Tembus Rp1.682 Triliun, Erick Thohir: Utang Koruptif Kami Sikat
Jum'at, 18 Maret 2022 - 14:19 WIB
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir akan terus mengusut utang jumbo perusahaan pelat merah lantaran terindikasi korupsi. Dia memastikan persoalan ini akan diselesaikan secara hukum.
Erick juga menegaskan tidak semua utang BUMN disebabkan adanya praktik korupsi. Menurutnya, sebagian BUMN mencatatkan utang produktif.
"Jadi ada pihak-pihak yang mengatakan utang BUMN besar, ya memang besar. Itu kenapa di bawah kementerian kita rapikan, mana utang yang produktif, dan mana utang yang koruptif, yang koruptif kami sikat," ungkap Erick, Jumat (18/3/2022).
Utang keseluruhan BUMN hingga September 2020 mencapai Rp1.682 triliun. Tren kenaikan utang perseroan terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun lalu, kenaikan signifikan terjadi karena BUMN kekurangan dana operasionalnya untuk menggenjot sejumlah program. Salah satunya adalah anggaran BUMN karya untuk pembangunan infrastruktur.
Di balik utang dengan nilai bombastis itu, BUMN juga membukukan nilai valuasi yang tak kalah menggiurkan. Erick Thohir mencatat total nilai valuasi saham tiga BUMN mencapai Rp1.600 triliun hingga 2022. Ketiga perusahaan pelat merah tersebut di antaranya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank BRI Tbk.
Erick menilai pencatatan nilai valuasi saham ketiga perseroan negara itu menjadi yang tertinggi dalam sejarah Kementerian BUMN. Nilai jumbo itu pun diklaim sebagai buah dari transformasi bisnis model ketiga BUMN.
Hingga tahun ini Telkom mencatat nilai valuasi saham sebesar Rp500 triliun. Sementara Bank BRI hampir mendekati angka Rp700 triliun.
Bahkan, Erick memandang pembukuan valuasi saham BUMN mendorong Bursa saham Indonesia menjadi salah satu pasar modal terbaik di Asia Karena itu, Erick akan terus menggenjot valuasi saham BUMN ke depannya.
Baca juga: Keceriaan Anak-anak Panti Asuhan Aisyiyah Kudus Terima Bantuan MNC Peduli
Pemegang saham juga terus mempersiapkan sejumlah BUMN untuk IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Upaya ini menjadi bagian dari transparansi dan profesionalisme perusahaan.
Erick juga menegaskan tidak semua utang BUMN disebabkan adanya praktik korupsi. Menurutnya, sebagian BUMN mencatatkan utang produktif.
"Jadi ada pihak-pihak yang mengatakan utang BUMN besar, ya memang besar. Itu kenapa di bawah kementerian kita rapikan, mana utang yang produktif, dan mana utang yang koruptif, yang koruptif kami sikat," ungkap Erick, Jumat (18/3/2022).
Utang keseluruhan BUMN hingga September 2020 mencapai Rp1.682 triliun. Tren kenaikan utang perseroan terjadi dalam beberapa tahun terakhir.
Pada tahun lalu, kenaikan signifikan terjadi karena BUMN kekurangan dana operasionalnya untuk menggenjot sejumlah program. Salah satunya adalah anggaran BUMN karya untuk pembangunan infrastruktur.
Di balik utang dengan nilai bombastis itu, BUMN juga membukukan nilai valuasi yang tak kalah menggiurkan. Erick Thohir mencatat total nilai valuasi saham tiga BUMN mencapai Rp1.600 triliun hingga 2022. Ketiga perusahaan pelat merah tersebut di antaranya, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank BRI Tbk.
Erick menilai pencatatan nilai valuasi saham ketiga perseroan negara itu menjadi yang tertinggi dalam sejarah Kementerian BUMN. Nilai jumbo itu pun diklaim sebagai buah dari transformasi bisnis model ketiga BUMN.
Hingga tahun ini Telkom mencatat nilai valuasi saham sebesar Rp500 triliun. Sementara Bank BRI hampir mendekati angka Rp700 triliun.
Bahkan, Erick memandang pembukuan valuasi saham BUMN mendorong Bursa saham Indonesia menjadi salah satu pasar modal terbaik di Asia Karena itu, Erick akan terus menggenjot valuasi saham BUMN ke depannya.
Baca juga: Keceriaan Anak-anak Panti Asuhan Aisyiyah Kudus Terima Bantuan MNC Peduli
Pemegang saham juga terus mempersiapkan sejumlah BUMN untuk IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI). Upaya ini menjadi bagian dari transparansi dan profesionalisme perusahaan.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda