RI Dikepung Gejolak Ekonomi Global, Hary Tanoesoedibjo: Pemerintah Cepat Tanggap
Selasa, 26 Juli 2022 - 23:03 WIB
JAKARTA - Ekonomi Indonesia tengah menghadapi tantangan global mulai dari inflasi, krisis pangan hingga tren kenaikan suku bunga acuan. Hal ini dikhawatirkan dapat mempengaruhi kondisi makro perekonomian dalam negeri.
Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo mengatakan, pemerintah Indonesia cukup responsif dalam menghadapi gejolak ekonomi dunia . "Pemerintah cepat tanggap dalam membangun industri yang berbasis nilai tambah," kata Hary dalam acara Mid-Year Investment Outlook 2022 MNC Sekuritas, Selasa (26/7/2022).
Menurut Hary, kenaikan harga minyak memberi dampak terhadap ekonomi nasional. Namun, hal itu dapat diantisipasi dengan memaksimalkan surplus yang diperoleh dari keuntungan penjualan komoditas.
"Indonesia didukung oleh komoditi yang meningkat pesat, serta tindakan pemerintah membangun industri yang berbasis nilai tambah. Selain itu, dengan adanya Covid-19, tercipta bisnis baru, pertumbuhan home industry, kehadiran e-commerce, dan pertumbuhan hal-hal berbasis digital yang sangat pesat," tambahnya.
Hary mewaspadai tren kenaikan suku bunga global dapat membawa arus investasi asing beranjak ke luar yang sekaligus dapat memperlemah nilai rupiah. Kendati demikian, dirinya optimis pertumbuhan ekonomi nasional dapat berjalan sesuai ekspektasi pasar.
"Secara overall Indonesia masih oke, masih tidak masalah, bahkan kalo kita lihat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang saya baca tadi 2022 masih kisaran 4,7% sampai 5,5% dari Bank Indonesia. Kemudian tahun depan bahkan naik 5.3%-5.9%, jadi bagus," tandasnya.
Lihat Juga: MNC Sekuritas dan CGS International Sekuritas Indonesia Tawarkan Waran Terstruktur Seri Terbaru
Executive Chairman MNC Group, Hary Tanoesoedibjo mengatakan, pemerintah Indonesia cukup responsif dalam menghadapi gejolak ekonomi dunia . "Pemerintah cepat tanggap dalam membangun industri yang berbasis nilai tambah," kata Hary dalam acara Mid-Year Investment Outlook 2022 MNC Sekuritas, Selasa (26/7/2022).
Baca Juga
Menurut Hary, kenaikan harga minyak memberi dampak terhadap ekonomi nasional. Namun, hal itu dapat diantisipasi dengan memaksimalkan surplus yang diperoleh dari keuntungan penjualan komoditas.
"Indonesia didukung oleh komoditi yang meningkat pesat, serta tindakan pemerintah membangun industri yang berbasis nilai tambah. Selain itu, dengan adanya Covid-19, tercipta bisnis baru, pertumbuhan home industry, kehadiran e-commerce, dan pertumbuhan hal-hal berbasis digital yang sangat pesat," tambahnya.
Baca Juga
Hary mewaspadai tren kenaikan suku bunga global dapat membawa arus investasi asing beranjak ke luar yang sekaligus dapat memperlemah nilai rupiah. Kendati demikian, dirinya optimis pertumbuhan ekonomi nasional dapat berjalan sesuai ekspektasi pasar.
"Secara overall Indonesia masih oke, masih tidak masalah, bahkan kalo kita lihat proyeksi pertumbuhan ekonomi yang saya baca tadi 2022 masih kisaran 4,7% sampai 5,5% dari Bank Indonesia. Kemudian tahun depan bahkan naik 5.3%-5.9%, jadi bagus," tandasnya.
Lihat Juga: MNC Sekuritas dan CGS International Sekuritas Indonesia Tawarkan Waran Terstruktur Seri Terbaru
(akr)
tulis komentar anda