Kabar Banjir Baja Impor Mencuat, Analis Sentil Asosiasi

Sabtu, 05 Februari 2022 - 18:32 WIB
Analis sentil asosiasi baja Indonesia (IISIA) yang justru tidak teriak ketika industri hulu baja carbon nasional sangat rentan karena harus impor. Foto/Dok
JAKARTA - Kabar banjir impor mencuat belakangan ini yang menurut analis datang dari asosiasi baja Indonesia (IISIA) yang hampir semua anggotanya juga pengimpor bahan baku baja. Hal ini menjadi sorotan Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas yang melakukan penelitian untuk melihat lebih dekat duduk persoalannya.

Setelah mempelajari data impor baja dari BPS yang disampaikan oleh Alumni Teknik UI, Cindar Hari Prabowo bahwa ada dua mekanisme impor baja. Yakni pertama jalur tanpa Persetuan Impor dari Dirjen Daglu Perdagangan (tanpa Lartas atau tanpa pengendalian) yang dengan jenis baja bahan baku berupa Slab, billet dan Ore Iron, angkanya sangat tinggi, data BPS tahun 2019, sebanyak 4,7 juta ton dan tahun 2021 sebanyak 5;22 juta ton atau meningkat 11 persen.





Sambung Fernando, ini menjadi bukti industri hulu baja carbon nasional sangat rentan karena harus impor, anehnya tambah Fernando, Asosiasi IISIA tidak teriak ada banjir impor di sektor hulu ini. Padahal data BPS jelas ada peningkatan dan jumlahnya ton bukan kgo.

Lebih lanjut Ia juga menyampaikan, jalur kedua impor baja yang dikendalikan oleh Pemerintah dengan Persetujuan Impor dari Kementerian Perdagangan menunjukan tren menurun dari 2019 sebanyak 7,89 juta ton dan tahun 2021 sebanyak 6,35 juta ton atau turun 19 persen, Fernando membenarkan yang disampaikan pakar UI.

Menurutnya, dari kedua jalur impor tersebut namanya statistik ya dihitung total tidak parsial atau masing masing jalur, ketika totalnya naik tapi penyebabnya dari jalur kedua atau yang dikendalikan pemerintah yang namanya Asosiasi IISIA dengan sigap dan cepat membuat berbagai FGD dan broadcast di berbagai media.

Banjir impor, banjir impor, dan yang terbaru menggunakan data dari 2020 ke 2021, nama tahun 2020 semua orang tahu, itu tahun covid bukan jadi pembanding, sentil Fernando.

Berangkat dari data di atas, penasaran untuk melihat siapa saja yang duduk di Anggota IISIA dan Ketuanya, ternyata infonya IISIA ex officio diduduki oleh Direksi Krakatau Steel. Sedangkan Melati Sarmita yang juga Ketua Flat Product IISIA adalah Direktur Komersial KS, yang dengan semangat menyuarakan ada banjir Impor di RI seolah Pemerintah Jokowi tidak bisa mengendalikan.

"Asosiasi kok jadi oposisi Pemerintah, ini keanehan.Mata rantai jelas, asosiasi ini menjadi oposisi pemerintah dan harus dibubarkan atau diambil alih Pemerintah," jelas Fernando.



Dilihat dari aspek politik, suara banjir impor ini menurutnya menghilangkan fokus hilirisasi baja carbon di Indonesia, karena tidak mampu mengolah pasir besi yang ada di Indonesia, padahal harapan industri baja mendapatkan bahan baku dari dalam negeri besar tetapi ditempuh impor untuk menyelamatkan investasinya.

"Kedepan, saya sarankan agar pemerintah membubarkan Asosiasi baja IISIA ini karena tempat kedok importir baja produsen menyalurkan kepentingannya sendiri tidak memikirkan bagaimana rakyat diberikan harga baja murah dari produksi dalam negeri," pungkas Fernando.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More