Rusia Manyun! Cadangan Emasnya Senilai Rp1.988 Triliun Enggak Laku

Minggu, 20 Maret 2022 - 08:20 WIB
Presiden Putin saat memegang emas cadangan bank sentral Rusia. Foto/Forbes
JAKARTA - Rusia manyun! Gara-gara sanksi yang dijatuhkan Amerika dan sejumlah negara Eropa, Rusia kesulitan menjual cadangan emasnya untuk mengatasi jatuhnya rubel. Amerika dan Eropa melarang lembaga-lembaga keuangan dunia melakukan transaksi emas dengan Negeri Beruang Merah itu.



Dikutip dari Bloomberg, Minggu (20/3/2022), Rusia memiliki cadangan emas senilai USD140 miliar atau setara Rp1.988 triliun (kurs Rp14.200). Cadangan emas Rusia itu membuatnya masuk dalam lima negara yang memiliki emas terbesar di dunia.

Emas sebanyak itu dengan susah payah ditimbun bank sentral Rusia, Bank of Rusia, sejak pertangan tahun 2000. Sanksi Amerika dan Eropa membuat para pedagang institusi khawatir reputasinya rusak karena dianggap "melawan hukum" jika bertransaski dengan bank sentral Rusia. Apalagi Washington menginginkan sanksi susulan terhadap siapa pun yang membeli atau menjual emas Rusia.



Rusia mungkin saja bisa melego emasnya dengan melirik bank sentral China dan India. Rusia juga dapat menjual emasnya melalui Shanghai Gold Exchane, yang memiliki bank komersial sebagai anggotanya, apalagi jika ada diskon yang menarik.

"Mereka bisa mengambilnya dengan harga diskon,” kata Managing Partner Grup CPM Jeff Christian, kepada Bloomberg. CPM adalah sebuah perusahaan riset komoditas dan konsultan keuangan yang bermarkas di New York, Amerika Serikat.

Masalahnya, kelompok bipartisan senator AS dapat menghalangi bank di China dan India untuk membeli emas Rusia. Beijing sendiri tampaknya tak mau mengambil risiko itu dengan menghindari dampak sanksi AS atas perang tersebut.



Citigroup Inc mengatakan, jika Rusia putus asa, ia bisa menjual emas batangan di dalam negeri untuk membeli rubel. Langkah itu bisa dilakukukan dengan menetapkan harga standar emas internal.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More