BUMN dan Pemerintah Adalah Sisi Mata Uang yang Tidak Bisa Dipisahkan

Senin, 15 Juni 2020 - 19:40 WIB
Gedung Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Foto/SINDOnews
JAKARTA - "KEBIJAKAN publik adalah alat dalam mewujudkan keadilan sosial. Oleh karenanya alat itu memiliki keterbatasan dalam melakukan pemenuhan kepentingan. Dalam rangka tiba pada tujuan bersama. Tinggal saja kita kembali meninjau, kepentingan siapa, apa dan di mana yang merasa tidak diakomodir?"

Isu dan Polemik BUMN

Beberapa pekan belakangan ini adalah momentum penting dalam membangun kepercayaan berbangsa dan bernegara. Banyak orang berpendapat bulan Juni adalah bulannya Soekarno, bulan hari lahir Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Selain itu, kebersamaan warga negara dalam menghadapi pandemi adalah sesuatu yang perlu kita bangun bersama. Rasa-rasanya saling membangun kepercayaan terhadap proses konsolidasi pemerintahan menjadi keutamaan kita. Ketimbangan melancarkan kegaduhan, yang sebatas pretensi tuduhan-tuduhan.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sontak menjadi poros utama pembicaraan elit politik dan lantas merembes kepada etalase publik. Ada banyak alasan mengapa BUMN menjadi satu isu utama yang dibicarakan banyak orang.



Dalam konteks ini, kita tidak bisa An sich memposisikan BUMN sebatas pilar birokrasi bernegara. Karena sifatnya, yang memiliki unsur bisnis atau mendapatkan keuntungan dari sebuah aktivitas ekonomi, maka diskursus ekonomi politik menjadi begitu dominan ketimbang prihal akomodasi politik.

Tentu, ketika kita meletakkan sudut pandang ekonomi politik terhadap BUMN maka hal yang menjadi arus keutamaan pembahasan kita adalah seputaran kedaulatan ekonomi politik, stabilitas ekonomi nasional dan kemakmuran rakyat.

Namun dalam konteks menghadapi pandemi hari ini, kita membutuhkan BUMN yang bekerja atas dasar kepentingan stabilitas ekonomi nasional. Dalam rangka menghadapi instabilitas pasar global. Dalam situasi seperti ini yang kita pertaruhkan bukanlah sebatas jabatan atau posisi-posisi tertentu, jauh lebih eksplisit kita mempertaruhkan kelangsungan bernegara Republik Indonesia.

Langkah-langkah strategis yang sudah atau bahkan akan diambil oleh pemerintah terkait BUMN, adalah dalam rangka menjaga stabilitas ekonomi nasional. Dengan begitu, kerap kali kebijakan dipandang tidak berpihak kepada entitas masyarakat kecil. Tentu cara pandang itu belum tentu tepat, karena ketika bicara BUMN maka entititas terkecil yang masuk dalam radar kebijakan adalah unit usaha milik negara.

Namun, jika secara jujur melihat dampak dari kebijakan yang dijalankan BUMN maka ada efek sentrifugal yang diciptakan. Efek sentrifugal itu bisa berdampak pada unit usaha kecil masyarakat, unit usaha desa dan seterusnya. Karena sebuah kebijakan ekonomi tidak semata-mata dipahami secara struktural kebijakan, namun juga aktivitas ekonomi yang parsial dimana kadang kala terbangun simbiosis mutualisme secara tidak langsung.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More