Rapat Perdana, Ini Komitmen Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Hary Tanoesoedibjo
Selasa, 16 November 2021 - 19:38 WIB
JAKARTA - Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia terus bahu-membahu bersama pemerintah membangkitkan ekonomi nasional pasca pandemi Covid-19. Targetnya, Indonesia bisa menjadi 5 besar negara di dunia pada 2045 di usianya yang ke-100.
"2045 itu tidak lama, kita mesti bahu-membahu untuk menjadi top 5 di dunia, atau terperangkap di middle income trap," ujar Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, Anindya Bakrie.
Hal itu disampaikan Anin -begitu sapaan akrabnya- dalam rapat perdana Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (16/11/2021). Rapat itu membahas program kerja 2021-2026 dan Rapimnas KADIN Indonesia di Bali, 4-5 Desember 2021.
Sesuai visi misi 'Pulihkan Kesehatan, Bangkitkan Ekonomi melalui KADIN Baru yang Inklusif dan Kolaboratif', ada empat hal yang menjadi prioritas Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia.
Pertama, terkait dengan kesehatan. Kedua, terkait ekonomi nasional dan daerah. Ketiga, yang berkaitan dengan enterpreneurship untuk penciptaan lapangan kerja. Keempat, terkait internal organisasi dan regulasi.
"Apapun kami lakukan, ujungnya bermanfaat bagi Indonesia dan masyarakat luas. Kami sadar tidak bisa sendiri, karena itu banyak kolaboratif, melibatkan banyak pihak termasuk UMKM," kata Anin.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan, komitmennya untuk terlibat aktif dalam program-program KADIN Indonesia.
"2045 itu tidak lama, kita mesti bahu-membahu untuk menjadi top 5 di dunia, atau terperangkap di middle income trap," ujar Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, Anindya Bakrie.
Hal itu disampaikan Anin -begitu sapaan akrabnya- dalam rapat perdana Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (16/11/2021). Rapat itu membahas program kerja 2021-2026 dan Rapimnas KADIN Indonesia di Bali, 4-5 Desember 2021.
Sesuai visi misi 'Pulihkan Kesehatan, Bangkitkan Ekonomi melalui KADIN Baru yang Inklusif dan Kolaboratif', ada empat hal yang menjadi prioritas Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia.
Pertama, terkait dengan kesehatan. Kedua, terkait ekonomi nasional dan daerah. Ketiga, yang berkaitan dengan enterpreneurship untuk penciptaan lapangan kerja. Keempat, terkait internal organisasi dan regulasi.
"Apapun kami lakukan, ujungnya bermanfaat bagi Indonesia dan masyarakat luas. Kami sadar tidak bisa sendiri, karena itu banyak kolaboratif, melibatkan banyak pihak termasuk UMKM," kata Anin.
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan KADIN Indonesia, Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan, komitmennya untuk terlibat aktif dalam program-program KADIN Indonesia.
tulis komentar anda