Puasa di Tengah Pandemi, Jadi Bisa Hemat saat Ramadhan
Sabtu, 25 April 2020 - 12:15 WIB
JAKARTA - Meski tengah berpuasa, pengeluaran saat bulan Ramadhan konon lebih banyak dibanding biasanya. Itu semua terjadi karena masyarakat seringkali tidak terkendali saat membeli makanan berbuka dan stok berlebihan banyak untuk sahur.
Influencer Annissa Steviani menceritakan bagaimana dia dapat melakukan penghematan selama bulan puasa. Caranya sederhana saja, yakni belanja sesuai kebutuhan dan masak sendiri.
"Masak sendiri biar lebih irit karena makanan secara delivery kadang kita tidak memperhitungkan ongkirnya (ongkos kirim)," ungkap ibu satu anak ini.
Bagaimana saat pandemi seperti saat ini, bagi yang memang pendapatannya tidak terganggu seperti Annissa, inilah kesempatan untuk semakin berhemat. Pasalnya, kini tidak ada lagi buka puasa di luar rumah atau buka bersama teman-teman.
"Tidak ada lagi undangan buka puasa bareng. Kalau sekarang kan kita diam di rumah ya masak saja. Kondisi juga lebih tenang sekarang karena enggak diburu-buru waktu pulang kantor biar bisa buka puasa di rumah. Intinya, tidak jajan di luar," jelasnya.
Pengeluaran rutin setiap Lebaran pun ada yang dipangkas tahun ini. Seperti biaya mudik tidak ada, sehingga alokasi ini dapat menambah nilai investasi atau dana darurat.
"Masih tetap kirim ke orang tua, pengeluaran lain tidak ada lagi karena saya tidak beli baju baru saat lebaran. Kini hanya zakat dan sedekah yang menjadi prioritas pengeluaran," sambung perempuan yang juga seorang blogger parenting ini.
Bagi perencana keuangan Melvin Mumpuni, saat pandemi seperti saat ini banyak masyarakat yang dalam kondisi bertahan hidup, sehingga perlu mengetahui kebutuhan prioritas. Kemudian juga meningkatkan jumlah dana darurat ke kondisi normal atau menambah jumlah dana darurat.
Saat seperti ini, masyarakat juga harus mulai mengenal dana darurat, yakni dana yang dapat disimpan yang kemudian dapat dipakai saat kondisi sulit.
Influencer Annissa Steviani menceritakan bagaimana dia dapat melakukan penghematan selama bulan puasa. Caranya sederhana saja, yakni belanja sesuai kebutuhan dan masak sendiri.
"Masak sendiri biar lebih irit karena makanan secara delivery kadang kita tidak memperhitungkan ongkirnya (ongkos kirim)," ungkap ibu satu anak ini.
Bagaimana saat pandemi seperti saat ini, bagi yang memang pendapatannya tidak terganggu seperti Annissa, inilah kesempatan untuk semakin berhemat. Pasalnya, kini tidak ada lagi buka puasa di luar rumah atau buka bersama teman-teman.
"Tidak ada lagi undangan buka puasa bareng. Kalau sekarang kan kita diam di rumah ya masak saja. Kondisi juga lebih tenang sekarang karena enggak diburu-buru waktu pulang kantor biar bisa buka puasa di rumah. Intinya, tidak jajan di luar," jelasnya.
Pengeluaran rutin setiap Lebaran pun ada yang dipangkas tahun ini. Seperti biaya mudik tidak ada, sehingga alokasi ini dapat menambah nilai investasi atau dana darurat.
"Masih tetap kirim ke orang tua, pengeluaran lain tidak ada lagi karena saya tidak beli baju baru saat lebaran. Kini hanya zakat dan sedekah yang menjadi prioritas pengeluaran," sambung perempuan yang juga seorang blogger parenting ini.
Bagi perencana keuangan Melvin Mumpuni, saat pandemi seperti saat ini banyak masyarakat yang dalam kondisi bertahan hidup, sehingga perlu mengetahui kebutuhan prioritas. Kemudian juga meningkatkan jumlah dana darurat ke kondisi normal atau menambah jumlah dana darurat.
Saat seperti ini, masyarakat juga harus mulai mengenal dana darurat, yakni dana yang dapat disimpan yang kemudian dapat dipakai saat kondisi sulit.
Lihat Juga :
tulis komentar anda