Percantik Ekspor Batik, LPEI Selenggarakan Ajang Pembekalan di Solo
Selasa, 15 Maret 2022 - 08:35 WIB
JAKARTA - Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ( LPEI )/Indonesia Eximbank terus memperluas kerja sama dalam pengembangan industri yang berorientasi ekspor . Bersama sejumlah pemangku kepentingan lainnya, LPEI menyelenggarakan focus group discussion (FGD) dengan tema “Industri Fashion Batik Menuju Pasar Dunia”.
FGD ini diselenggarakan di Rumah Ekspor Solo yang merupakan program inisiatif LPEI dalam menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga di daerah Solo.
“FGD ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi UKM menjadi mahir ekspor khususnya di Provinsi Jawa Tengah, mengorkestrasi seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem ekspor batik, serta meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing tinggi,” ujar Corporate Secretary LPEI, Chesna F. Anwar, pada FGD yang juga diselenggarakan secara hybrid, Selasa (15/3/2022).
Sebagai special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan dalam meningkatkan ekspor nasional, LPEI memiliki program Rumah Ekspor yang diharapkan dapat menjadi pusat pertemuan seluruh pihak dalam ekosistem ekspor di suatu wilayah termasuk industrinya. Industri batik sebagai penyerap tenaga kerja yang tinggi di Indonesia menjadi sangat potensial untuk terus dikembangkan.
Tercatat 47 unit usaha batik dari 101 sentra wilayah Indonesia mampu menyerap hingga 200 ribu tenaga kerja. UNESCO bahkan telah menobatkan Batik Indonesia sebagai salah satu warisan budaya di bidang Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.
FGD yang melibatkan seluruh pelaku UKM Batik di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya ini berisikan sejumlah materi seperti potensi ekspor fashion batik, pengalaman ekspor batik, perkembangan fashion batik di dunia serta sharing session pelaku UKM Ekspor batik di wilayah Jawa Tengah.
Peserta yang terdiri dari UKM, Alumni Coaching Program for New Exporter (CPNE), dan asosiasi tampak cukup antusias mengikuti FGD sampai berakhir. Ketua Dekranasda Surakarta yang diwakili oleh Kabag Perekonomian Kota Solo, Yanti, juga mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif pertemuan ini.
“Kami sangat mendukung industri Batik yang ada di Kota Solo dengan adanya karnaval dan kampong batik. Sinergi dan kolaborasi seperti ini tentu sangat dibutuhkan untuk membawa industri batik melompat bersama menuju kancah internasional,” pungkas Yanti.
FGD ini diselenggarakan di Rumah Ekspor Solo yang merupakan program inisiatif LPEI dalam menjalin kerja sama dengan sejumlah lembaga di daerah Solo.
“FGD ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi UKM menjadi mahir ekspor khususnya di Provinsi Jawa Tengah, mengorkestrasi seluruh pemangku kepentingan dalam ekosistem ekspor batik, serta meningkatkan kualitas SDM yang berdaya saing tinggi,” ujar Corporate Secretary LPEI, Chesna F. Anwar, pada FGD yang juga diselenggarakan secara hybrid, Selasa (15/3/2022).
Sebagai special mission vehicle (SMV) Kementerian Keuangan dalam meningkatkan ekspor nasional, LPEI memiliki program Rumah Ekspor yang diharapkan dapat menjadi pusat pertemuan seluruh pihak dalam ekosistem ekspor di suatu wilayah termasuk industrinya. Industri batik sebagai penyerap tenaga kerja yang tinggi di Indonesia menjadi sangat potensial untuk terus dikembangkan.
Tercatat 47 unit usaha batik dari 101 sentra wilayah Indonesia mampu menyerap hingga 200 ribu tenaga kerja. UNESCO bahkan telah menobatkan Batik Indonesia sebagai salah satu warisan budaya di bidang Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity.
FGD yang melibatkan seluruh pelaku UKM Batik di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya ini berisikan sejumlah materi seperti potensi ekspor fashion batik, pengalaman ekspor batik, perkembangan fashion batik di dunia serta sharing session pelaku UKM Ekspor batik di wilayah Jawa Tengah.
Peserta yang terdiri dari UKM, Alumni Coaching Program for New Exporter (CPNE), dan asosiasi tampak cukup antusias mengikuti FGD sampai berakhir. Ketua Dekranasda Surakarta yang diwakili oleh Kabag Perekonomian Kota Solo, Yanti, juga mengapresiasi dan menyambut baik inisiatif pertemuan ini.
“Kami sangat mendukung industri Batik yang ada di Kota Solo dengan adanya karnaval dan kampong batik. Sinergi dan kolaborasi seperti ini tentu sangat dibutuhkan untuk membawa industri batik melompat bersama menuju kancah internasional,” pungkas Yanti.
(uka)
tulis komentar anda