Teten ke Kadin: Jangan Ajak 'Perang' UMKM
Rabu, 08 Desember 2021 - 21:46 WIB
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta para pengusaha besar tidak menganggap UMKM sebagai pesaing. Pihaknya meminta Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk memperkuat kemitraan, sinergi, dan kolaborasi antara UMKM dengan usaha besar dalam rantai pasok industri.
"Usaha kecil dan besar harus terintegrasi, bukan bersaing," ujar Teten di Jakarta, Rabu (8/12/2021).
Dia merujuk hal itu tercipta di Jepang, Korsel, dan China, di mana UMKM disana menjadi bagian terintegrasi dalam rantai pasok industri. "Kita harus belajar dengan Jepang, Korea Selatan, dan China. UMKM-nya menjadi bagian rantai pasok industri, mulai dari hulunya. Bahkan, di Jepang, UMKM menyediakan komponen otomotifnya," ungkap Teten.
Oleh karena itu, Teten berharap, UMKM ke depan juga harus terhubung ke dalam rantai nilai industri dalam negeri dan global. "Kita sudah menyiapkan UMKM agar masuk ke rantai nilai industri dengan melakukan piloting bersama 9 BUMN," imbuh Teten.
BUMN tersebut adalah Pertamina, Krakatau Steel, PLN, Perhutani, Kimia Farma, RNI, BRI, dan Telkomsel. Ada juga kemitraan dengan sejumlah perusahaan swasta, seperti Teras Indonesia IKEA, Uniqlo Neighborhood Collaboration Corner, MNC Group, Accor Group, dan sebagainya. "Dalam UU Cipta Kerja, ada insentif bagi usaha besar yang melakukan kemitraan produktif dengan UMKM," bebernya.
Selain itu, Teten juga menyebutkan bahwa pihaknya terus menggulirkan aneka program dalam pengembangan UMKM agar memiliki daya saing, tak sekadar untuk bertahan hidup. "Kita harus mengurangi jumlah usaha mikro dengan cara scalling-up ke sektor formal. Dalam hal ini, Pemda harus besarkan usaha mikro dengan pengembangan produk unggulan dan khas daerah masing-masing," jelasnya.
"Usaha kecil dan besar harus terintegrasi, bukan bersaing," ujar Teten di Jakarta, Rabu (8/12/2021).
Dia merujuk hal itu tercipta di Jepang, Korsel, dan China, di mana UMKM disana menjadi bagian terintegrasi dalam rantai pasok industri. "Kita harus belajar dengan Jepang, Korea Selatan, dan China. UMKM-nya menjadi bagian rantai pasok industri, mulai dari hulunya. Bahkan, di Jepang, UMKM menyediakan komponen otomotifnya," ungkap Teten.
Oleh karena itu, Teten berharap, UMKM ke depan juga harus terhubung ke dalam rantai nilai industri dalam negeri dan global. "Kita sudah menyiapkan UMKM agar masuk ke rantai nilai industri dengan melakukan piloting bersama 9 BUMN," imbuh Teten.
BUMN tersebut adalah Pertamina, Krakatau Steel, PLN, Perhutani, Kimia Farma, RNI, BRI, dan Telkomsel. Ada juga kemitraan dengan sejumlah perusahaan swasta, seperti Teras Indonesia IKEA, Uniqlo Neighborhood Collaboration Corner, MNC Group, Accor Group, dan sebagainya. "Dalam UU Cipta Kerja, ada insentif bagi usaha besar yang melakukan kemitraan produktif dengan UMKM," bebernya.
Selain itu, Teten juga menyebutkan bahwa pihaknya terus menggulirkan aneka program dalam pengembangan UMKM agar memiliki daya saing, tak sekadar untuk bertahan hidup. "Kita harus mengurangi jumlah usaha mikro dengan cara scalling-up ke sektor formal. Dalam hal ini, Pemda harus besarkan usaha mikro dengan pengembangan produk unggulan dan khas daerah masing-masing," jelasnya.
(nng)
tulis komentar anda