Genjot Transformasi Digital, Mitratel Siapkan Lebih 1.500 Menara Non 3T Operator Seluler
Jum'at, 25 Februari 2022 - 18:36 WIB
JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur telekomunikasi agar seluruh masyarakat dapat mengakses layanan telekomunikasi hingga ke seluruh pelosok negeri. Dari total 83.218 desa dan kelurahan di Indonesia, masih terdapat 3.435 desa/kelurahan berada di wilayah Non 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang belum terjangkau layanan 4G.
Dalam implementasinya, pemerintah bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi di Indonesia untuk pengembangan layanan di desa tersebut. Program Non 3T merupakan program pemerataan jaringan telekomunikasi ke seluruh pelosok negeri di luar wilayah 3T.
Secara spesifik lokasi Non 3T tidak berada di daerah yang terisolir (jarak non 3T dengan BTS existing existing terdekat rata-rata sekitar 5-10 km), namun secara market kurang menjadi prioritas bagi operator.
Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi, Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi yang dipimpinnya akan turut serta dalam kesempatan untuk mendukung ekonomi digital Indonesia agar tumbuh lebih cepat lagi. Mitratel akan mendukung penuh program operator telekomunikasi dalam pembangunan layanan 4G di Desa Non 3T.
Sebagai salah satu penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, Mitratel berperan dalam penyediaan infrastruktur yaitu implementasi pemenuhan pembangunan menara telekomunikasi Built to Suit untuk dipasangkan perangkat BTS 4G di wilayah Non 3T. Mitratel berkomitmen untuk membangun lebih dari 1.500 desa yang tersebar di area Jawa Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Mitratel memiliki pengalaman yang kuat untuk membangun menara di daerah perbatasan. Sampai dengan akhir tahun 2021 Mitratel memiliki 516 menara di daerah perbatasan yang sebagian besar berada di wilayah Maluku dan Papua. Adapun strategi yang dilakukan untuk melakukan penyediaan menara khususnya di daerah Non 3T ini adalah koordinasi dengan pemerintah setempat, tokoh masyarakat dan kerja sama dengan para operator telekomunikasi.
“Kami bekerja sama dengan semua operator telekomunikasi di Indonesia untuk menyukseskan program Non 3T dari Pemerintah. Sudah selayaknya kami sebagai salah satu anak perusahaan BUMN berkontribusi untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia," ungkap Teddy.
"Mitratel akan terus berupaya untuk dapat mendukung akselerasi digital di Indonesia yang akan menghadapi era 5G. Serta, berkontribusi untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar, khususnya di Kawasan Asia Pasifik pada 2025,” lanjut Teddy.
Mitratel merupakan salah satu perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 28.200 menara dengan 42.500 tenant, jumlah ini termasuk akumulasi dari penambahan akuisisi dan pembangunan tower yang dilakukan Mitratel sampai akhir tahun 2021. Dari 28.200 menara milik Mitratel sebanyak 16.150 menara atau 58% berada di luar Jawa.
Lihat Juga: Rakorda se-Sulawesi Utara, BAZNAS Dorong Penguatan Digitalisasi Pengelolaan Zakat di Daerah
Dalam implementasinya, pemerintah bekerja sama dengan perusahaan telekomunikasi di Indonesia untuk pengembangan layanan di desa tersebut. Program Non 3T merupakan program pemerataan jaringan telekomunikasi ke seluruh pelosok negeri di luar wilayah 3T.
Secara spesifik lokasi Non 3T tidak berada di daerah yang terisolir (jarak non 3T dengan BTS existing existing terdekat rata-rata sekitar 5-10 km), namun secara market kurang menjadi prioritas bagi operator.
Direktur Utama Dayamitra Telekomunikasi, Theodorus Ardi Hartoko mengatakan, perusahaan penyedia infrastruktur telekomunikasi yang dipimpinnya akan turut serta dalam kesempatan untuk mendukung ekonomi digital Indonesia agar tumbuh lebih cepat lagi. Mitratel akan mendukung penuh program operator telekomunikasi dalam pembangunan layanan 4G di Desa Non 3T.
Sebagai salah satu penyedia menara telekomunikasi terbesar di Indonesia, Mitratel berperan dalam penyediaan infrastruktur yaitu implementasi pemenuhan pembangunan menara telekomunikasi Built to Suit untuk dipasangkan perangkat BTS 4G di wilayah Non 3T. Mitratel berkomitmen untuk membangun lebih dari 1.500 desa yang tersebar di area Jawa Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Mitratel memiliki pengalaman yang kuat untuk membangun menara di daerah perbatasan. Sampai dengan akhir tahun 2021 Mitratel memiliki 516 menara di daerah perbatasan yang sebagian besar berada di wilayah Maluku dan Papua. Adapun strategi yang dilakukan untuk melakukan penyediaan menara khususnya di daerah Non 3T ini adalah koordinasi dengan pemerintah setempat, tokoh masyarakat dan kerja sama dengan para operator telekomunikasi.
“Kami bekerja sama dengan semua operator telekomunikasi di Indonesia untuk menyukseskan program Non 3T dari Pemerintah. Sudah selayaknya kami sebagai salah satu anak perusahaan BUMN berkontribusi untuk pembangunan infrastruktur telekomunikasi yang memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia," ungkap Teddy.
"Mitratel akan terus berupaya untuk dapat mendukung akselerasi digital di Indonesia yang akan menghadapi era 5G. Serta, berkontribusi untuk mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar, khususnya di Kawasan Asia Pasifik pada 2025,” lanjut Teddy.
Mitratel merupakan salah satu perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki lebih dari 28.200 menara dengan 42.500 tenant, jumlah ini termasuk akumulasi dari penambahan akuisisi dan pembangunan tower yang dilakukan Mitratel sampai akhir tahun 2021. Dari 28.200 menara milik Mitratel sebanyak 16.150 menara atau 58% berada di luar Jawa.
Lihat Juga: Rakorda se-Sulawesi Utara, BAZNAS Dorong Penguatan Digitalisasi Pengelolaan Zakat di Daerah
(akr)
tulis komentar anda