Sedih! Saat Harga Tinggi, Petani Cabai di Lumajang Gagal Panen Usai Erupsi Semeru
Sabtu, 11 Desember 2021 - 12:30 WIB
JAWA TIMUR - Para petani cabai di kawasan Desa Supiturang Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, hanya bisa pasrah setelah gagal panen akibat erupsi Gunung Semeru . Sejumlah lahan yang siap panen rusak dan tertimbun material erupsi Gunung Semeru.
Poniman, warga Dusun Umbulan, Desa Supiturang, mengungkapkan, ladang cabainya seluas dua hektare hancur terpendam material erupsi Gunung Semeru. Padahal dirinya tengah bersiap panen dalam beberapa hari ke depan.
"Semuanya terpendam hancur. Padahal sudah mau panen, tinggal beberapa hari ke depan, tapi malah kena (erupsi gunung) Semeru," kata Poniman, saat ditemui di Dusun Umbulan RT 10 RW 4 Desa Supiturang, Sabtu pagi (11/12/2021).
Poniman menambahkan begitu sedih melihat lahan cabainya gagal panen karena harganya sedang tinggi. Selain kehilangan lahan cabai, ia juga harus kehilangan dua ekor sapi yang terkubur material erupsi.
"Harganya pas masih laku tinggi, mau dipanen habis, ya mau gimana lagi. Sekarang semuanya habis, cabai habis, sapi dua ekor mati, empat rumah yang ditempati keluarga besar juga kekubur," tuturnya.
Musripah juga mengalami kesedihan serupa. Hampir tiga hektare kebun cabainya tertimbun material erupsi. Ia menunjukkan kebun cabai rawitnya yang tak jauh dari rumah yang terkubur.
Perempuan berusia 53 tahun ini bercerita, bagian bawah yang dipasang garis polisi dulunya adalah perkebunan dan persawahan milik warga. Kini area perkebunan warga itu semuanya berubah tertimbun material dengan kedalaman mencapai 30-50 meter.
"Ini dulunya enggak segini dalam. Terus ini area perkebunan sekarang jadi terkubur. Semuanya hancur termasuk cabai saya," ungkap dia.
Poniman, warga Dusun Umbulan, Desa Supiturang, mengungkapkan, ladang cabainya seluas dua hektare hancur terpendam material erupsi Gunung Semeru. Padahal dirinya tengah bersiap panen dalam beberapa hari ke depan.
"Semuanya terpendam hancur. Padahal sudah mau panen, tinggal beberapa hari ke depan, tapi malah kena (erupsi gunung) Semeru," kata Poniman, saat ditemui di Dusun Umbulan RT 10 RW 4 Desa Supiturang, Sabtu pagi (11/12/2021).
Poniman menambahkan begitu sedih melihat lahan cabainya gagal panen karena harganya sedang tinggi. Selain kehilangan lahan cabai, ia juga harus kehilangan dua ekor sapi yang terkubur material erupsi.
"Harganya pas masih laku tinggi, mau dipanen habis, ya mau gimana lagi. Sekarang semuanya habis, cabai habis, sapi dua ekor mati, empat rumah yang ditempati keluarga besar juga kekubur," tuturnya.
Musripah juga mengalami kesedihan serupa. Hampir tiga hektare kebun cabainya tertimbun material erupsi. Ia menunjukkan kebun cabai rawitnya yang tak jauh dari rumah yang terkubur.
Perempuan berusia 53 tahun ini bercerita, bagian bawah yang dipasang garis polisi dulunya adalah perkebunan dan persawahan milik warga. Kini area perkebunan warga itu semuanya berubah tertimbun material dengan kedalaman mencapai 30-50 meter.
"Ini dulunya enggak segini dalam. Terus ini area perkebunan sekarang jadi terkubur. Semuanya hancur termasuk cabai saya," ungkap dia.
tulis komentar anda