Investasi Digital Rp60 Triliun Masih Dikuasai Jabodetabek dan Bandung
Rabu, 01 Desember 2021 - 00:30 WIB
JAKARTA - Pada 2020 investasi digital yang masuk ke Indonesia mencapai Rp60 triliun, dan menjadi yang terbesar di ASEAN. Namun sebagian besar masih terpusat di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek), dan Bandung.
Ketua Tim Pelaksana Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir menilai, secara keseluruhan market market value Indonesia yang mencapai USD44 miliar (Rp624,8 triliun/kurs Rp14.200) merupakan yang terbesar di ASEAN. Namun bila dilihat ekonomi digital per kapita, Indonesia menduduki urutan ke-4.
"Ini artinya, secara inklusif ekonomi digital, baik per kapita mupun per daerah tidak merata. Penyebabnya infrastruktur," kata Iskandar dalam webinar Kolaborasi Tumbuhkan Ekonomi Digital di Daerah di Jakarta, Selasa (30/11/2021).
Data di Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) menurut provinsi, DKI Jakarta yang tertinggi dengan 7,27 dibanding sejumlah wilayah lainnya. Demikian pula dengan penetrasi internet yang mencapai 73,7% rata-rata pengguna terkonsentrasi di Jawa.
Lalu, masalah SDM karena kaum milenial dengan pendidikan tinggi di bidang IT lebih banyak tinggal di wilayah Jawa atau Jabodetabek, sehingga turut menyebabkan perkembangan investasi dan digital ekonomi banyak terpusat di kawasan tersebut.
Demi pemerataan pertumbuhan ekonomi digital hingga ke daerah, pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK), seperti Palapa Ring. Kemudian pembangunan base transceiver station (BTS), baik di daerah terpencil yang didanai dari pemerintah maupun yang bekerja sama dengan provider internet swasta.
"Berikutnya, dari sisi SDM, kami terus mempercepat pengembangan digital talent yang diharapkan bisa menciptakan 9 juta talenta digital 15 tahun terakhir," kata Iskandar.
Guna mempercepat target ini, menurutnya sudah ada sejumlah cara yang dilakukan pemerintah mulai dari membentuk program digital leadership academy, siber kreasi dan talenta digital yang nantinya akan dikembangkan dengan mitra pengembangan talenta bersama universitas terkemuka dunia dan mitra perusahaan swasta seperti Google, Oracle, Microsoft, dan sebagainya.
"Ada 116 mitra kita yang terdiri dari akademisi, pekerja seni, perusahaan teknologi dan platform media sosial atau digital lainnya," ujar dia
Ketua Tim Pelaksana Percepatan dan Perluasan Digitalisasi Daerah Kemenko Perekonomian Iskandar Simorangkir menilai, secara keseluruhan market market value Indonesia yang mencapai USD44 miliar (Rp624,8 triliun/kurs Rp14.200) merupakan yang terbesar di ASEAN. Namun bila dilihat ekonomi digital per kapita, Indonesia menduduki urutan ke-4.
"Ini artinya, secara inklusif ekonomi digital, baik per kapita mupun per daerah tidak merata. Penyebabnya infrastruktur," kata Iskandar dalam webinar Kolaborasi Tumbuhkan Ekonomi Digital di Daerah di Jakarta, Selasa (30/11/2021).
Data di Pembangunan Teknologi Informasi dan Komunikasi (IP-TIK) menurut provinsi, DKI Jakarta yang tertinggi dengan 7,27 dibanding sejumlah wilayah lainnya. Demikian pula dengan penetrasi internet yang mencapai 73,7% rata-rata pengguna terkonsentrasi di Jawa.
Lalu, masalah SDM karena kaum milenial dengan pendidikan tinggi di bidang IT lebih banyak tinggal di wilayah Jawa atau Jabodetabek, sehingga turut menyebabkan perkembangan investasi dan digital ekonomi banyak terpusat di kawasan tersebut.
Demi pemerataan pertumbuhan ekonomi digital hingga ke daerah, pemerintah terus mendorong pembangunan infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi (TIK), seperti Palapa Ring. Kemudian pembangunan base transceiver station (BTS), baik di daerah terpencil yang didanai dari pemerintah maupun yang bekerja sama dengan provider internet swasta.
"Berikutnya, dari sisi SDM, kami terus mempercepat pengembangan digital talent yang diharapkan bisa menciptakan 9 juta talenta digital 15 tahun terakhir," kata Iskandar.
Guna mempercepat target ini, menurutnya sudah ada sejumlah cara yang dilakukan pemerintah mulai dari membentuk program digital leadership academy, siber kreasi dan talenta digital yang nantinya akan dikembangkan dengan mitra pengembangan talenta bersama universitas terkemuka dunia dan mitra perusahaan swasta seperti Google, Oracle, Microsoft, dan sebagainya.
"Ada 116 mitra kita yang terdiri dari akademisi, pekerja seni, perusahaan teknologi dan platform media sosial atau digital lainnya," ujar dia
(uka)
tulis komentar anda