China Lockdown Lagi, Harga Minyak Mentah Terkoreksi
Jum'at, 10 Juni 2022 - 11:20 WIB
JAKARTA - Harga minyak mentah hari ini melandai pada perdagangan sesi pagi, Jumat (10/6/2022). Namun,koreksi yang terjadi masih berada di dekat level tertingginya.
Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 10:25 WIB menunjukkan, harga minyak Brent kontrak Agustus 2022 turun 0,60% di USD122,33 per barel, sementara Brent untuk pengiriman September 2022 melemah 0,57% di USD119,61 per barel.
West Texas Intermediate (WTI) Juli 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) merosot 0,60% di USD120,78 per barel, sedangkan WTI Agustus 2022 tumbuh 0,63% di USD120,74 per barel.
Kendati harga memerah pagi ini, reli minyak telah terjadi selama dua bulan terakhir. Brent berada di area tertingginya empat pekan berturut-turut. Sedangkan WTI menguat selama tujuh minggu berturut-turut.
Sentimen utama komoditas minyak datang dari daratan China. Setelah pasar menyambut positif relaksasi lockdown, kini sebagian wilayah di Shanghai mulai diberlakukan lockdown kembali.
"Pembatasan pandemi baru di Shanghai menimbulkan kekhawatiran atas permintaan di China," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd, dilansir Reuters, Jumat (10/6/2022).
Meskipun pagi ini harga minyak lesu, ekspektasi pasokan global yang ketat masih dapat berlanjut dan mendongkrak harga.
Kazuhiko menilai katalis pemicu kenaikan harga minyak datang dari permintaan bahan bakar di Amerika Serikat (AS), hingga lambatnya peningkatan produksi minyak mentah oleh OPEC+.
Data bursa Intercontinental Exchange (ICE) hingga pukul 10:25 WIB menunjukkan, harga minyak Brent kontrak Agustus 2022 turun 0,60% di USD122,33 per barel, sementara Brent untuk pengiriman September 2022 melemah 0,57% di USD119,61 per barel.
West Texas Intermediate (WTI) Juli 2022 di New York Mercantile Exchange (NYMEX) merosot 0,60% di USD120,78 per barel, sedangkan WTI Agustus 2022 tumbuh 0,63% di USD120,74 per barel.
Kendati harga memerah pagi ini, reli minyak telah terjadi selama dua bulan terakhir. Brent berada di area tertingginya empat pekan berturut-turut. Sedangkan WTI menguat selama tujuh minggu berturut-turut.
Sentimen utama komoditas minyak datang dari daratan China. Setelah pasar menyambut positif relaksasi lockdown, kini sebagian wilayah di Shanghai mulai diberlakukan lockdown kembali.
"Pembatasan pandemi baru di Shanghai menimbulkan kekhawatiran atas permintaan di China," kata Kazuhiko Saito, kepala analis di Fujitomi Securities Co Ltd, dilansir Reuters, Jumat (10/6/2022).
Meskipun pagi ini harga minyak lesu, ekspektasi pasokan global yang ketat masih dapat berlanjut dan mendongkrak harga.
Kazuhiko menilai katalis pemicu kenaikan harga minyak datang dari permintaan bahan bakar di Amerika Serikat (AS), hingga lambatnya peningkatan produksi minyak mentah oleh OPEC+.
tulis komentar anda