Erick Thohir Tidak Main-main, Kiamat Anak Cucu BUMN Makin Dekat
Kamis, 02 Desember 2021 - 21:05 WIB
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir tidak main-main untuk segera menutup bisnis gerombolan anak, cucu dan cicit BUMN dengan pendapatan di bawah Rp50 miliar. Keseriusan tersebut ditegaskan saat rapat kerja dengan Komisi VI DPR Kamis (2/12).
"Sudah terlalu banyak, dikendalikan juga sulit, akhirnya punya kerajaan-kerajaan kecil, ketika dikonsolidasikan tidak mudah. Hal ini terjadi dan terus dikonsolidasikan," ujar Erick, Kamis (2/12/2021).
Erick Thohir juga mengatakan banyak anak, cucu, cicit perusahaan BUMN tidak efisien. Bahkan, keberadaan anak, cucu, cicit perusahaan BUMN tersebut hanya memberatkan keuangan induk perusahaan saja. Pasalnya hanya menyedot keuntungan holding semata.
Sementara, secara bisnis anak cucu perusahaan negara tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan kepada negara. Bahkan dia mengungkapkan banyak tuduhan mematikan perusahaan daerah.
"Selama ini BUMN dituduh mematikan perusahaan daerah, pengusaha daerah. Lebih baik main yang besar-besar, kalau banyak anak cucu lagi, disedot lagi profit besar, akhirnya KKN diantara mereka akhirnya jatuh," katanya.
Tercatat, sebanyak 74 perusahaan pelat merah sudah dibubarkan, terdiri dari anak dan cucu BUMN. Adapun perseroan yang dibubarkan itu antara lain 13 anak dan cucu usaha Telkom Indonesia.
Lalu, 26 anak dan cucu Pertamina, dan 24 anak dan cucu usaha PTPN Group atau Holding Perkebunan Nusantara. Selanjutnya, ada pula anak usaha dan cucu PLN dan Krakatau Steel.
Rencana pembubaran atau penutupan perusahaan milik negara, salah satunya melalui skema swastanisasi perusahaan dengan tingkat pendapatannya di bawah standar atau kecil.
Kendati demikian, Erick memastikan, efisiensi yang dilakukan tidak berdampak pada pengurangan karyawan BUMN. Kepastian itu didasarkan pada keyakinan bila efisiensi jumlah anak dan cucu BUMN akan membuat bisnis perusahaan berkembang lebih baik.
"Sudah terlalu banyak, dikendalikan juga sulit, akhirnya punya kerajaan-kerajaan kecil, ketika dikonsolidasikan tidak mudah. Hal ini terjadi dan terus dikonsolidasikan," ujar Erick, Kamis (2/12/2021).
Erick Thohir juga mengatakan banyak anak, cucu, cicit perusahaan BUMN tidak efisien. Bahkan, keberadaan anak, cucu, cicit perusahaan BUMN tersebut hanya memberatkan keuangan induk perusahaan saja. Pasalnya hanya menyedot keuntungan holding semata.
Sementara, secara bisnis anak cucu perusahaan negara tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan kepada negara. Bahkan dia mengungkapkan banyak tuduhan mematikan perusahaan daerah.
"Selama ini BUMN dituduh mematikan perusahaan daerah, pengusaha daerah. Lebih baik main yang besar-besar, kalau banyak anak cucu lagi, disedot lagi profit besar, akhirnya KKN diantara mereka akhirnya jatuh," katanya.
Tercatat, sebanyak 74 perusahaan pelat merah sudah dibubarkan, terdiri dari anak dan cucu BUMN. Adapun perseroan yang dibubarkan itu antara lain 13 anak dan cucu usaha Telkom Indonesia.
Lalu, 26 anak dan cucu Pertamina, dan 24 anak dan cucu usaha PTPN Group atau Holding Perkebunan Nusantara. Selanjutnya, ada pula anak usaha dan cucu PLN dan Krakatau Steel.
Rencana pembubaran atau penutupan perusahaan milik negara, salah satunya melalui skema swastanisasi perusahaan dengan tingkat pendapatannya di bawah standar atau kecil.
Kendati demikian, Erick memastikan, efisiensi yang dilakukan tidak berdampak pada pengurangan karyawan BUMN. Kepastian itu didasarkan pada keyakinan bila efisiensi jumlah anak dan cucu BUMN akan membuat bisnis perusahaan berkembang lebih baik.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda