PLTG Maleo Hemat Impor BBM dan Ramah Lingkungan
Rabu, 20 April 2022 - 11:39 WIB
JAKARTA - Penggunaan energi gas bakal menjadi transisi Indonesia menuju penggunaan energi ramah lingkungan . Untuk mendukung kebijakan ini, pemerintah mengoperasikan proyek fasilitas jasa kompresi gas Pembangkit Listrik Tenaga Gas ( PLTG ) Maleo, Gorontalo, yang bakal menghemat impor bahan bakar minyak (BBM) dan makin ramah lingkungan.
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, penggunaan energi gas lebih mudah lantaran stoknya yang terbilang cukup. Selain itu itu juga salah satu yang hemat bila dibandingkan dengan sumber energi lain.
"Gas alam termasuk energi primer yang cukup bersih," kata dia, dikutip Rabu (20/4/2022).
Mamit menjelaskan sebenarnya Indonesia mempunyai cadangan gas yang cukup besar sehingga bisa melakukan optimalisasi terhadap produk gas. Namun, kendala terbesar pada harga gas yang cenderung lebih mahal dari pada komoditas batu bara.
"Hal ini membuat biaya pokok produksi penyediaan listrik menjadi bertambah," jelasnya.
Padahal, menurut dia, Indonesia sudah menuju net zero emission (NZE) pada 2060. Pemerintah juga akan menghentikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dengan teknologi carbon capture utilization and storage (CCUS) untuk mengurangi emisi karbon.
Melihat target 2060 pada NZE yang dipilih Indonesia, sambungnya, ada target yang lebih dekat yaitu nationally determined contribution (NDC). NDC ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 29% pada 2030.
Untuk merealisasikan PLTU gas yang ramah lingkungan, PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG) bersama Pelayanan Energi Batam (PEB) dengan Kerja Sama Operasi (KSO) PT Atamora Tehnik Makmur-PT Sinergi Pratama Sukses (SPS) mengoperasikan proyek fasilitas jasa kompresi gas PLTG Maleo, Gorontalo. Gas liquefied natural gas (LNG) dipasok dari Bontang untuk PLTG 100 megawatt.
Direktur Executive Energy Watch Mamit Setiawan mengatakan, penggunaan energi gas lebih mudah lantaran stoknya yang terbilang cukup. Selain itu itu juga salah satu yang hemat bila dibandingkan dengan sumber energi lain.
"Gas alam termasuk energi primer yang cukup bersih," kata dia, dikutip Rabu (20/4/2022).
Mamit menjelaskan sebenarnya Indonesia mempunyai cadangan gas yang cukup besar sehingga bisa melakukan optimalisasi terhadap produk gas. Namun, kendala terbesar pada harga gas yang cenderung lebih mahal dari pada komoditas batu bara.
"Hal ini membuat biaya pokok produksi penyediaan listrik menjadi bertambah," jelasnya.
Padahal, menurut dia, Indonesia sudah menuju net zero emission (NZE) pada 2060. Pemerintah juga akan menghentikan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dengan teknologi carbon capture utilization and storage (CCUS) untuk mengurangi emisi karbon.
Melihat target 2060 pada NZE yang dipilih Indonesia, sambungnya, ada target yang lebih dekat yaitu nationally determined contribution (NDC). NDC ini bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebanyak 29% pada 2030.
Untuk merealisasikan PLTU gas yang ramah lingkungan, PT PLN Gas & Geothermal (PLN GG) bersama Pelayanan Energi Batam (PEB) dengan Kerja Sama Operasi (KSO) PT Atamora Tehnik Makmur-PT Sinergi Pratama Sukses (SPS) mengoperasikan proyek fasilitas jasa kompresi gas PLTG Maleo, Gorontalo. Gas liquefied natural gas (LNG) dipasok dari Bontang untuk PLTG 100 megawatt.
Lihat Juga :
tulis komentar anda