Australia Larang Ekspor Alumina ke Rusia, Moskow Bakal Kelimpungan?

Senin, 21 Maret 2022 - 06:28 WIB
Raksasa pertambangan Anglo-Australia, Rio Tinto memiliki 80% saham di Queensland Alumina Ltd (QAL) yang merupakan usaha patungan dengan Rusal International PJSC Rusia, produsen aluminium terbesar kedua di dunia. Foto/Dok
SYDNEY - Australia telah memberlakukan larangan langsung ekspor bijih alumina dan aluminium, termasuk bauksit ke Rusia , pihak pemerintah mengatakan kebijakan ini sebagai bagian dar i sanksi yang sedang berlangsung terhadap Moskow atas invasinya ke Ukraina.

"Rusia bergantung pada Australia untuk hampir 20 persen dari kebutuhan aluminanya," kata pemerintah Australia dalam sebuah pernyataan bersama dari beberapa kementerian.



Ia menambahkan, bahwa langkah itu akan membatasi kapasitas Rusia dalam memproduksi aluminium, yang merupakan ekspor penting bagi Rusia.



"Pemerintah akan bekerja sama dengan eksportir dan asosiasi yang akan terpengaruh oleh larangan ekspor untuk menemukan pasar baru dan memperluas pasar yang ada," kata pernyataan itu.

Raksasa pertambangan Anglo-Australia, Rio Tinto memiliki 80% saham di Queensland Alumina Ltd (QAL) yang merupakan usaha patungan dengan Rusal International PJSC Rusia, produsen aluminium terbesar kedua di dunia.

Pekan lalu, Australia menjatuhkan, sanksi pada dua pengusaha Rusia yang memiliki hubungan dengan industri pertambangannya, salah satunya adalah miliarder Oleg Deripaska yang memegang saham di QAL.

Australia sejauh ini telah memberlakukan total 476 sanksi terhadap 443 individu, termasuk pengusaha yang dekat dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin dan 33 entitas. Termasuk sebagian besar sektor perbankan Rusia dan semua perusahaan yang bertanggung jawab atas utang negara, ucap pernyataan itu.

Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More