Product Development dan Persaingan Pasar di Industri Kuliner
Kamis, 24 Maret 2022 - 18:40 WIB
JAKARTA - Dalam sebuah industri, produk adalah ujung tombak kehidupan sebuah perusahaan. Terutama jika itu industri yang memproduksi produk secara fisik. Oleh karenanya, banyak industri yang rela trial error, dan bahkan melakukan riset selama bertahun-tahun untuk memunculkan fresh dan new product di pasaran. Karena itulah, kita juga mengenal pekerjaan di bidang pengembangan produk (product development).
Product development adalah strategi perusahaan untuk bisa bersaing di era industri seperti sekarang. Biasanya, akan ada satu divisi atau tim di perusahaan yang mengelola urusan tersebut, biasa dinamai sebagai product developer. Di setiap industri, pasti terdapat product developernya. Nah, bagaimana jika ini ditarik di ranah industri kuliner?
Product Development di Industri Kuliner
Kita bisa ambil contoh saat pandemi Covid-19 menerjang Indonesia pada awal tahun 2020. Banyak industri yang ikut gulung tikar ketika pandemi berlangsung. Salah satu yang sangat berdampak adalah industri kuliner.
Kenyataan di lapangan di temui bahwa industri kuliner yang tidak siap dengan inovasi, akan collapse, sedangkan kuliner yang segera melakukan inovasi dan memperluas koneksi akan bertahan. Pandemi Covid-19 mengajarkan kita semua untuk berada dalam tahap ‘bertahan’, dan bukan di ranah untuk scale up. Industri kuliner yang melakukan inovasi produk saat pandemi, berbondong-bondong membuat inovasi produk beku atau frozen yang bisa dinikmati bahkan hingga ke luar pulau. Tidak hanya itu, industri Food and Beverage (FnB) juga melakukan diskon besar-besaran jika kita memesan melalui aplikasi ojek online. Persaingan yang luar biasa untuk bisa bertahan di tengah gempuran pandemi.
Bagaimana Product Development Bekerja?
Product development dalam ranah industri kuliner akan melakukan kreasi produk disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Contohnya ketika Covid-19, banyak usaha kuliner yang menciptakan menu unik disertai tambahan komposisi untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti rempah dan rimpang-rimpangan.
Tidak hanya dari segi komposisi produk, seorang developer kuliner juga bertanggung jawab dari segi inovasi konsumsi. Seperti mengganti produk fresh ke produk frozen, mengganti produk cair ke bentuk bubuk untuk memudahkan konsumsi, dan sebagainya. Semua ini tentu tidak lepas dari ide dan konsep seorang developer produk kuliner. Bagaimana proses lengkapnya?
Product development adalah strategi perusahaan untuk bisa bersaing di era industri seperti sekarang. Biasanya, akan ada satu divisi atau tim di perusahaan yang mengelola urusan tersebut, biasa dinamai sebagai product developer. Di setiap industri, pasti terdapat product developernya. Nah, bagaimana jika ini ditarik di ranah industri kuliner?
Product Development di Industri Kuliner
Kita bisa ambil contoh saat pandemi Covid-19 menerjang Indonesia pada awal tahun 2020. Banyak industri yang ikut gulung tikar ketika pandemi berlangsung. Salah satu yang sangat berdampak adalah industri kuliner.
Kenyataan di lapangan di temui bahwa industri kuliner yang tidak siap dengan inovasi, akan collapse, sedangkan kuliner yang segera melakukan inovasi dan memperluas koneksi akan bertahan. Pandemi Covid-19 mengajarkan kita semua untuk berada dalam tahap ‘bertahan’, dan bukan di ranah untuk scale up. Industri kuliner yang melakukan inovasi produk saat pandemi, berbondong-bondong membuat inovasi produk beku atau frozen yang bisa dinikmati bahkan hingga ke luar pulau. Tidak hanya itu, industri Food and Beverage (FnB) juga melakukan diskon besar-besaran jika kita memesan melalui aplikasi ojek online. Persaingan yang luar biasa untuk bisa bertahan di tengah gempuran pandemi.
Bagaimana Product Development Bekerja?
Product development dalam ranah industri kuliner akan melakukan kreasi produk disesuaikan dengan kebutuhan pasar. Contohnya ketika Covid-19, banyak usaha kuliner yang menciptakan menu unik disertai tambahan komposisi untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti rempah dan rimpang-rimpangan.
Tidak hanya dari segi komposisi produk, seorang developer kuliner juga bertanggung jawab dari segi inovasi konsumsi. Seperti mengganti produk fresh ke produk frozen, mengganti produk cair ke bentuk bubuk untuk memudahkan konsumsi, dan sebagainya. Semua ini tentu tidak lepas dari ide dan konsep seorang developer produk kuliner. Bagaimana proses lengkapnya?
tulis komentar anda