Penyaluran KPR Sejahtera FLPP Bank BTN Melompat 473 Persen di Januari
Rabu, 02 Februari 2022 - 13:08 WIB
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN memacu penyaluran Kredit Pembiayaan Rumah Sejahtera Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan ( KPR Sejahtera FLPP). Bank yang fokus pada sektor perumahan ini mencatat penyaluran baru KPR Sejahtera mencapai 13.192 unit per Januari 2022, jauh lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya mencapai 2.302 unit.
Rinciannya, dari total 13.192 unit yang berhasil dibukukan, 11.117 unit di antaranya adalah KPR Sejahtera konvensional. Penyebaran penyaluran KPR Sejahtera FLPP sendiri terbesar di Jawa, disusul wilayah Sumatera kemudian Sulawesi dan Maluku.
“Bank BTN menjadi yang terdepan karena kami mengoptimalkan seluruh kanal distribusi untuk KPR Sejahtera, bekerjasama dengan developer , para agen properti serta menyelenggarakan akad KPR Sejahtera secara massal di seluruh Kantor Cabang Bank BTN,” kata Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo di Jakarta, Senin (31/1).
Untuk memperlancar proses penyaluran KPR Sejahtera, Haru menambahkan, Bank BTN tak segan melakukan upaya 'jemput bola'.
Dengan dibukanya keran FLPP tanpa kuota, Haru mengaku Bank BTN menerapkan strategi “all out”, misalnya menggalang kerjasama dengan swasta maupun instansi yang memiliki debitur potensial sesuai dengan persyaratan Bank BTN, menggandeng para developer yang mulai aktif melakukan penjualan dan membuka lahan baru untuk dibangun perumahan subsidi.
“Saat ini, semua Bank berkompetisi untuk dapat memenangkan pasar KPR Sejahtera, karena itu Bank BTN dengan pengalaman yang panjang memberikan kualitas pelayanan kredit yang lebih baik dan cepat akan menjadi nilai tambah,” kata Haru.
Di samping itu, Haru menjelaskan, Bank BTN terus mencari pasar yang potensial untuk penyaluran KPR Sejahtera FLPP maupun program KPR Subsidi yang lain. Untuk itu, Bank BTN tengah melakukan kajian terutama bagi pekerja sektor informal seperti pedagang pasar, nelayan, dan lain sebagainya.
“Kami baru-baru ini bekerjasama dengan BP Tapera dan komunitas pekerja informal untuk mengkaji program pembiayaan perumahan yang tepat bagi mereka,” kata Haru.
Haru menilai kajian tersebut dapat memberikan rincian mengenai isu utama pembiayaan perumahan bagi para pekerja informal seperti karakteristik dari penghasilannya, kemampuannya untuk membayar angsuran dan menabung sehingga menghasilkan skema yang tepat untuk program pembiayaan perumahan melalui jalur mandiri di BP Tapera.
Rinciannya, dari total 13.192 unit yang berhasil dibukukan, 11.117 unit di antaranya adalah KPR Sejahtera konvensional. Penyebaran penyaluran KPR Sejahtera FLPP sendiri terbesar di Jawa, disusul wilayah Sumatera kemudian Sulawesi dan Maluku.
“Bank BTN menjadi yang terdepan karena kami mengoptimalkan seluruh kanal distribusi untuk KPR Sejahtera, bekerjasama dengan developer , para agen properti serta menyelenggarakan akad KPR Sejahtera secara massal di seluruh Kantor Cabang Bank BTN,” kata Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo di Jakarta, Senin (31/1).
Untuk memperlancar proses penyaluran KPR Sejahtera, Haru menambahkan, Bank BTN tak segan melakukan upaya 'jemput bola'.
Dengan dibukanya keran FLPP tanpa kuota, Haru mengaku Bank BTN menerapkan strategi “all out”, misalnya menggalang kerjasama dengan swasta maupun instansi yang memiliki debitur potensial sesuai dengan persyaratan Bank BTN, menggandeng para developer yang mulai aktif melakukan penjualan dan membuka lahan baru untuk dibangun perumahan subsidi.
“Saat ini, semua Bank berkompetisi untuk dapat memenangkan pasar KPR Sejahtera, karena itu Bank BTN dengan pengalaman yang panjang memberikan kualitas pelayanan kredit yang lebih baik dan cepat akan menjadi nilai tambah,” kata Haru.
Di samping itu, Haru menjelaskan, Bank BTN terus mencari pasar yang potensial untuk penyaluran KPR Sejahtera FLPP maupun program KPR Subsidi yang lain. Untuk itu, Bank BTN tengah melakukan kajian terutama bagi pekerja sektor informal seperti pedagang pasar, nelayan, dan lain sebagainya.
“Kami baru-baru ini bekerjasama dengan BP Tapera dan komunitas pekerja informal untuk mengkaji program pembiayaan perumahan yang tepat bagi mereka,” kata Haru.
Haru menilai kajian tersebut dapat memberikan rincian mengenai isu utama pembiayaan perumahan bagi para pekerja informal seperti karakteristik dari penghasilannya, kemampuannya untuk membayar angsuran dan menabung sehingga menghasilkan skema yang tepat untuk program pembiayaan perumahan melalui jalur mandiri di BP Tapera.
Lihat Juga :
tulis komentar anda