Ratusan UMKM Berkembang Bersama Koperasi Alumni Unpad
Senin, 15 Juni 2020 - 14:49 WIB
JAKARTA - Koperasi UMKM Alumni Universitas Padjadjaran (Unpad) terus berkembang sejak dideklarasikan pada 22 Februari 2020. Calon Ketua Ikatan Alumni Unpad Ary Zulfikar (Azoo) menyatakan, perkembangan itu karena koperasi membantu anggotanya, dengan cara membuka akses dari hambatan-hambatan dalam kegiatan bisnis.
Dalam hal ini, koperasi yang berbasis komunitas dan menjunjung tinggi asas kekeluargaan tersebut, membantu dan memudahkan akses dana, akses pasar, dan memberikan pembinaan.
"Kita menerapkan asas kekeluargaan bukan persaingan yang saling menjatuhkan dan membantu mereka dalam akses pendanaan, akses pasar, dan pembinaan," kata Direktur Eksekutif Hukum Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu dalam Halalbihalal Jejaring Alumni, Anggota Koperasi UMKM alumni Indonesia, dan Komunitas Alumni.
Acara halal bihalal dihadiri oleh sekitar 150 alumni Unpad yang tersebar di seluruh Indonesia, turut hadir Ferry Mursidan Baldan mantan Menteri ATR/BPN, Rudiantara mantan Menteri Komunikasi dan Informatika.
Azoo menjelaskan perkembangan koperasi alumni yang digagasnya. Mulanya, Azoo melihat peluang ekonomi yang besar dari potensi-potensi alumni yang melakukan kegiatan bisnis. Sebelum koperasi ini diresmikan, Azoo pernah melakukan survei di beberapa komunitas alumni di Unpad. Sebanyak 70% dari mereka ternyata melakukan kegiatan usaha. Namun memiliki kendala dalam hal akses dana dan akses pasar.
"Selain itu, banyak dari mereka melakukan kegiatan UMKM karena hobi. Padahal kalau hobi dijalankan dengan benar bisa mendapatkan penghasipan besar," jelasnya.
Hal itu yang membuat Azoo mencetuskan ide mendirikan koperasi UMKM alumni Upad. Azoo menyatakan, koperasi tersebut akan menjadi wadah untuk membantu para alumni yang ber-UMKM dengan memudahkan hambatan-hambatan mereka dalam berusaha, seperti akses dana, pasar dan pembinaan.
"Saat pertama dibuka sudah ada 200 lebih orang mendaftar menjadi UMKM dan respons masing-masing alumni. Baru bergabung mereka sudah disediakan pasar yang pembelinya para alumni. Ini karena marketplace sifatnya komunitas. Jadi tidak saling membunuh. Meskipun produk yang dijual sama tapi kerekatan keluarga tidak sampai saling menjatuhkan," kata Azoo.
Selain itu, koperasi ini membagi kelompok sesuai produk yang dijual, ada kelompok makanan dan juga jasa. "Hampir semua yang kita butuhkan dalam keseharian ternyata diproduksi UMKM alumni. Kalau mau beli bunga, alumni ada. Rendang juga ada," kata Azoo.
Dalam hal ini, koperasi yang berbasis komunitas dan menjunjung tinggi asas kekeluargaan tersebut, membantu dan memudahkan akses dana, akses pasar, dan memberikan pembinaan.
"Kita menerapkan asas kekeluargaan bukan persaingan yang saling menjatuhkan dan membantu mereka dalam akses pendanaan, akses pasar, dan pembinaan," kata Direktur Eksekutif Hukum Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) itu dalam Halalbihalal Jejaring Alumni, Anggota Koperasi UMKM alumni Indonesia, dan Komunitas Alumni.
Acara halal bihalal dihadiri oleh sekitar 150 alumni Unpad yang tersebar di seluruh Indonesia, turut hadir Ferry Mursidan Baldan mantan Menteri ATR/BPN, Rudiantara mantan Menteri Komunikasi dan Informatika.
Azoo menjelaskan perkembangan koperasi alumni yang digagasnya. Mulanya, Azoo melihat peluang ekonomi yang besar dari potensi-potensi alumni yang melakukan kegiatan bisnis. Sebelum koperasi ini diresmikan, Azoo pernah melakukan survei di beberapa komunitas alumni di Unpad. Sebanyak 70% dari mereka ternyata melakukan kegiatan usaha. Namun memiliki kendala dalam hal akses dana dan akses pasar.
"Selain itu, banyak dari mereka melakukan kegiatan UMKM karena hobi. Padahal kalau hobi dijalankan dengan benar bisa mendapatkan penghasipan besar," jelasnya.
Hal itu yang membuat Azoo mencetuskan ide mendirikan koperasi UMKM alumni Upad. Azoo menyatakan, koperasi tersebut akan menjadi wadah untuk membantu para alumni yang ber-UMKM dengan memudahkan hambatan-hambatan mereka dalam berusaha, seperti akses dana, pasar dan pembinaan.
"Saat pertama dibuka sudah ada 200 lebih orang mendaftar menjadi UMKM dan respons masing-masing alumni. Baru bergabung mereka sudah disediakan pasar yang pembelinya para alumni. Ini karena marketplace sifatnya komunitas. Jadi tidak saling membunuh. Meskipun produk yang dijual sama tapi kerekatan keluarga tidak sampai saling menjatuhkan," kata Azoo.
Selain itu, koperasi ini membagi kelompok sesuai produk yang dijual, ada kelompok makanan dan juga jasa. "Hampir semua yang kita butuhkan dalam keseharian ternyata diproduksi UMKM alumni. Kalau mau beli bunga, alumni ada. Rendang juga ada," kata Azoo.
Lihat Juga :
tulis komentar anda