Mendag Klaim Saat Ini Harga Bahan Pangan Turun Signifikan
Selasa, 18 Januari 2022 - 18:15 WIB
JAKARTA - Selama Natal 2021 dan Tahun Baru 2022 (Nataru) harga bahan pangan mengalami kenaikan hingga membuat masyarakat, khususnya kalangan ibu rumah tangga geleng-geleng kepala. Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi kemudian menjelaskan penyebabnya.
"Dari 2018 sampai 2020 tuh biasanya kenaikan harga ada dua kali. Pertama saat Lebaran dan kedua saat Nataru. Biasanya naik pas Lebaran kemudian turun, naik lagi pas Nataru. Sebenarnya pada tahun 2021, jika itu dibandingkan dengan inflasi sebenarnya tidak ada kenaikan sama sekali," ujar Mendag dalam konferensi pers Outlook Perdagangan 2022, Selasa (18/1/2022).
Mendag menjelaskan, kondisi harga bahan pangan pada 2021 di pasaran disebabkan dari sisi permintaan yang belum pulih sepenuhnya dan pasokan pangannya juga cukup, sehingga tidak terjadi pertumbuhan yang sangat berarti.
Menurut Mendag, saat ini harga bahan pangan sudah berangsur menurun, bahkan turunnya signifikan. Seperti diketahui bersama, harga cabai rawit merah saat menjelang Nataru sempat tembus Rp100.000-120.000 per kilogram. Sekarang sudah turun di bawah Rp76.000 per kilogram.
"Harga-harga komoditas pangan sudah mengalami penurunan. Seperti cabe rawit merah sudah berada dikisaran Rp75.000-76.000 per kilogram. Harga ini sudah turun signifikan dibandingkan akhir tahun lalu," kata Mendag Lutfi.
Sementara itu, untuk komoditas telur ayam ras jelang Nataru tembus Rp30.050 per kilogram. Namun setelah masuk tahun baru 2022, telur ayam ras sudah dijajal di kisaran Rp19.000-20.000 per kilogram.
"Saya ditelepon oleh Pinsar, sekarang ini harganya sudah mulai mendekati harga di bawah HPP (harga pokok penjualan) di Rp19.000-20.000. Jadi kita sudah lihat di farm gate sudah turun kembali seperti sebelum Nataru kemarin," jelas Mendag.
Mendag menambahkan, terkait kenaikan harga minyak goreng disebabkan oleh harga CPO global. Kenaikan harga CPO dunia membuat harga minyak goreng di dalam negeri ikut terkerek.
"Dari 2018 sampai 2020 tuh biasanya kenaikan harga ada dua kali. Pertama saat Lebaran dan kedua saat Nataru. Biasanya naik pas Lebaran kemudian turun, naik lagi pas Nataru. Sebenarnya pada tahun 2021, jika itu dibandingkan dengan inflasi sebenarnya tidak ada kenaikan sama sekali," ujar Mendag dalam konferensi pers Outlook Perdagangan 2022, Selasa (18/1/2022).
Mendag menjelaskan, kondisi harga bahan pangan pada 2021 di pasaran disebabkan dari sisi permintaan yang belum pulih sepenuhnya dan pasokan pangannya juga cukup, sehingga tidak terjadi pertumbuhan yang sangat berarti.
Menurut Mendag, saat ini harga bahan pangan sudah berangsur menurun, bahkan turunnya signifikan. Seperti diketahui bersama, harga cabai rawit merah saat menjelang Nataru sempat tembus Rp100.000-120.000 per kilogram. Sekarang sudah turun di bawah Rp76.000 per kilogram.
"Harga-harga komoditas pangan sudah mengalami penurunan. Seperti cabe rawit merah sudah berada dikisaran Rp75.000-76.000 per kilogram. Harga ini sudah turun signifikan dibandingkan akhir tahun lalu," kata Mendag Lutfi.
Sementara itu, untuk komoditas telur ayam ras jelang Nataru tembus Rp30.050 per kilogram. Namun setelah masuk tahun baru 2022, telur ayam ras sudah dijajal di kisaran Rp19.000-20.000 per kilogram.
"Saya ditelepon oleh Pinsar, sekarang ini harganya sudah mulai mendekati harga di bawah HPP (harga pokok penjualan) di Rp19.000-20.000. Jadi kita sudah lihat di farm gate sudah turun kembali seperti sebelum Nataru kemarin," jelas Mendag.
Mendag menambahkan, terkait kenaikan harga minyak goreng disebabkan oleh harga CPO global. Kenaikan harga CPO dunia membuat harga minyak goreng di dalam negeri ikut terkerek.
(uka)
tulis komentar anda