Perang Rusia Ukraina Bakal Bikin Pemilik Emas Untung Gak Ketulungan
Selasa, 01 Maret 2022 - 07:05 WIB
JAKARTA - Perang di Ukraina kemungkinan akan berlangsung lama, apalagi setelah tewasnya Jenderal Republik Chechnya Ramzan Kadyrov oleh rudal pasukan Ukraina. Di balik perang, ada peluang beberapa sektor bakal diminati investor.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa harga emas dan komoditas diprediksi bakal terbang lagi, terutama minyak brent. Pasalnya, minyak brent merupakan bahan bakar pesawat (Avtur).
"Sesuai dengan prediksi, harga emas dan minyak mentah terjadi gap up (naik tinggi). Untuk emas dari USD1.882 terbang ke USD1.930, minyak WTI USD90 ke USD99," kata Ibrahim dalam keterangan resminya, Senin (28/2/2022).
Tak hanya emas dan komoditas seperti minyak, indeks dolar juga ikut melesat dari USD96,50 menjadi USD97,50. Penyebab pasti saat ini adalah perang Rusia-Ukraina yang akan berlangsung lama dan tidak sesuai dari prediksi Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Prediksinya lima hari Kiev bisa dikuasai," ujarnya.
Untuk support dan resisten emas ada di USD1.880-USD2.150 dan minyak WTI ada di USD85 - USD115.
Ketidakpastian situasi geopolitik membuat aset emas lebih diminati karena produk emas dinilai sebagai aset aman (safe haven) dibandingkan dengan aset produk lain sehingga pelaku pasar lebih memilih untuk berlindung pada produk emas. Permintaan akan produk emas tinggi membuat harga emas menjadi naik.
Konflik ini juga bisa memicu efek domino yang berpengaruh terhadap suplai Indonesia. Tak hanya minyak, harga pangan lain seperti gandum dan jagung dikabarkan ikut meroket. Harga pangan global mendekati level tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa harga emas dan komoditas diprediksi bakal terbang lagi, terutama minyak brent. Pasalnya, minyak brent merupakan bahan bakar pesawat (Avtur).
"Sesuai dengan prediksi, harga emas dan minyak mentah terjadi gap up (naik tinggi). Untuk emas dari USD1.882 terbang ke USD1.930, minyak WTI USD90 ke USD99," kata Ibrahim dalam keterangan resminya, Senin (28/2/2022).
Tak hanya emas dan komoditas seperti minyak, indeks dolar juga ikut melesat dari USD96,50 menjadi USD97,50. Penyebab pasti saat ini adalah perang Rusia-Ukraina yang akan berlangsung lama dan tidak sesuai dari prediksi Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Prediksinya lima hari Kiev bisa dikuasai," ujarnya.
Untuk support dan resisten emas ada di USD1.880-USD2.150 dan minyak WTI ada di USD85 - USD115.
Ketidakpastian situasi geopolitik membuat aset emas lebih diminati karena produk emas dinilai sebagai aset aman (safe haven) dibandingkan dengan aset produk lain sehingga pelaku pasar lebih memilih untuk berlindung pada produk emas. Permintaan akan produk emas tinggi membuat harga emas menjadi naik.
Konflik ini juga bisa memicu efek domino yang berpengaruh terhadap suplai Indonesia. Tak hanya minyak, harga pangan lain seperti gandum dan jagung dikabarkan ikut meroket. Harga pangan global mendekati level tertinggi dalam 10 tahun terakhir.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda