Vatikan Dikabarkan Beli Gas Rusia Pakai Rubel, Benarkah?
Kamis, 31 Maret 2022 - 07:05 WIB
JAKARTA - Sejumlah media di luar negeri melaporkan bahwa Vatikan menjadi negara pertama di Uni Eropa yang membeli gas Rusia dalam mata uang rubel . Negaranya Paus ini disebut-sebut membeli rubel dari The Central Bank of Russian Federation (bank sentral Rusia) sebesar 10 juta euro atau sekitar Rp159 miliar untuk pembayaran gas itu.
Laporan sejumlah media itu mengutip pernyataan "sumber" mengenai informasi ini. Nah menurut si sumber, Vatikan telah mengambil semua langkah yang diperlukan, termasuk membeli gas dalam rubel.
Langkah Vatikan membeli gas Rusia dalam rubel memang "mengikuti" keputusan yang ditetapkan oleh Rusia sebagai salah satu balasan atas sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa. Negara-negara yang tergabung dalam G7 pun tidak setuju dengan permintaan yang dibuat oleh Rusia itu.
Selang beberapa jam kemudian terungkap, bahwa laporan sejumlah media itu ternyata hanya "termakan" oleh sebuah kicauan di Twitter.
"Laporan itu ternyata hanya lelucon, kata penulis tweet, dan kemudian meminta maaf kepada pengikut mereka," tulis Oilprice.com, dikutip, Rabu (30/3/2022).
Sayangnya, informasi palsu dari "sumber" itu sudah kadung menyebar dan dipercayai kebenarannya oleh sejumlah media. Vatican pun tampaknya tak ambil pusing dengan informasi palsu itu sehingga tak perlu mengeluarkan pernyataan resmi.
Laporan sejumlah media itu mengutip pernyataan "sumber" mengenai informasi ini. Nah menurut si sumber, Vatikan telah mengambil semua langkah yang diperlukan, termasuk membeli gas dalam rubel.
Langkah Vatikan membeli gas Rusia dalam rubel memang "mengikuti" keputusan yang ditetapkan oleh Rusia sebagai salah satu balasan atas sanksi Amerika Serikat dan Uni Eropa. Negara-negara yang tergabung dalam G7 pun tidak setuju dengan permintaan yang dibuat oleh Rusia itu.
Selang beberapa jam kemudian terungkap, bahwa laporan sejumlah media itu ternyata hanya "termakan" oleh sebuah kicauan di Twitter.
"Laporan itu ternyata hanya lelucon, kata penulis tweet, dan kemudian meminta maaf kepada pengikut mereka," tulis Oilprice.com, dikutip, Rabu (30/3/2022).
Sayangnya, informasi palsu dari "sumber" itu sudah kadung menyebar dan dipercayai kebenarannya oleh sejumlah media. Vatican pun tampaknya tak ambil pusing dengan informasi palsu itu sehingga tak perlu mengeluarkan pernyataan resmi.
(uka)
Lihat Juga :
tulis komentar anda