Dampak Perang Rusia-Ukraina, Harga BBM di AS Tembus Rekor Tertinggi
Rabu, 11 Mei 2022 - 13:29 WIB
Harga BBM terus menanjak menyebabkan terdongkraknya inflasi di Amerika Serikat (AS). Foto/Ilustrasi/Reuters
JAKARTA - Harga bahan bakar minyak ( BBM ) di Amerika Serikat (AS) menembus rekor tertinggi. Pada Selasa (10/5) lalu, harga rata-rata BBM di Negeri Paman naik USD4 sen menjadi USD4,37 per galon.
Mengutip CNN International, Rabu (11/5/2022), kenaikan harga BBM di AS sudah mencapai USD17 sen selama sepekan. Kenaikan ini semakin mendongkrak inflasi dan menekan pasar keuangan AS.
Bulan April lalu, harga BBM sempat turun menjadi USD4,07 per galon. Namun, analis memperkirakan penurunan ini tidak berlangsung lama.
Harga bahan bakar tercatat melonjak hingga 25% sejak invasi militer Rusia ke Ukraina. Menurut Energy Information Administration (EIA), jika mencapai USD5,30 per galon, maka kenaikan harga bahan bakar bakal menembus rekor tahun 2008.
Sejumlah analis mengkhawatirkan angka inflasi yang lebih tinggi. Presiden Lipow Oil Associates Andy Lipow, pada hari Minggu (8/5) memproyeksi harga bahan bakar mencapai USD4,50 per galon dalam 10 hari ke depan.
Di sisi lain, harga minyak turun 6% menjadi USD103,09 per barel pada Senin (9/5). Analis menyebutkan, hal ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap kondisi lockdown di China dan turunnya harga saham di Wall Street.
Mengutip CNN International, Rabu (11/5/2022), kenaikan harga BBM di AS sudah mencapai USD17 sen selama sepekan. Kenaikan ini semakin mendongkrak inflasi dan menekan pasar keuangan AS.
Bulan April lalu, harga BBM sempat turun menjadi USD4,07 per galon. Namun, analis memperkirakan penurunan ini tidak berlangsung lama.
Harga bahan bakar tercatat melonjak hingga 25% sejak invasi militer Rusia ke Ukraina. Menurut Energy Information Administration (EIA), jika mencapai USD5,30 per galon, maka kenaikan harga bahan bakar bakal menembus rekor tahun 2008.
Sejumlah analis mengkhawatirkan angka inflasi yang lebih tinggi. Presiden Lipow Oil Associates Andy Lipow, pada hari Minggu (8/5) memproyeksi harga bahan bakar mencapai USD4,50 per galon dalam 10 hari ke depan.
Di sisi lain, harga minyak turun 6% menjadi USD103,09 per barel pada Senin (9/5). Analis menyebutkan, hal ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap kondisi lockdown di China dan turunnya harga saham di Wall Street.
(fai)
tulis komentar anda