Sukses Bertransformasi, Laba PTPN Tumbuh Subur 500% Jadi Rp4,6 Triliun di 2021
Selasa, 12 April 2022 - 10:06 WIB
JAKARTA - Berdasarkan hasil laporan keuangan audited yang baru saja dirilis oleh KAP Purwantono, Sungkoro & Surja (EY) pada 8 April 2022 lalu, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) telah menorehkan sejarah atas capaian kinerja keuangannya yang sangat membanggakan.
Perusahaan induk badan usaha milik negara (BUMN) bidang perkebunan ini mampu membukukan laba konsolidasi sebesar Rp4,64 triliun di 2021. Pencapaian tersebut meningkat Rp5,73 triliun atau sekitar 500% dibandingkan laba perusahaan pada tahun 2020 lalu, yang saat itu PTPN Group masih mengalami kerugian sebesar Rp1,14 triliun.
“Peningkatan laba bersih perusahaan ditunjang oleh peningkatan pendapatan perusahaan, dari Rp39,39 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp53,57 triliun atau 36,00 % di atas pencapaian tahun lalu. Kami akan terus memacu pertumbuhan pendapatan usaha, melalui peningkatan produksi dan produktivitas, serta optimalisasi operasional baik di hulu maupun hilir,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, dikutip Selasa (12/4/2022).
Restrukturisasi organisasi, resrukturisasi utang, program transformasi EBITDA , serta transformasi digital, menjadi faktor utama keberhasilan transformasi PTPN Group. Restrukturisasi organisasi dilakukan dengan mengubah dari sebelumnya strategic holding menjadi operating holding.
Selain itu, PTPN Holding melakukan transformasi digital sehingga dapat mengeskalasi tingkat efisiensi dan efektivitas pekerjaan agar lebih optimal. Salah satu program kunci transformasi yang paling berperan adalah restrukturisasi utang, dimana PTPN Holding melakukan perbaikan kinerja keuangan agar tercapai bisnis yang berkelanjutan, komprehensif, dan transparan.
Program transformasi EBITDA yang mulai digulirkan pada awal triwulan II tahun 2021 juga memberikan kontribusi signifikan terhadap capaian kinerja di tahun 2021. Inisiatif strategis berupa transformasi EBITDA dilakukan melalui implementasi program-program, seperti revenue enhancement, organizational excellence, zero based budgeting, logistic optimization, dll.
"Hasilnya adalah tercapainya peningkatan revenue dan efisiensi biaya dan operasional dengan melakukan perbaikan-perbaikan fundamental untuk keberlangsungan bisnis sehingga dapat menjadi juara,” tambah Ghani.
Penerapan operational excellence secara konsisten telah memberikan dampak kepada peningkatan kinerja operasional. Tercermin dari peningkatan produksi dari komoditi utama dibandingkan tahun sebelumnya.
Perusahaan induk badan usaha milik negara (BUMN) bidang perkebunan ini mampu membukukan laba konsolidasi sebesar Rp4,64 triliun di 2021. Pencapaian tersebut meningkat Rp5,73 triliun atau sekitar 500% dibandingkan laba perusahaan pada tahun 2020 lalu, yang saat itu PTPN Group masih mengalami kerugian sebesar Rp1,14 triliun.
“Peningkatan laba bersih perusahaan ditunjang oleh peningkatan pendapatan perusahaan, dari Rp39,39 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp53,57 triliun atau 36,00 % di atas pencapaian tahun lalu. Kami akan terus memacu pertumbuhan pendapatan usaha, melalui peningkatan produksi dan produktivitas, serta optimalisasi operasional baik di hulu maupun hilir,” kata Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) Mohammad Abdul Ghani, dikutip Selasa (12/4/2022).
Restrukturisasi organisasi, resrukturisasi utang, program transformasi EBITDA , serta transformasi digital, menjadi faktor utama keberhasilan transformasi PTPN Group. Restrukturisasi organisasi dilakukan dengan mengubah dari sebelumnya strategic holding menjadi operating holding.
Selain itu, PTPN Holding melakukan transformasi digital sehingga dapat mengeskalasi tingkat efisiensi dan efektivitas pekerjaan agar lebih optimal. Salah satu program kunci transformasi yang paling berperan adalah restrukturisasi utang, dimana PTPN Holding melakukan perbaikan kinerja keuangan agar tercapai bisnis yang berkelanjutan, komprehensif, dan transparan.
Program transformasi EBITDA yang mulai digulirkan pada awal triwulan II tahun 2021 juga memberikan kontribusi signifikan terhadap capaian kinerja di tahun 2021. Inisiatif strategis berupa transformasi EBITDA dilakukan melalui implementasi program-program, seperti revenue enhancement, organizational excellence, zero based budgeting, logistic optimization, dll.
"Hasilnya adalah tercapainya peningkatan revenue dan efisiensi biaya dan operasional dengan melakukan perbaikan-perbaikan fundamental untuk keberlangsungan bisnis sehingga dapat menjadi juara,” tambah Ghani.
Penerapan operational excellence secara konsisten telah memberikan dampak kepada peningkatan kinerja operasional. Tercermin dari peningkatan produksi dari komoditi utama dibandingkan tahun sebelumnya.
tulis komentar anda