Menjadikan Lulusan Perguruan Tinggi Cepat dapat Kerja hingga Entrepreneur
Kamis, 30 Juni 2022 - 01:08 WIB
JAKARTA - Kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk bekerja dalam Industri saat ini masih menjadi masalah yang melanda para lulusan perguruan tinggi di Indonesia. Apa yang diajarkan di perguruan tinggi dengan apa yang menjadi persoalan dalam industri kerja seringkali belum mendukung lulusan agar siap untuk bekerja secara maksimal.
Hal ini, mendorong perguruan tinggi di Indonesia agar mampu untuk membangun kurikulum serta menciptakan program yang secara nyata dapat mempersiapkan lulusan, bahkan sedari di bangku perkuliahan.
Tidak hanya itu, disrupsi teknologi yang saat ini terjadi di dalam Era Revolusi Industri 4.0, juga wajib menjadi perhatian agar para SDM mampu memiliki keterampilan dalam ekosistem digital saat ini. Berbagai hal tersebut mendorong perguruan tinggi untuk memperbarui keterhubungan antara SDM dengan industri melalui kurikulum dan program-program yang diberikan.
Memahami akan hal tersebut, perguruan tinggi wajib hadir dengan inovasi-inovasi dalam kurikulum pembelajaran, dan melalui program-program di luar pembelajaran dalam kelas. Salah satunya adalah Program (2+1)+1, yang digagas oleh Binus University untuk mendukung Binusian agar siap untuk “terjun” ke dalam industri, bahkan dari sebelum diwisuda.
Program (2+1)+1 sendiri merupakan program unggulan yang salah satunya terdiri dari Enrichment Program, dimana mahasiswa dapat memilih untuk menjalankan magang atau internship, ataupun merintis usaha.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga dapat memilih untuk melakukan riset, studi lanjut, pengembangan komunitas, studi ke luar negeri, dan studi independen spesifik. Dengan adanya kesempatan untuk masuk ke dalam berbagai perusahaan multinasional melalui internship, mahasiswa Binus University pun dibekali dengan keterampilan untuk memecahkan masalah secara langsung dalam industri, sehingga semakin mendukung Binusian untuk mendapatkan pekerjaan sebelum diwisuda.
Selain itu, kesempatan untuk membangun usaha start-up, yang didampingi melalui kegiatan coaching,dari pelaku bisnis hingga menjembatani dengan para venture capitalist. Saat ini, sebesar 75% dari lulusan telah bekerja di perusahaan nasional dan multinasional dalam kurun waktu 6 bulan sebelum di wisuda.
Selain itu, tidak sedikit pula Binusian yang berhasil mebangun start-up yang telah berkembang menjadi besar, antara lain Willson Cuaca, co-founder dari East Ventures dan alumni Computer Science Program dan juga Raymond Chin, CEO Ternakuang dan alumni Mobile Application & Technology Program.
Hal ini, mendorong perguruan tinggi di Indonesia agar mampu untuk membangun kurikulum serta menciptakan program yang secara nyata dapat mempersiapkan lulusan, bahkan sedari di bangku perkuliahan.
Tidak hanya itu, disrupsi teknologi yang saat ini terjadi di dalam Era Revolusi Industri 4.0, juga wajib menjadi perhatian agar para SDM mampu memiliki keterampilan dalam ekosistem digital saat ini. Berbagai hal tersebut mendorong perguruan tinggi untuk memperbarui keterhubungan antara SDM dengan industri melalui kurikulum dan program-program yang diberikan.
Memahami akan hal tersebut, perguruan tinggi wajib hadir dengan inovasi-inovasi dalam kurikulum pembelajaran, dan melalui program-program di luar pembelajaran dalam kelas. Salah satunya adalah Program (2+1)+1, yang digagas oleh Binus University untuk mendukung Binusian agar siap untuk “terjun” ke dalam industri, bahkan dari sebelum diwisuda.
Program (2+1)+1 sendiri merupakan program unggulan yang salah satunya terdiri dari Enrichment Program, dimana mahasiswa dapat memilih untuk menjalankan magang atau internship, ataupun merintis usaha.
Tidak hanya itu, mahasiswa juga dapat memilih untuk melakukan riset, studi lanjut, pengembangan komunitas, studi ke luar negeri, dan studi independen spesifik. Dengan adanya kesempatan untuk masuk ke dalam berbagai perusahaan multinasional melalui internship, mahasiswa Binus University pun dibekali dengan keterampilan untuk memecahkan masalah secara langsung dalam industri, sehingga semakin mendukung Binusian untuk mendapatkan pekerjaan sebelum diwisuda.
Selain itu, kesempatan untuk membangun usaha start-up, yang didampingi melalui kegiatan coaching,dari pelaku bisnis hingga menjembatani dengan para venture capitalist. Saat ini, sebesar 75% dari lulusan telah bekerja di perusahaan nasional dan multinasional dalam kurun waktu 6 bulan sebelum di wisuda.
Selain itu, tidak sedikit pula Binusian yang berhasil mebangun start-up yang telah berkembang menjadi besar, antara lain Willson Cuaca, co-founder dari East Ventures dan alumni Computer Science Program dan juga Raymond Chin, CEO Ternakuang dan alumni Mobile Application & Technology Program.
Lihat Juga :
tulis komentar anda