Investor Asing Lebih Perkasa Pengaruhi IHSG Ketimbang Perang Rusia vs Ukraina
Kamis, 24 Februari 2022 - 19:11 WIB
JAKARTA - Perang Rusia dengan Ukraina akan menjadi sentimen negatif buat pasar saham dalam negeri. Untungnya, selama tiga hari pekan ini indeks harga saham gabungan ( IHSG ) cenderung menguat, sempat menyentuh level 6.920 (23/2/2022).
Memang pada perdagangan hari ini, Kamis (24/2/2022), IHSG ditutup turun ke level 6.817. Namun penurunan itu diperkirakan tak akan berlangsung lama, sebab adanya dukungan kepercayaan investor, terutama asing. Apalagi, selama periode 50 hari pertama 2022 IHSG sudah mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,88%.
"Ini merupakan awalan yang bagus dan kami proyeksikan masih akan berlanjut mengingat sejumlah capaian positif dari domestik masih akan terus bermunculan. Capaian positif ini yang akan mendorong kepercayaan investor asing terhadap pasar keuangan nasional. Kami memproyeksikan IHSG di akhir 2022 terus naik hingga mencapai level 7.300,” ujar Budi Hikmat, Kepala Ekonom Bahana TCW, Kamis (24/2/2022).
Setidaknya ada dua faktor utama yang mendorong penguatan kinerja IHSG ke depan. Pertama secara fundamental, perbaikan ekonomi pasca-pandemi terus berlanjut. Perbaikan fundamental ini merupakan hasil dari stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dan juga berbagai insentif pajak, serta kebijakan akomodatif BI yang telah berjalan sejak awal pandemi.
Pemulihan ekonomi domestik yang kuat tecermin dari kembalinya daya beli masyarakat. Per Desember 2021, pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) tumbuh 22,98% secara tahunan. Pemulihan yang terus berlanjut turut didukung oleh neraca perdagangan yang membaik. Bank Indonesia (BI) menyampaikan neraca transaksi berjalan berhasil mencetak surplus pada 2021 lalu sebesar USD 3,3 miliar atau setara Rp47 triliun. Angka itu merupakan surplus pertama setelah mencatatkan defisit beruntun selama sembilan tahun terakhir.
"Naiknya harga komoditas sejak 2021 lalu diproyeksi akan berdampak pula pada kinerja emiten yang akan mendorong earnings levels. Secara rata-rata di tahun ini akan ada peningkatan earnings sebesar 17,19% yang akan mendorong IHSG ke level 7.300 atau tumbuh 11% dari akhir 2021 lalu," jelas Budi.
Kedua, kepercayaan investor asing yang mulai terjaga yang membawa dana masuk (inflow) asing ke pasar keuangan nasional sejak kuartal IV 2021 yang lalu. Perbaikan fundamental dipersepsikan positif oleh investor asing meski posisi dana masuk asing belum seperti saat masa commodity boom. Namun, momentum ini bisa diartikan sebagai titik awal kembalinya kepercayaan investor asing ke pasar saham Indonesia.
Sejak awal 2022, aliran dana masuk (net inflow) asing ke pasar saham Indonesia telah mencapai Rp20,3 triliun(year to date/ytd). Jumlah itu menunjukkan dukungan atau kepercayaan yang solid dari investor asing dan dapat menjadi indikator yang bagus untuk kinerja IHSG ke depan.
Memang pada perdagangan hari ini, Kamis (24/2/2022), IHSG ditutup turun ke level 6.817. Namun penurunan itu diperkirakan tak akan berlangsung lama, sebab adanya dukungan kepercayaan investor, terutama asing. Apalagi, selama periode 50 hari pertama 2022 IHSG sudah mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,88%.
"Ini merupakan awalan yang bagus dan kami proyeksikan masih akan berlanjut mengingat sejumlah capaian positif dari domestik masih akan terus bermunculan. Capaian positif ini yang akan mendorong kepercayaan investor asing terhadap pasar keuangan nasional. Kami memproyeksikan IHSG di akhir 2022 terus naik hingga mencapai level 7.300,” ujar Budi Hikmat, Kepala Ekonom Bahana TCW, Kamis (24/2/2022).
Setidaknya ada dua faktor utama yang mendorong penguatan kinerja IHSG ke depan. Pertama secara fundamental, perbaikan ekonomi pasca-pandemi terus berlanjut. Perbaikan fundamental ini merupakan hasil dari stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), dan juga berbagai insentif pajak, serta kebijakan akomodatif BI yang telah berjalan sejak awal pandemi.
Pemulihan ekonomi domestik yang kuat tecermin dari kembalinya daya beli masyarakat. Per Desember 2021, pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) tumbuh 22,98% secara tahunan. Pemulihan yang terus berlanjut turut didukung oleh neraca perdagangan yang membaik. Bank Indonesia (BI) menyampaikan neraca transaksi berjalan berhasil mencetak surplus pada 2021 lalu sebesar USD 3,3 miliar atau setara Rp47 triliun. Angka itu merupakan surplus pertama setelah mencatatkan defisit beruntun selama sembilan tahun terakhir.
"Naiknya harga komoditas sejak 2021 lalu diproyeksi akan berdampak pula pada kinerja emiten yang akan mendorong earnings levels. Secara rata-rata di tahun ini akan ada peningkatan earnings sebesar 17,19% yang akan mendorong IHSG ke level 7.300 atau tumbuh 11% dari akhir 2021 lalu," jelas Budi.
Kedua, kepercayaan investor asing yang mulai terjaga yang membawa dana masuk (inflow) asing ke pasar keuangan nasional sejak kuartal IV 2021 yang lalu. Perbaikan fundamental dipersepsikan positif oleh investor asing meski posisi dana masuk asing belum seperti saat masa commodity boom. Namun, momentum ini bisa diartikan sebagai titik awal kembalinya kepercayaan investor asing ke pasar saham Indonesia.
Sejak awal 2022, aliran dana masuk (net inflow) asing ke pasar saham Indonesia telah mencapai Rp20,3 triliun(year to date/ytd). Jumlah itu menunjukkan dukungan atau kepercayaan yang solid dari investor asing dan dapat menjadi indikator yang bagus untuk kinerja IHSG ke depan.
tulis komentar anda