisa dilakukan dengan salah satunya pakai QRIS karena mudah dan efisien digunakan. Hal terpentingnya lagi, penggunaan QRIS ini mendorong para pedagang untuk melek teknologi," tuturnya.
Senada, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Sugeng pun turut bersemangat dalam memberikan sosialisasi kepada para pedagang di Minahasa. Sebelumnya, pihaknya khawatir penerapan di lapangan akan sulit dilakukan. Namun, ternyata dugaannya salah, justru penggunaan QRIS oleh para pedagang di pasar sangat mudah dipahami dan cepat dipraktikkan.
"Dulu kami sempat pesimis, di pasar tradisional ini nanti susah. Tapi ternyata salah, buktinya sekarang bisa diimplementasikan. Terbukti tadi waktu saya ke pasar, ibu-ibu pedagang cepat bisa menggunakannya," ungkapnya.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan, ke depan penggunaan QRIS harus bisa menjangkau pedagang pasar di seluruh pelosok Nusantara.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk upaya pemerintah dan bank sentral untuk menggenjot masyarakat Indonesia agar melek teknologi. Pasalnya, Indonesia sudah masuk era digital, di mana segala sesuatu sudah mengandalkan teknologi digital.
"Di sini sudah 169 lapak yang terdaftar, semuanya pakai QRIS. Ke depan akan berlanjut ke wilayah-wilayah lain, sampai ke pelosok juga. Sekarang mengawalinya di pasar Minahasa. Pedagang-pedagang bersiap, kita semua harus melek teknologi," ujar Wamendag saat mensosialisasikan QRIS di Pasar Minahasa, Sulawesi Utara, Jumat (5/11/2021).
Jerry menerangkan bahwasanya QRIS ini adalah QR Code luar biasa yang dapat membantu masyarakat untuk tidak pakai uang fisik lagi. Cukup menyimpan uang di ponsel, buka aplikasi QRIS, maka proses transaksi bisa langsung diproses. Dengan demikian, masyarakat terutama ibu-ibu di pasar sudah tidak perlu lagi bawa uang tunai untuk membeli kebutuhan dapur.
"Kita akan aplikasikan di beberapa titik termasuk di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan. Disiplin protokol kesehatan itu bisa dilakukan dengan salah satunya pakai QRIS karena mudah dan efisien digunakan. Hal terpentingnya lagi, penggunaan QRIS ini mendorong para pedagang untuk melek teknologi," tuturnya.
Senada, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Sugeng pun turut bersemangat dalam memberikan sosialisasi kepada para pedagang di Minahasa. Sebelumnya, pihaknya khawatir penerapan di lapangan akan sulit dilakukan. Namun, ternyata dugaannya salah, justru penggunaan QRIS oleh para pedagang di pasar sangat mudah dipahami dan cepat dipraktikkan.
"Dulu kami sempat pesimis, di pasar tradisional ini nanti susah. Tapi ternyata salah, buktinya sekarang bisa diimplementasikan. Terbukti tadi waktu saya ke pasar, ibu-ibu pedagang cepat bisa menggunakannya," ungkapnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda