Menkeu Sebut Pandemi Corona Ciptakan Efek Domino Perekonomian
Sabtu, 27 Juni 2020 - 14:23 WIB
JAKARTA - Serangan pandemi virus Corona (Covid-19) di Indonesia begitu terasa di Provinsi DKI Jakarta , Jawa Timur, dan Jawa Barat. Selain itu, juga terasa berat di Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan daerah-daerah yang paling banyak terinfeksi virus Corona adalah penyumbangan terbesar ekonomi. Tak pelak, kondisi itu jelas menimbulkan efek domino bagi perekonomian nasional.
"Karena paling banyak itu di Jawa yang terkena, apalagi Jakarta, karena merupakan episentrum kasus positif virus Corona di Indonesia. Dan mereka itu penyumbang terbesar ekonomi Indonesia," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Sabtu (27/6/2020). ( Baca:493 Tahun Kota Jakarta dan Fokus Memulihkan Ekonomi )
Dia melanjutkan tingginya kasus Corona akan membuat pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah menurun. Sebab, peningkatan jumlah kasus disikapi dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat, sehingga benar-benar mengurangi aktivitas ekonomi masyarakat.
"Jakarta itu sumbangan PDB-nya (ke pertumbuhan ekonomi nasional) 18 persen, sehingga dengan adanya PSBB pasti akan pengaruhi PDB dari DKI Jakarta dan juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelasnya.
Dia menambahkan, pada kuartal II tahun ini, pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi alias minus 3,8%. Hal ini juga diikuti pertimbuhan ekonomi global yang juga akan negatif dikarenakan tertekannya Covid-19.
"Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan sebelumnya yang hanya minus 3,2%. Namun kuartal II kita alami tekanan, kemungkinan dalam kondisi negatif," tandasnya.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan daerah-daerah yang paling banyak terinfeksi virus Corona adalah penyumbangan terbesar ekonomi. Tak pelak, kondisi itu jelas menimbulkan efek domino bagi perekonomian nasional.
"Karena paling banyak itu di Jawa yang terkena, apalagi Jakarta, karena merupakan episentrum kasus positif virus Corona di Indonesia. Dan mereka itu penyumbang terbesar ekonomi Indonesia," ujar Sri Mulyani di Jakarta, Sabtu (27/6/2020). ( Baca:493 Tahun Kota Jakarta dan Fokus Memulihkan Ekonomi )
Dia melanjutkan tingginya kasus Corona akan membuat pertumbuhan ekonomi masing-masing daerah menurun. Sebab, peningkatan jumlah kasus disikapi dengan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang ketat, sehingga benar-benar mengurangi aktivitas ekonomi masyarakat.
"Jakarta itu sumbangan PDB-nya (ke pertumbuhan ekonomi nasional) 18 persen, sehingga dengan adanya PSBB pasti akan pengaruhi PDB dari DKI Jakarta dan juga mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelasnya.
Dia menambahkan, pada kuartal II tahun ini, pertumbuhan ekonomi akan mengalami kontraksi alias minus 3,8%. Hal ini juga diikuti pertimbuhan ekonomi global yang juga akan negatif dikarenakan tertekannya Covid-19.
"Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan sebelumnya yang hanya minus 3,2%. Namun kuartal II kita alami tekanan, kemungkinan dalam kondisi negatif," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda