Menelusuri Asal-usul Munculnya Harta Karun Rare Earth di Lumpur Lapindo
Jum'at, 28 Januari 2022 - 17:23 WIB
JAKARTA - Munculnya logam tanah jarang ( rare earth ) di lumpur Lapindo Sidoarjo menambah daftar panjang potensi energi Indonesia. Logam langka ini merupakan bahan baku penting untuk pembuatan pesawat antariksa, semikonduktor, hingga lampu teknologi tinggi.
Pakar kimia analisis dan kimia lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST UNAIR) Ganden Supriyanto menyebutkan, sebenarnya LTJ tidak hanya berada di lumpur Lapindo saja. Seluruh permukaan bumi mengandung logam tanah jarang.
Namun, kandungan masing-masing wilayah memiliki kadar yang berbeda. Kemunculan logam tanah jarang sangat tergantung dari proses pembentukan batuannya karena setiap daerah memiliki konsentrasi yang berbeda.
“Kita tidak bisa menentukan di wilayah tertentu kandungan logam tanah jarang terbilang tinggi ataupun rendah, sehingga untuk mengetahui kandungan tersebut yaitu melalui analisis unsur kandungan yang ada di dalam tanah,” ungkap Ganden, dikutip dari laman UNAIR, Jumat (28/1/2022).
Ditemukannya logam tanah jarang di Lumpur Lapindo Sidoarjo, menurut Ganden, bisa jadi karena kandungan scandium dan litium di daerah tersebut lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Per 1 kg tanah yang diambil dari lumpur Lapindo, kandungan logam tanah jarangnya mencapai lebih dari 100gr.
Selain itu, sambung Gaden, kemungkinan kemunculan logam tanah jarang dikarenakan logam dari bawah permukaan bumi yang naik ke atas melalui pusat semburan lumpur Lapindo.
“Jadi artinya dia (logam tanah jarang) tidak terbentuk secara tiba-tiba, namun logam tersebut memang sudah ada di situ. Nah, kebetulan dengan perisitiwa lumpur Lapindo ini dia naik ke atas, sehingga kemungkinan dia naik ke atas dari kedalaman tanah di bawah permukaan daratan,” jelasnya.
Sehingga tidak heran jika lumpur Lapindo tidak dibuang sepenuhnya ke Sungai Porong, namun lebih banyak disimpan di dalam tanggul karena potensi logam tanah jarang yang terdapat di dalamnya.
“Jadi pembuangan lumpur Lapindo di sungai porong sebetulnya terbilang sedikit, bahkan terkadang terdapat kendala dalam pengoperasianya karena mereka tahu bahwa lumpur Lapindo memiliki logam tanah jarang yang bernilai tinggi,” tutupnya.
Pakar kimia analisis dan kimia lingkungan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga (FST UNAIR) Ganden Supriyanto menyebutkan, sebenarnya LTJ tidak hanya berada di lumpur Lapindo saja. Seluruh permukaan bumi mengandung logam tanah jarang.
Namun, kandungan masing-masing wilayah memiliki kadar yang berbeda. Kemunculan logam tanah jarang sangat tergantung dari proses pembentukan batuannya karena setiap daerah memiliki konsentrasi yang berbeda.
“Kita tidak bisa menentukan di wilayah tertentu kandungan logam tanah jarang terbilang tinggi ataupun rendah, sehingga untuk mengetahui kandungan tersebut yaitu melalui analisis unsur kandungan yang ada di dalam tanah,” ungkap Ganden, dikutip dari laman UNAIR, Jumat (28/1/2022).
Ditemukannya logam tanah jarang di Lumpur Lapindo Sidoarjo, menurut Ganden, bisa jadi karena kandungan scandium dan litium di daerah tersebut lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Per 1 kg tanah yang diambil dari lumpur Lapindo, kandungan logam tanah jarangnya mencapai lebih dari 100gr.
Selain itu, sambung Gaden, kemungkinan kemunculan logam tanah jarang dikarenakan logam dari bawah permukaan bumi yang naik ke atas melalui pusat semburan lumpur Lapindo.
“Jadi artinya dia (logam tanah jarang) tidak terbentuk secara tiba-tiba, namun logam tersebut memang sudah ada di situ. Nah, kebetulan dengan perisitiwa lumpur Lapindo ini dia naik ke atas, sehingga kemungkinan dia naik ke atas dari kedalaman tanah di bawah permukaan daratan,” jelasnya.
Sehingga tidak heran jika lumpur Lapindo tidak dibuang sepenuhnya ke Sungai Porong, namun lebih banyak disimpan di dalam tanggul karena potensi logam tanah jarang yang terdapat di dalamnya.
“Jadi pembuangan lumpur Lapindo di sungai porong sebetulnya terbilang sedikit, bahkan terkadang terdapat kendala dalam pengoperasianya karena mereka tahu bahwa lumpur Lapindo memiliki logam tanah jarang yang bernilai tinggi,” tutupnya.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda