Influencer Dipercaya Memiliki Pengaruh Menggaet Pasar
Selasa, 05 Juli 2022 - 14:35 WIB
JAKARTA - Hasil Riset Nielsen melaporkan peran influencer cukup besar dalam strategi menggaet pasar. Berdasarkan laporan keterlibatan influencer dalam suatu brand dapat mendongkrak penjualan atau pemasaran dari produk yang ditawarkan perusahaan.
Nielsen Trust in Advertising 2021, 71 persen merilis konsumen global mempercayai bahwa iklan, opini, maupun penempatan produk dari para influencer. "Menariknya, tidak semua promosi influencer dimulai dengan brand," tulis laporan Nielsen dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Selasa (5/7/2022).
Faktanya dalam hasil riset ditemukan sejumlah influencer justru menjadi inspirasi kampanye brand besar. Sebagai contoh, video Barbara Kristoffersen memuat hoodie Gap dengan warna yang sudah lama tidak diproduksi perusahaan sejak 2.000 justru memunculkan hastag brownhoodie yang viral, dengan total engagement mencapai 188.35 persen dan membuat jaket tersebut dijual pada situs-situs barang bekas dengan harga mencapai USD300.
"Gap dengan cepat memanfaatkan pembicaraan organik ini untuk meningkatkan penjualan mereknya, bekerja sama dengan influencer tambahan, Gap membuat kampanye gaphoodie yang menghasilkan lebih dari 6,5 juta penonton," tulis riset tersebut.
Sesuai hasil kuartal pertama 2022 dari penelitian ini, rata-rata 80 persen pemirsa iklan influencer dapat mengingat brand yang ditampilkan dalam iklan. Iklan influencer mendorong peningkatan 9 poin dalam brand affinity, dan niat pembelian relatif terhadap konsumen yang tidak melihat iklan influencer.
Menurut data Nielsen InfluenceScope, influencers mampu menjadi sarana untuk meningkatkan brand awareness pemasar yang dapat mengkombinasikan persona yang tepat dengan konten dan engagement.
Brand yang mampu menyesuaikan citra mereka dengan influencers yang tepat akan menjadi sumber terpercaya bagi para konsumen, dan brand tersebut akan diingat konsumen ketika mereka akan berbelanja.
Nielsen Trust in Advertising 2021, 71 persen merilis konsumen global mempercayai bahwa iklan, opini, maupun penempatan produk dari para influencer. "Menariknya, tidak semua promosi influencer dimulai dengan brand," tulis laporan Nielsen dalam keterangannya dikutip di Jakarta, Selasa (5/7/2022).
Faktanya dalam hasil riset ditemukan sejumlah influencer justru menjadi inspirasi kampanye brand besar. Sebagai contoh, video Barbara Kristoffersen memuat hoodie Gap dengan warna yang sudah lama tidak diproduksi perusahaan sejak 2.000 justru memunculkan hastag brownhoodie yang viral, dengan total engagement mencapai 188.35 persen dan membuat jaket tersebut dijual pada situs-situs barang bekas dengan harga mencapai USD300.
"Gap dengan cepat memanfaatkan pembicaraan organik ini untuk meningkatkan penjualan mereknya, bekerja sama dengan influencer tambahan, Gap membuat kampanye gaphoodie yang menghasilkan lebih dari 6,5 juta penonton," tulis riset tersebut.
Sesuai hasil kuartal pertama 2022 dari penelitian ini, rata-rata 80 persen pemirsa iklan influencer dapat mengingat brand yang ditampilkan dalam iklan. Iklan influencer mendorong peningkatan 9 poin dalam brand affinity, dan niat pembelian relatif terhadap konsumen yang tidak melihat iklan influencer.
Menurut data Nielsen InfluenceScope, influencers mampu menjadi sarana untuk meningkatkan brand awareness pemasar yang dapat mengkombinasikan persona yang tepat dengan konten dan engagement.
Brand yang mampu menyesuaikan citra mereka dengan influencers yang tepat akan menjadi sumber terpercaya bagi para konsumen, dan brand tersebut akan diingat konsumen ketika mereka akan berbelanja.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda