Harga Minyak Rebound Setelah Ambruk di Bawah USD100 per Barel
Rabu, 16 Maret 2022 - 11:18 WIB
JAKARTA - Harga minyak mentah (crude oil) mengalami rebound pada sesi pagi perdagangan Rabu (16/3/2022). Kenaikan ini terjadi setelah sempat jatuh pada sesi sebelumnya.
Berdasarkan data New York Mercantile Exchange (NYMEX) hingga 10:38 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2022 menguat 0,69% di USD97,11 per barel, setelah sempat menyentuh titik USD97,15 per barel.
Sementara harga minyak Brent di ICE Newcastle kontrak Mei 2022 tumbuh 1,37% di USD101,28 per barel, meskipun sempat tertekan hingga USD98,86 per barel. Pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung, kendati belum ada perkembangan terbaru sampai saat ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan dalam pidato video yang dirilis Rabu pagi (16/3) bahwa posisi Ukraina dan Rusia dalam pembicaraan damai terdengar lebih realistis, tetapi masih diperlukan lebih banyak waktu.
"Para trader sedang menunggu lebih banyak petunjuk dari pembicaraan gencatan senjata setelah aksi jual dua hari di pasar minyak, tetapi harga minyak mentah mungkin terus berada di bawah tekanan karena inflasi yang tinggi pada akhirnya akan menyeret pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan," kata Tina Teng, seorang analis di Pasar CMC, dilansir Reuters, Rabu (16/3/2022).
Sebelumnya, harga minyak mentah menetap di bawah USD100 per barel, untuk pertama kalinya sejak akhir Februari. Harga juga sempat mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir akibat kekhawatiran melambatnya permintaan dari China, karena negara terpadat di dunia dan konsumen minyak terbesar kedua sedang memberlakukan langkah-langkah ketat untuk menahan penyebaran Covid-19.
Berdasarkan data New York Mercantile Exchange (NYMEX) hingga 10:38 WIB, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak April 2022 menguat 0,69% di USD97,11 per barel, setelah sempat menyentuh titik USD97,15 per barel.
Sementara harga minyak Brent di ICE Newcastle kontrak Mei 2022 tumbuh 1,37% di USD101,28 per barel, meskipun sempat tertekan hingga USD98,86 per barel. Pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina masih terus berlangsung, kendati belum ada perkembangan terbaru sampai saat ini.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan dalam pidato video yang dirilis Rabu pagi (16/3) bahwa posisi Ukraina dan Rusia dalam pembicaraan damai terdengar lebih realistis, tetapi masih diperlukan lebih banyak waktu.
"Para trader sedang menunggu lebih banyak petunjuk dari pembicaraan gencatan senjata setelah aksi jual dua hari di pasar minyak, tetapi harga minyak mentah mungkin terus berada di bawah tekanan karena inflasi yang tinggi pada akhirnya akan menyeret pertumbuhan ekonomi dan melemahkan permintaan," kata Tina Teng, seorang analis di Pasar CMC, dilansir Reuters, Rabu (16/3/2022).
Sebelumnya, harga minyak mentah menetap di bawah USD100 per barel, untuk pertama kalinya sejak akhir Februari. Harga juga sempat mengalami tekanan dalam beberapa hari terakhir akibat kekhawatiran melambatnya permintaan dari China, karena negara terpadat di dunia dan konsumen minyak terbesar kedua sedang memberlakukan langkah-langkah ketat untuk menahan penyebaran Covid-19.
(nng)
tulis komentar anda