Startup Delos Dampingi Petambak Udang Tingkatkan Produktivitas
Selasa, 30 November 2021 - 07:00 WIB
JAKARTA - Perusahaan startup Aquatech Indonesia, Delos, berkomitmen mendukung para petambak udang meningkatkan prouktivitas hasil panen. Berbekal teknologi bernama Aquahero, diyakini menjadi solusi penambak udang tradisional.
CEO Delos Guntur Mallarangeng, menjelaskan Aquahero sebagai pendamping petambak menjalankan usaha, mampu menjaga akurasi perkiraan dan rekomendasi tindakan yang dihasilkan. Ada empat hal yang ditawarkan dalam implementasinya ke industri tambak udang tersebut.
"Sebagai awal permulaan, Delos akan mengambil sampling data dari tambak tersebut, lalu akan meneliti dengan seksama untuk mendapatkan rekomendasi tindakan apa yang diperlukan," ujar Guntur melalui keterangan resmi, Selasa (30/11/2021).
Guntur menjelaskan, secara garis besar, Delos lewat Aquahero mampu menjalankan sejumlah fungsi, di antaranya sistem SOP manajemen dan pengawasan yang ideal. Pengoperasian tambak udang harus memiliki manajemen dan pengawasan yang baik agar dapat menghasilkan jumlah panen yang diinginkan. "Dengan ketepatan, pada akhirnya bisa meningkatkan profitabilitas dan produktivitas tambak," kata Guntur.
Kedua pemantauan data siklus, di mana akan ditampilkan secara langsung untuk mempermudah pemantauan dan prakiraan kualitas air, termasuk tingkat level dan prakiraan Amonia. Ketiga sistem supply chain yang benar dari hulu sampai hilir terfragmentasi, masalah kesenjangan produktivitas antar tambak dapat teratasi.
Menurut Guntur banyak tambak konvensional saat ini mengalami hambatan di tengah-tengah value chain, dan membatasi output pabrik dan ekspor di hilir. "Rata-rata hanya mencapai 40-60 persen kapasitas pabrik," ucap dia.
Selanjutnya solusi financing. Ke depannya, Delos berharap dapat menjadi salah satu solusi bagi petambak udang dalam hal penyaluran pembiayaan modal kerja yang ramah dan mudah.
Guntur berpendapat Indonesia dapat menjadi negara yang potensial sebagai pemain di industri akuakultur yang berkelanjutan. Dengan garis pantai sepanjang 54.000 km, sumber daya manusia pesisir yang melimpah, serta iklim tropis yang menunjang, terutama dengan komoditi udang Indonesia yang mampu bersaing dalam skala global sebagai produk akuakultur paling berharga kedua di dunia, dalam hal produk ekspor makanan laut terbesar.
CEO Delos Guntur Mallarangeng, menjelaskan Aquahero sebagai pendamping petambak menjalankan usaha, mampu menjaga akurasi perkiraan dan rekomendasi tindakan yang dihasilkan. Ada empat hal yang ditawarkan dalam implementasinya ke industri tambak udang tersebut.
"Sebagai awal permulaan, Delos akan mengambil sampling data dari tambak tersebut, lalu akan meneliti dengan seksama untuk mendapatkan rekomendasi tindakan apa yang diperlukan," ujar Guntur melalui keterangan resmi, Selasa (30/11/2021).
Guntur menjelaskan, secara garis besar, Delos lewat Aquahero mampu menjalankan sejumlah fungsi, di antaranya sistem SOP manajemen dan pengawasan yang ideal. Pengoperasian tambak udang harus memiliki manajemen dan pengawasan yang baik agar dapat menghasilkan jumlah panen yang diinginkan. "Dengan ketepatan, pada akhirnya bisa meningkatkan profitabilitas dan produktivitas tambak," kata Guntur.
Kedua pemantauan data siklus, di mana akan ditampilkan secara langsung untuk mempermudah pemantauan dan prakiraan kualitas air, termasuk tingkat level dan prakiraan Amonia. Ketiga sistem supply chain yang benar dari hulu sampai hilir terfragmentasi, masalah kesenjangan produktivitas antar tambak dapat teratasi.
Menurut Guntur banyak tambak konvensional saat ini mengalami hambatan di tengah-tengah value chain, dan membatasi output pabrik dan ekspor di hilir. "Rata-rata hanya mencapai 40-60 persen kapasitas pabrik," ucap dia.
Selanjutnya solusi financing. Ke depannya, Delos berharap dapat menjadi salah satu solusi bagi petambak udang dalam hal penyaluran pembiayaan modal kerja yang ramah dan mudah.
Guntur berpendapat Indonesia dapat menjadi negara yang potensial sebagai pemain di industri akuakultur yang berkelanjutan. Dengan garis pantai sepanjang 54.000 km, sumber daya manusia pesisir yang melimpah, serta iklim tropis yang menunjang, terutama dengan komoditi udang Indonesia yang mampu bersaing dalam skala global sebagai produk akuakultur paling berharga kedua di dunia, dalam hal produk ekspor makanan laut terbesar.
tulis komentar anda