Inflasi November Tertinggi Sepanjang 2021, Airlangga: Masih Terkendali
Kamis, 02 Desember 2021 - 11:34 WIB
JAKARTA - Penurunan level PPKM di seluruh daerah sepanjang November mendorong pemintaan domestik semakin meningkat yang tercermin dari realisasi inflasi November 2021. Pada November, inflasi Indonesia masih terjaga stabil sebesar 0,37% (mtm) dan 1,75% (yoy) dan merupakan inflasi tertinggi sepanjang tahun 2021.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartato mengatakan, menjelang libur Natal tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), Pemerintah akan terus memastikan ketersediaan pasokan bahan serta kelancaran distribusi tetap aman, di tengah pengetatan mobilitas masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Koordinasi dan sinergi yang solid dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia dalam wadah TPIP-TPID terus diperkuat untuk menjaga pencapaian inflasi tahun 2021,” ujar Menko Airlangga di Jakarta, Kamis (2/12/2021).
Meskipun demikian, secara tahunan realisasi inflasi November masih berada di bawah kisaran sasaran inflasi tahun 2021 sebesar 3±1%. Inflasi pada level konsumen yang masih terkendali juga ditopang oleh Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) yang rata-rata bergerak stabil di sekitar 2,5% (yoy) sepanjang tahun 2021
“Di tengah peningkatan inflasi sejumlah negara lain, inflasi Indonesia masih terkendali pada level yang rendah dan stabil,” katanya.
Sebagaimana diketahui, berbagai negara dunia sedang mengalami disrupsi rantai pasok dan kenaikan harga energi karena keterbatasan suplai. Hal tersebut mendorong Indeks harga produsen di sejumlah negara meningkat tajam dan berdampak terhadap peningkatan harga di level konsumen (inflasi).
Sebagai contoh Jerman dengan indeks harga produsen yang naik dari 0,85% di Januari 2021 menjadi 18,4% di Oktober 2021, mendorong inflasi meningkat diatas level 5% (yoy).
Inflasi November terutama disumbang oleh komponen inflasi harga bergejolak (Volatile Food/VF) yang mengalami inflasi 1,19% (mtm), 3,05% (yoy) dengan andil 0,20%. Beberapa komoditas VF yang menyumbang terhadap inflasi November antara lain minyak goreng, telur ayam ras, cabai merah, dan daging ayam ras.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartato mengatakan, menjelang libur Natal tahun 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru), Pemerintah akan terus memastikan ketersediaan pasokan bahan serta kelancaran distribusi tetap aman, di tengah pengetatan mobilitas masyarakat untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19.
"Koordinasi dan sinergi yang solid dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia dalam wadah TPIP-TPID terus diperkuat untuk menjaga pencapaian inflasi tahun 2021,” ujar Menko Airlangga di Jakarta, Kamis (2/12/2021).
Meskipun demikian, secara tahunan realisasi inflasi November masih berada di bawah kisaran sasaran inflasi tahun 2021 sebesar 3±1%. Inflasi pada level konsumen yang masih terkendali juga ditopang oleh Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) yang rata-rata bergerak stabil di sekitar 2,5% (yoy) sepanjang tahun 2021
“Di tengah peningkatan inflasi sejumlah negara lain, inflasi Indonesia masih terkendali pada level yang rendah dan stabil,” katanya.
Sebagaimana diketahui, berbagai negara dunia sedang mengalami disrupsi rantai pasok dan kenaikan harga energi karena keterbatasan suplai. Hal tersebut mendorong Indeks harga produsen di sejumlah negara meningkat tajam dan berdampak terhadap peningkatan harga di level konsumen (inflasi).
Sebagai contoh Jerman dengan indeks harga produsen yang naik dari 0,85% di Januari 2021 menjadi 18,4% di Oktober 2021, mendorong inflasi meningkat diatas level 5% (yoy).
Inflasi November terutama disumbang oleh komponen inflasi harga bergejolak (Volatile Food/VF) yang mengalami inflasi 1,19% (mtm), 3,05% (yoy) dengan andil 0,20%. Beberapa komoditas VF yang menyumbang terhadap inflasi November antara lain minyak goreng, telur ayam ras, cabai merah, dan daging ayam ras.
tulis komentar anda