Krisis Gas Eropa Bikin Swiss Ketakutan, Penjatahan Energi Jadi Opsi
Senin, 04 Juli 2022 - 11:40 WIB
ZURICH - Sektor bisnis di Swiss akan menjadi yang pertama merasakan penjatahan energi apabila terjadi kekurangan pasokan, seperti disampaikan oleh Menteri Energi, Simonetta Sommaruga. Ia juga memperingatkan, bahwa pemerintah tidak dapat menjamin akan selalu ada cukup gas untuk semuanya.
Swiss yang terkurung daratan mendapatkan gasnya melalui pusat perdagangan di negara-negara tetangga Uni Eropa , sehingga gangguan di sana juga akan mempengaruhi Swiss.
Sementara itu Swiss memiliki permintaan gas yang relatif rendah, dimana mencakup sekitar 15% dari total konsumsi energi. Sebanyak kurang lebih 42% gas digunakan untuk memanaskan rumah tangga, dan sisanya untuk industri lalu selanjutnya sektor jasa serta transportasi, menurut data pemerintah.
Namun, Swiss tetap bergantung pada impor migas. "Itulah sebabnya tidak ada yang bisa menjamin bahwa akan selalu ada cukup gas untuk semua orang," kata Sommaruga kepada SonntagsZeitung seperti dikutip dari Reuters.
Pernyataan itu dilontarkan setelah pemerintah Swiss menguraikan rencana untuk mengatasi kemungkinan kekurangan gas alam pada musim dingin kali ini. Pemerintah Swiss juga mengatakan, bisa saja menerapkan kebijakan penjatahan jika langkah-langkah lain terbukti tidak cukup dalam mengamankan pasokan.
Jika terjadi kekurangan gas dan listrik di Swiss, penjatahan energi pertama-tama akan diterapkan bagi sektor bisnis. Sommaruga mengatakan "pada awalnya akan ada pembatasan untuk eskalator atau tanda neon, misalnya", Ia juga menambahkan bahwa pemerintah ingin "menyelamatkan rumah tangga selama mungkin".
Dia juga mendesak Swiss untuk berinvestasi lebih banyak dalam perluasan tenaga surya, biogas, angin, dan tenaga air. Mewaspadai kerentanan rantai pasokan, perubahan iklim dan konflik seperti yang terjadi di Ukraina, pemerintah Swiss juga sedang mempertimbangkan untuk memperluas cadangan makanan daruratnya untuk memastikan negara itu tidak dilanda kekurangan kopi, biji-bijian dan gula.
Negara tetangga mereka yakni Jerman seperti diketahui telah bergerak bulan lalu ke tahap dua dari 3 rencana darurat krisis gas setelah Rusia mengurangi pengiriman melalui pipa Nord Stream 1. Tersisa satu langkah lagi sebelum pemerintah menjatah konsumsi bahan bakar.
Swiss yang terkurung daratan mendapatkan gasnya melalui pusat perdagangan di negara-negara tetangga Uni Eropa , sehingga gangguan di sana juga akan mempengaruhi Swiss.
Sementara itu Swiss memiliki permintaan gas yang relatif rendah, dimana mencakup sekitar 15% dari total konsumsi energi. Sebanyak kurang lebih 42% gas digunakan untuk memanaskan rumah tangga, dan sisanya untuk industri lalu selanjutnya sektor jasa serta transportasi, menurut data pemerintah.
Namun, Swiss tetap bergantung pada impor migas. "Itulah sebabnya tidak ada yang bisa menjamin bahwa akan selalu ada cukup gas untuk semua orang," kata Sommaruga kepada SonntagsZeitung seperti dikutip dari Reuters.
Pernyataan itu dilontarkan setelah pemerintah Swiss menguraikan rencana untuk mengatasi kemungkinan kekurangan gas alam pada musim dingin kali ini. Pemerintah Swiss juga mengatakan, bisa saja menerapkan kebijakan penjatahan jika langkah-langkah lain terbukti tidak cukup dalam mengamankan pasokan.
Jika terjadi kekurangan gas dan listrik di Swiss, penjatahan energi pertama-tama akan diterapkan bagi sektor bisnis. Sommaruga mengatakan "pada awalnya akan ada pembatasan untuk eskalator atau tanda neon, misalnya", Ia juga menambahkan bahwa pemerintah ingin "menyelamatkan rumah tangga selama mungkin".
Dia juga mendesak Swiss untuk berinvestasi lebih banyak dalam perluasan tenaga surya, biogas, angin, dan tenaga air. Mewaspadai kerentanan rantai pasokan, perubahan iklim dan konflik seperti yang terjadi di Ukraina, pemerintah Swiss juga sedang mempertimbangkan untuk memperluas cadangan makanan daruratnya untuk memastikan negara itu tidak dilanda kekurangan kopi, biji-bijian dan gula.
Negara tetangga mereka yakni Jerman seperti diketahui telah bergerak bulan lalu ke tahap dua dari 3 rencana darurat krisis gas setelah Rusia mengurangi pengiriman melalui pipa Nord Stream 1. Tersisa satu langkah lagi sebelum pemerintah menjatah konsumsi bahan bakar.
(akr)
tulis komentar anda