Pasca Merger, Pelindo Bukukan Laba Rp3,2 Triliun di 2021
Jum'at, 24 Juni 2022 - 23:23 WIB
JAKARTA - Group Head Sekretariat Perusahaan Pelindo Ali Mulyono mengatakan, setelah melakukan merger, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo tahun 2021 berhasil membukukan laba sebesar Rp3,2 triliun, naik dibandingkan perolehan tahun 2020 yang mencapai Rp3 triliun.
Program merger yang dijalankan pada Oktober 2021 mencatatkan capaian positif, di mana Perseroan telah membukukan pendapatan usaha senilai Rp28,8 Triliun, naik dibandingkan pendapatan usaha 2020 yakni sebesar Rp26,6 Triliun.
Selain itu, Pelindo juga memberikan kontribusi pada negara melalui setoran dividen, PNBP, konsesi, PPH, PPN dan PBB dengan nilai total Rp4,7 Triliun pada tahun buku 2021.
“Salah satu fokus utama Pelindo pasca merger adalah transformasi operasional pada kluster petikemas melalui standardisasi dan sistemisasi pelabuhan,” ungkap Ali dalam keterangan pers, Jumat (24/6/2022).
Ali menambahkan selama hampir delapan bulan pasca merger, ada peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan.
Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.
Dia melanjutkan, di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam menjadi 45 boks per kapal per jam.
Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari.
Program merger yang dijalankan pada Oktober 2021 mencatatkan capaian positif, di mana Perseroan telah membukukan pendapatan usaha senilai Rp28,8 Triliun, naik dibandingkan pendapatan usaha 2020 yakni sebesar Rp26,6 Triliun.
Selain itu, Pelindo juga memberikan kontribusi pada negara melalui setoran dividen, PNBP, konsesi, PPH, PPN dan PBB dengan nilai total Rp4,7 Triliun pada tahun buku 2021.
“Salah satu fokus utama Pelindo pasca merger adalah transformasi operasional pada kluster petikemas melalui standardisasi dan sistemisasi pelabuhan,” ungkap Ali dalam keterangan pers, Jumat (24/6/2022).
Ali menambahkan selama hampir delapan bulan pasca merger, ada peningkatan kinerja dan produktivitas di sejumlah pelabuhan.
Peningkatan produktivitas bongkar muat diukur dengan parameter boks per kapal per jam (BSH) dan pengurangan port stay atau waktu sandar kapal di pelabuhan yang diukur dengan jumlah hari.
Dia melanjutkan, di Terminal Peti Kemas (TPK) Belawan, jumlah bongkar muat naik lebih dari dua kali lipat dari 20 boks per kapal per jam menjadi 45 boks per kapal per jam.
Kecepatan bongkar muat itu membuat waktu sandar kapal dapat berkurang menjadi setengahnya, dari dua hari menjadi hanya satu hari.
tulis komentar anda